Part 9

61.5K 2.5K 13
                                    

Happy reading guys...

Warning! Typo bertebaran!
Cerita gaje!

***

   "Soal tadi... aku minta maaf" ucap Dave memecah keheningan di mobil.

"Hmm... jangan dibahas lagi" jawab Lauren.

"Aku tidak bermaksud melakukannya, sungguh. Tapi entah kenapa-" ucap Dave meyakinkan yang dipotong Lauren.

"Kalau kau masih keras kepala lebih baik turunkan aku disini. Bukankah sudah kubilang jangan dibahas lagi" kesal Lauren dengan bibir manyun.

"Iya sayangku... jangan lupa makan ya? Atau mau ku buatkan makan malam dulu untukmu?"tawar Dave yang dibalas gelengan cepat Lauren.

"Tidak usah, besok ada meeting jam 08.00 kau harus cepat pulang dan istirahat" jawab Lauren yang memang sudah melihat schedule Dave untuk besok.

"Ok, aku pulang dulu sayang" pamit Dave begitu Lauren keluar dari mobilnya. Dan Lauren hanya mengangguk dan tersenyum.

***

Lauren memijat pelipis nya yang terasa berdenyut nyeri. Lauren memang belum makan apapun dari kemarin siang. Alasannya masih sama, dia sama sekali tidak lapar. Tapi sebenarnya tadi malam dia juga sangat sibuk mempersiapkan materi untuk meeting pagi tadi, dan tadi pagi hanya sempat meminum kopi karna bangun kesiangan.

Lauren memutuskan beranjak ke ruangan Dave untuk menyerahkan beberapa dokumen padanya.

Tok...tok...tok...

"Masuk" sahut Dave dengan suara dinginnya.

"Sir, ini rangkuman tentang hasil meeting pagi tadi" ucap Lauren sopan lalu meletakan dokumen itu di meja Dave.

"Hmm... terima kasih" jawab Dave datar lalu mendongak dan betapa terkejutnya dia mendapati wajah Lauren yang begitu pucat.

"Apa kau baik baik saja Lauren?"tanya nya khawatir.

"Aku baik baik saja sir" jawabnya singkat.

"Aku bertanya sebagai kekasih mu sayang... wajahmu sangat pucat dan kau tampak lemah" ucap Dave menghampiri Lauren yang masih setia berdiri di depannya.

"Tapi aku tidak papa, mungkin hanya kelelahan" jawab Lauren mencoba meyakinkan Dave dengan tersenyum tipis.

"Kapan terakhir kali kau makan?!"tanya Dave tegas dan menatap lurus ke arahnya. Lauren menelan salivanya dengan susah payah.

"Kemarin pagi" cicit Lauren takut

"Kemarin pagi dan kau hanya makan 2 helai roti. Ya ampun Lauren, kau ini apa mau sakit hah!"bentak Dave yang semakin membuat Lauren pusing. Tak lama kemudian dia merasa kegelapan melingkupinya dan kepalanya menubruk dada bidang Dave.

***

"Apa dia baik baik saja dok?"tanya Dave yang sayup sayup terdengar oleh Lauren yang belum membuka matanya

"Dia mengalami dehidrasi dan tampaknya tidak makan dengan teratur sehingga kondisi badannya lemah. Dia harus bedrest selama 2-3 hari untuk memulihkan kondisi tubuhnya" jawab dokter Evan -dokter pribadi keluarga Hilton- dikamar penthouse nya. Dia sengaja tak membawa Lauren kerumah sakit dengan alasan agar Lauren lebih nyaman.

Dan sekarang mereka ada di kamar Dave atau lebih tepatnya di ranjang Dave.

"Terima kasih banyak dokter" ucap Dave dan beranjak dari samping Lauren.

"Ya sama sama David ini sudah tugas saya. Dan ingat dia harus bedrest karna kondisi tubuhnya yang lemah, jangan biarkan dia bekerja keras" nasihat dokter Evan sebelum pamit pulang dari penthouse Dave.

"Baiklah dokter selamat sore" ucap Dave sebelum dokter Evan benar benar hilang dari pandangannya .

Setelah itu Dave kembali ke kamarnya dan mendapati Lauren yang belum sadarkan diri. Didekati nya Lauren, Dave duduk ditepi ranjang. Mengamati wajah Lauren seperti sekarang membuat hatinya berdesir.

Dave mengelus lembut wajah Lauren yang terlihat pucat. Lauren mengerejapkan matanya saat menerima sentuhan Dave di wajahnya.

"Dave..." lirihnya setelah matanya membuka sempurna. Yang pertama dilihatnya adalah Dave dengan senyum lembut dan tatapan penuh cintanya.

"Ya sayang... kau sudah lebih baik?"tanya Dave lembut seolah tak ada apapun yang terjadi diantara mereka sebelumnya.

"Aku ingin minum" jawab Lauren yang sebenarnya tidak nyambung dangan pertanyaan Dave, tapi Dave langsung mengambil air putih yang ada di nakas ranjangnya, dan memberikannya pada Lauren yang langsung diteguk habis olehnya.

"Terima kasih..." ucapnya serak karna radang tenggorokan yang diakibatkan oleh dehidrasi yang dialaminya. Dave mengangguk sembari tersenyum.

"Kau makan dulu ya? Aku buatkan bubur dulu beristirahatlah" ucap Dave dibalas gelengan Lauren. Dan Dave menatapnya tajam langsung menciutkan nyali Lauren.

"Aku tidak suka bubur Dave, aku ingin muntah jika memakannya. Kumohon buatkan aku sup saja..." tolak Lauren dengan suara lirih dan wajah memelas membuat Dave tak sanggup menolaknya.

Setelah 20 menit kemudian Dave kembali dengan semangkuk sup krim jagung di tangannya. Dave menatap Lauren yang duduk bersandar diranjang sambil memejamkan mata.

"Sayang..." panggil Dave membuat Lauren membuka matanya yang sedikit memerah.
"Ayo makan, kau harus minum obat" lanjutnya lembut.

"Aku sangat lemas Dave..." jawabnya hampir menyerupai bisikkan.

"Aku suapi, ayo buka mulut mu" titah Dave dan Lauren menuruti nya. Baru beberapa suapan Lauren sudah menolaknya.

"Kenapa sedikit sekali, ayo habiskan aku sudah membuatnya dengan penuh cinta" bujuk Dave agar Lauren mau makan lebih banyak.

Lauren tersenyum, Dave sangat perhatian padanya. "Terima kasih banyak Dave, tapi aku sudah kenyang"jawab Lauren lirih.

"Baiklah, aku akan ambilkan obat untukmu" ucap Dave lalu menyodorkan beberapa obat untuk diminum Lauren.

"Apa kau punya riwayat penyakit?"tanya Dave setelah meletakan gelas yang digunakan Lauren.

"Aku punya riwayat penyakit tifus tapi selama ini jarang sekali kambuh" jawab Lauren sambil memijat pelipis nya. Melihat itu Dave langsung menyuruh Lauren untuk berbaring dengan kepala Lauren yang berada bahu pria itu, yah... Dave ikut berbaring juga.

Dave memijat kepala Lauren lembut sambil sesekali mengecupnya penuh cinta. Tak lama kemudian terdengar deru nafas teratur Lauren yang menandakan gadis itu sudah mulai memasuki alam mimpi.

"Get well very soon honey..." bisik Dave ditelinga Lauren dan ikut memejamkan mata bersamanya.

***

   Huuuaaa... Aku juga heran kenapa si Lauren hobi banget pingsan dan masuk rumah sakit 😂😂😂

Love and hug
-AKP-

My CEO My Love [Completed]Where stories live. Discover now