2

2K 128 1
                                    

Kriinngg ... Kriinnggg

Jam weker bermotif doraemon itu tidak mau berhenti berbunyi, seakan tau tugasnya membangunkan wanita cantik yg masih bergulung dengan selimutnya tersebut.

"Emh, udah pagi aja" ucap gadis tersebut merentangkan tangannya dan segera berlari menuju kamar mandi.
30 menit kemudian Raya telah siap dengan pakaian kerjanya.
Segera Raya mengambil roti tawar di lemari dapur mengoleskan selai coklat kesukaannya dan memakannya perlahan.

Raya Pov

Aku telah berdiri di halte seperti biasa, tampaknya semalam hujan cukup deras terlihat dari genangan air di jalanan depan halte ini lumayan besar.
Saat tengah menunggu bis, aku dikejutkan dengan cipratan air yg membasahi seragam kerjaku.
Bukan air hujan, tp cipratan air genangan di depan halte.

Aku menggeram kesal, kulihat seorang pria dengan motor sport hijau nya berhenti di dekat halte dan tengah melihatku.
Aku yakin, pasti dia yg melakukannya. Segera aku berjalan ke arahnya.

"Eh lo tuh gak bisa bawa motor hah ? Lo gak liat sekarang pakaian gue jadi basah gini !!!" ucapku kesal. Kulihat dia membuka helm-nya, dan oh tuhan dia tampan. Namun aku segera menyadarkan diriku atas keterpesonaanku padanya.

"Lo nyalahin gue ?! Bukannya lo yg salah ngapain lo berdiri di situ, ya bukan salah gue kalau lo sekarang basah" ucap pria tersebut.

"Lo tuh emang bener-bener ya, udah salah gak mau minta maaf, liat aja gue bakalan balas lo nanti!!!" ucapku ketus dan segera meninggalkan pria tersebut. Namun sekilas aku melihatnya tersenyum memperhatikanku. Bukan senyuman manis tapi ada sesuatu yg tersirat dari senyumnya. Ada apa ? Apa ada yg salah ? Ah sudahlah aku tak mau pusing memikirkan manusia tidak tau diri sepertinya.

Author Pov

Raya memasuki cafe dengan muka di tekuk. Bajunya pun terlihat basah dan kotor. Sungguh pria tadi telah membuat mood-nya buruk pagi ini.

"Ray, kenapa kok mukanya ditekuk gitu ? Ada masalah ? Trus kok seragam kamu basah gitu ?" tanya Rasya yg melihat Raya sedang menyimpan tasnya.

"Gpp kak, Raya cuma kesel aja. Tadi waktu nungguin bis di halte ada pengendara motor yang nyipratin air ke Raya. Trus orang itu bukannya minta maaf malah marah-marah sama Raya. Kan nyebelin banget kak" ucap Raya memanyunkan bibirnya.

"Ya ampun, kasian adek kakak ini" ucap Rasya mencubit pipi Raya.
"Ya udah sana ganti baju kan masih ada seragam cadangan, pake aja ya kalau kamu pake ini nanti malah masuk angin" ucap Rasya yg di balas anggukan oleh Raya.

Setelah mengganti pakaian Raya kembali melakukan pekerjaannya.

***
Seorang pria berumur 24 tahun memasuki sebuah perusahaan terkenal.
"ADHARI CORP"
Semua pasang mata menatap pria tampan tersebut, terlebih mata para wanita yang seakan memuja ketampanan pria itu.
Namun seperti biasa, pria tersebut tak menghiraukan itu semua.

Ckleekk

Mondy memasuki ruang CEO Adhari Corp. Seketika pria paruh baya di dalam ruangan tersebut tersenyum sumringah melihat sang putra mahkota Adhari Corp.

"Hey sayang, kemarilah" ucap pria tersebut dan memeluk putranya.
"Wah wah, ini kejutan untuk papa. Akhirnya penerus satu-satunya perusahaan ini, mau menginjakkan kakinya di kantor ini. Apa kau sudah siap menggantikan papamu ini ?" ucapnya dan kembali duduk di kursi kebesarannya.

Mondy hanya diam dan menghela nafasnya. Dia telah memikirkan ini sejak beberapa hari lalu, awalnya dia tidak berniat untuk mengurusi perusahaan keluarganya namun karena hanya dialah harapan orangtuanya jadi dia memutuskan untuk mengurus perusahaan Adhari Corp yg merupakan perusahaan sukses dan terkenal di mancanegara.

"Baiklah pa, karena Mondy adalah anak tunggal. Dan hanya Mondy harapan papa satu-satunya, Mondy akan mengurus perusahaan ini mulai besok" ucap Mondy yg membuat papanya sangat senang.

****
Setelah bertemu ayahnya untuk membahas Mondy yg akan menggantikan ayahnya menjadi CEO.
Mondy segera melaju ke Adhari's Cafe untuk melihat langsung perkembangan cafe yg dibangunnya dengan uang sendiri tanpa bantuan sang ayah. Dan dia mempercayakan kepengurusan kepada sahabatnya Rasya yg kini menjadi manager di cafe tersebut.

Mondy memasuki cafe dan menuju ke ruang Manager untuk bertemu sahabatnya sekaligus orang kepercayaannya.

Tok ... Tok .. Tok

"Masuk" ucap Rasya dari dalam ruangan. Dan tampaklah Mondy yg memasuki ruangan kerjanya.
"Hey bro, lama gak kesini kemana aja ?" ucap Rasya dan memeluk sahabatnya tersebut.

"Sorry bro, gue ada kerjaan aja sedikit di Singapore. Oh iya gimana perkembangan cafe ? Sesuai keinginan gak ?" ucap Mondy.

"Iya Mon, semua lancar seperti harapan kita. Tapi sepertinya kita harus lebih menyiapkan inovasi-inovasi sedikit, supaya konsumen gak bosen trus selalu puas sama cafe ini" ucap Rasya dan memberikan laporan keuangan kepada Mondy.

Mondy membaca dengan teliti apa yg tertulis dalam laporan tersebut dan kemudian menyerahkan kembali kepada Rasya.

"Bagus, gue puas sama penghasilan bulan ini. Tapi kita harus tingkatin terus ya. Gue percaya sama lo, lo pasti bisa ngelola cafe ini dengan baik "
Rasya hanya tersenyum menanggapinya.

"Oh ya, gue laper ni lo tolong suruh pelayan bawain makanan dan minuman ke ruangan gue ya" ucap Mondy dan berlalu meninggalkan Rasya menuju ruang Dirut. Rasya segera menelpon karyawan untuk menyiapkan pesanan Mondy.

"Ray, kamu bisa tolong anterin pesanan buat big boss gak ?" ucap Rasya.

"Tapi kak, Raya gak tau big boss yg mana" Raya menggaruk tengkuknya yg tak gatal.

"Udah, kamu anterin aja ke ruangan Dirut ya" ucap Rasya dan meninggalkan Raya.
Akhirnya mau tidak mau Raya mengantar pesanan tersebut.

****
Tok .. Tok .. Tok

"Masuk"

"Permisi pak, ini pesanannya" ucap Raya meletakkan makanan dan minuman tersebut di meja.
Raya tak bisa melihat wajah sang big boss tersebut, karena orang tersebut membelakangi pintu.

Seketika Mondy memutar kursinya menghadap Raya.
Raya melotot melihat pria di hadapannya.

"Lo !!!!"

Kisah AkuOnde as histórias ganham vida. Descobre agora