Part 15

53.3K 2.4K 56
                                    

Happy reading guys...
Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!

***

Pagi ini mereka-Lauren dan Dave- berangkat dengan suasana hati yang sama sama baik karena acara bolos kemarin.

Meskipun banyak yang menatap aneh kearah Lauren. Adapula yang berbisik, bahkan ada beberapa yang menyindir nya saat berjalan berdampingan dengan Dave. Jangan tanya apa sebabnya karna kalian tau kejadian di lobi itu.

Lauren tak memusingkan nya. Justru Dave yang dari tadi seolah ingin meledak.

"Sialan! Akan kupecat mereka semua" kesal Dave pelan namun sarat akan dendam.

"Sudahlah biarkan saja, lagipula aku tidak papa. Tenang saja" ucap Lauren mencoba menenangkan kekasihnya.

"Tapi mereka terang-terangan menghina calon istriku didepanku! Apa aku harus diam saja!" kesalnya -lagi- dengan nafas yang memburu menahan emosi, sementara Lauren tersenyum tipis.

"Aku tau kau sangat mencintaiku, tapi tenanglah. Diam atau aku akan marah" ancam Lauren namun dengan nada bercanda. Dan itu sedikit mengurangi ketegangan Dave.

"Kau memang malaikat ku" ucap Dave kemudian tanpa malu mencium singkat bibir Lauren membuat para pegawai wanita memekik.

"Kau ini! Waktunya bekerja, sana pergi" usir Lauren membuat Dave cemberut, dan itu sungguh terlihat lucu.

"Lauren, aku marah padamu" rajuk Dave membuat Lauren tertawa dan menjulurkan lidahnya. Dan akhirnya Dave pergi ke ruangannya yang terpisah dengan pintu penghubung dengan ruangan Lauren.

***

"Kyle, aku ke toilet sebentar" pamit Lauren memecah keheningan.

"Ayo aku ikut, aku juga mau ke toilet sejak tadi" aku Kyle membuat Lauren meringis. Jadi gadis itu menahannya?

Mereka berjalan beriringan sambil sesekali melihat kinerja pegawai lainnya.

"Lauren apa kau masih lama? Aku ada panggilan masuk" tanya Kyle pada Lauren yang sedang mematut diri didepan cermin.

"Tidak, aku mau merapihkan rambutku dulu. Kau duluan saja" jawabnya sambil membenarkan rambutnya yang di kuncir kuda.

"Baiklah"

Tak lama kemudian muncullah seorang wanita dari salah satu bilik kamar mandi. Wanita itu menatap Lauren dari atas sampai bawah berulang kali dengan tatapan menilai dan Lauren tau itu dari pantulan di cermin. Wanita itu, rivalnya. Jessy. Jessica Dupont.

"Kau, wanita sepertimu mau jadi rivalku? Kau bahkan tidak menarik sama sekali. Bersiaplah untuk menerima kekalahan" ucapnya meremehkan Lauren.

"Maaf nona, tapi aku tidak akan melepaskan apa yang kumiliki semudah itu" timpal Lauren santai kemudian berjalan keluar sebelum lengannya dicekal dengan kuat.

"Kau! Kau berani padaku?! Akan kubuat kau tau dimana posisi mu" ancamnya marah kemudian menarik rambut Lauren keras hingga Lauren mengaduh kesakitan. Sebenarnya Lauren bisa saja membalas wanita itu, tapi nanti apa bedanya dia dan Jessy yang tidak punya otak?

"Lepaskan aku bitch!" teriak Lauren menahan sakit. Kondisi toilet yang sepi memudahkan aksi Jessy.

"Beraninya kau menyebutku bitch! " geran Jessy lalu

Plakk...

Satu tamparan keras mendarat dengan mulus di pipi Lauren hingga sudut bibirnya berdarah. Lalu dengan kekuatan penuh Jessy menendang tulang kering Lauren dengan heels nya dan mendorong Lauren sekuat tenaga hingga pergelangan tangannya menghantam wastafel dengan sangat keras *eh gile sadis banget

My CEO My Love [Completed]Where stories live. Discover now