Part 6

69.7K 3.2K 30
                                    


Happy reading guys...
Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!

***

"Kau bisa tinggal disini saja Lauren, aku kesepian jika Vanny pergi" ucap mom sedih.

"Tidak bisa aunty, lagipula jika di apart akan lebih dekat ke kantor" jawab Lauren berusaha meyakinkan Sarah agar mengizinkan dirinya pulang.

"Baiklah kalau begitu, jangan sungkan berkunjung lagi kemari jika kau sempat" ucap Sarah kemudian memeluk Lauren. "Apa kau akan pulang ke penthouse mu?"tanyanya pada putra nya.

"Ya, akan terlalu jauh jika pulang kemari" jawabnya cepat.

"Ayo Lauren" ajak Dave menggenggam tangannya dan Lauren berjalan beriringan dengan nya.

"Kak, jangan lupa untuk menjaga kakak ipar ku" teriak Vanny begitu mereka sampai dipintu keluar.

Membuat wajah cantik Lauren memerah karnanya.

"Dengan wajah merah seperti itu kau terlihat semakin cantik" bisik Dave membuat Lauren semakin memerah.

***

"Apa kau jarang pulang ke rumahmu?"tanya Lauren penasaran.

"Sebenarnya tidak juga, biasanya aku akan pulang seminggu sekali jika sempat" jawab Dave santai. Mulut Lauren membulat membentuk huruf 'o' .

"Dave?"panggil Lauren yang dibalas deheman pelan dari Dave.

"Boleh aku minta sesuatu darimu?"tanyanya ragu.

"Tak usah sungkan begitu, kau bilang saja ingin apa?"tawar Dave membuat Lauren tersenyum.

"Benarkah? Sebenarnya ak-aku, aku ingin memeluk mu. Apa boleh?"pinta Lauren canggung. Tapi Dave justru tertawa dengan keras.

"Kau tau Lauren? Kau ini benar benar naif, kau tak perlu minta izinku untuk hal semacam itu" jawab Dave yang merasa heran dengan Lauren.

Lauren mendengus kesal. "Tak apa jika tak boleh, aku akan cari pria lain saja yang mau ku peluk"

"Kau ini apa apaan! Kemari, dekat kan tubuhmu padaku" ucap Dave setengah kesal.
Lauren pun menurutinya, merapatkan tubuhnya kearah pria itu. Menyandarkan kepalanya dibahu Dave.

"Aku merasa sangat nyaman, kalau aku ketiduran bagaimana?"tanya Lauren.

"Tidak papa, tidurlah jika kau lelah" ucap Dave mulai mengelus kepala Lauren.
Fyi, sekarang mereka pulang dengan supir hingga Dave dan Lauren bisa leluasa di bangku penumpang.

Dan benar, tak lama terdengar nafas teratur Lauren. Dave tersenyum dan mengecup singkat kening Lauren.

***

"Lauren, sayang... kita sudah sampai di apart mu, apa kau tak mau turun" Dave mencoba membangunkan Lauren dengan menepuk pipinya pelan.
Namun yang terjadi Lauren justru mengerat kan pelukannya ketubuh Dave.

Dave pun memutuskan untuk menggendong Lauren dan membawanya kekamar nya. Dave memencet password dengan lancar seolah ruangan itu adalah miliknya sendiri.

"Jangan tinggalkan aku... aku tak mau sendiri lagi..." gumam Lauren ditengah tidurnya begitu Dave membaringkan tubuhnya di ranjang.

"Aku takkan meninggalkan mu, tidurlah dengan nyenyak" bisik Dave ditelinga Lauren.

"Temani aku ayah... aku takut" gumam Lauren masih dalam tidurnya.

Dave mematung mendengarnya, gadis ini sangat mengharapkan kehadiran orang tuanya, hal yang sangat tidak mungkin dia turuti. Andai saja mereka masih hidup, Dave pasti akan sekuat tenaga mencari mereka bahkan sampai ke ujung bumi. Sayangnya mereka sudah tiada. Membuat Dave tak berdaya.

Dave kembali memeluk Lauren, dia akan menginap disini malam ini untuk menemani Lauren.

***
Lauren kecil sedang naik mobil bersama kedua orang tuanya. Sangat terlihat bahwa mereka adalah keluarga kecil yang bahagia.

Lauren duduk dibangku penumpang sementara orang tuanya duduk dikursi depan. "Ayah kapan kita akan sampai rumah?"tanya Lauren yang mulai mengantuk karna malam memang sudah larut.

"Sebentar lagi sayang" jawab ibunya lembut.

"Kalau sudah besar Lauren ingin jadi apa?"tanya ayahnya yang sedang fokus menyetir.

"Aku ingin jadi seperti ayah dan ibu, aku jadi sekertaris dan suamiku jadi boss ku. Bukankah itu keren?"jawabnya cepat. Membuat kedua orang tuanya terkekeh.

Entah apa yang terjadi, tiba tiba sebuah truk melintas ugal ugalan dan seketika menghantam mobil yang mereka tumpangi.
Brakk....

Mobil itu hampir tak berbentuk lagi,kedua orang tua Lauren meninggal di tempat. Beruntung gadis kecil itu bisa diselamatkan.
Gadis itu menangis sejadi jadinya.
"Ayah ibu bangunlah jangan tinggalkan aku" teriaknya dengan gemetaran, bajunya penuh dengan bercak darah. Orang disekitarnya pun menolongnya.
Namun gadis kecil itu masih saja memanggil ayah dan ibunya.

"Ayah! Ibu!"teriak Lauren terbangun dari tidurnya. Tangannya gemetaran sama seperti saat itu, wajahnya basah oleh air mata.

Teriakan Lauren membuat Dave tersentak kaget dan terjaga dari tidurnya.

"Apa kau mimpi buruk sayang?"tanya Dave memeluk Lauren. Dan Lauren pun membalasnya tak kalah erat.

"Ayah... kenapa kau meninggalkan ku? Aku takut ayah, kembalilah bersama ibu... aku ingin kalian... hiks...hiks... " jawab Lauren terisak di pelukan Dave, mengira pria itu adalah ayahnya karna dia masih dalam keadaan setengah sadar.

Lagi, Dave membeku mendengar Lauren. Mau tak mau dia ikut merasa sakit dengan keadaan Lauren.

Dave sama sekali tak menyangka, kalau Lauren yang terlihat pekerja keras dan kuat ternyata begitu rapuh didalamnya.
Lauren masih saja menangis di pelukannya.

"Tidurlah sayang, aku akan memelukmu sampai pagi" ucap Dave menenangkan Lauren.

"Jangan tinggalkan aku lagi ayah" lirihnya dibalas anggukan samar Dave, entah Lauren bisa melihatnya atau tidak.

Dave sudah memutuskan kalau dialah yang akan mengambil tanggung jawab untuk menjaga Lauren. Serta akan menikahinya agar bisa memberikan Lauren keluarga yang utuh. Lagipula dia terlalu menyayangi Lauren dan tak akan sanggup jika melihat Lauren terus seperti ini.

Dave memutuskan untuk ikut tidur dengan Lauren dipelukannya.

***
Gila! Ini cerita makin lama makin gaje ya? Aku aja heran kenapa bisa gitu.

Tapi tetep vomment ya...

Love and hug
-AKP-

My CEO My Love [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum