14

1.4K 148 9
                                    


Seorang gadis berdiri di depan pintu sebuah rumah yang sangat mewah. Ia menekan bel beberapa kali, tak lama pintu rumah itu terbuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya yang menatapnya heran. Dari gaya berpakaiannya, wanita itu bukan pembantu melainkan ibu Mondy sendiri.

Fatma menatap gadis cantik itu sedikit tak suka pasalnya pakaian yang dikenakannya sangat ketat dan minim. Dengan warna merah cerah membuatnya terlihat sangat seksi.

"Apa betul ini rumah Mondy ?" tanya gadis itu.

"Iya, kamu siapa ya ?" Setahu Fatma Mondy hanya sekali membawa wanita ke rumah dan itu hanya Raya pacarnya sekarang. Lalu gadis ini ?

"Saya Bella tante, temannya Mondy" Bella tersenyum manis dan menyalami tangan Ibu Mondy.

Fatma mengangguk mengerti.
"Ada apa ya nak Bella ? Mondy tidak ada di rumah, dia kan ke kantor" ucap Fatma.

"Ah gak papa tante saya cuma pengen tahu aja rumah Mondy. Ya udah kalau gitu saya permisi ya tante" ucap Bella dan pergi meninggalkan rumah Mondy

Fatma mengangkat bahunya acuh dan berlalu masuk ke dalam rumahnya.

*

Mondy mengajak Raya duduk di sofa ruang kerjanya. Masalah kemarin saat Raya seperti ketakutan melihat wajah pengendara motor gila itu menghantui pikirannya. Dan sekarang ia rasa Raya sudah cukup tenang untuk ditanyai.

Raya menatap wajah Mondy yang terlihat serius. Kecemasan melanda hatinya, ia takut Mondy akan bertanya masalah kemarin.

"Apa yang terjadi Ray ?" pertanyaan yang terdengar ambigu di telinga Raya membuat Raya mengerutkan dahinya heran.

"Siapa pengendara motor itu ? Apa hubungannya sama kamu ?" seolah mengerti kebingungan Raya, Mondy memperjelas pertanyaannya.

Raya menggigit bibir bawahnya pelan dan menundukkan wajahnya, ketakutannya terjadi. Sebenarnya ia tidak mau membahas masalah Rio, karena itu akan membuat luka di hatinya dan traumanya kembali terbuka.

Raya menggeleng pelan sebagai jawaban.

Mondy memegang dagu Raya dan mendongakkan wajahnya agar bertatapan dengannya.
"Jujur sama aku Ray ! Kenapa kamu seperti ketakutan melihat dia ?"

"A...aku... aku gak kenal dia Mon" lirih Raya.

"Jangan berbohong Ray !" ucap Mondy tegas.

Raya menghela nafasnya. Sepertinya ia memang harus memberi penjelasan sedikit agar Mondy mengerti dan tidak bertanya-tanya lagi padanya.

"Di..a Rio, teman SMA aku di Bandung dulu Mon" ucap Raya datar.

"Bandung ? Bukannya ijazah kamu dari sekolah Jakarta ?" tanya Mondy. Karena memang yang ia tahu Raya memiliki ijazah SMA dengan lulusan dari SMA Merah Putih Jakarta.

"Kelas 2 SMA aku pindah sekolah ke Jakarta. Hanya itu Mon, aku harap kamu gak usah bahas masalah ini lagi" ucap Raya.

Sebenarnya masih banyak yang ingin Mondy tanyakan pada Raya. Karena memang tidak mungkin jika tidak ada masalah Raya sampai ketakutan seperti itu saat melihat orang itu.
Tapi melihat wajah Raya yang berubah sendu dan seolah tidak ingin bercerita padanya membuat Mondy memendam saja pertanyaan-pertanyaan itu.

"Aku akan mencari tahu sendiri apa yang terjadi antara kamu dan orang itu Ray" batin Mondy.

Mondy mengambil handphonenya dan mengetikkan sesuatu kemudian mengirim pada orang kepercayaannya.

**

Dua orang pria paruh baya terlihat tengah berbincang di ruang tamu sebuah rumah yang tak kalah elit dari rumahnya.

Kisah AkuNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ