17

1.4K 139 7
                                    

Sinar matahari pagi yang menembus tirai menyilaukan kedua mata Raya dalam tidur lelapnya.
Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, dan mengernyit saat merasa sebuah tangan kokoh melingkar di pinggangnya.
Raya membalikkan tubuhnya perlahan dan mendapati Mondy yang masih terlelap di sampingnya. Raya tersenyum melihat wajah polos Mondy saat sedang tertidur. Yah, semalam setelah memberikan kejutan untuk ulang tahun Raya, Mondy menemani Raya tidur di kamarnya. Awalnya Mondy akan pindah ke kamarnya saat Raya sudah terlelap, tapi tanpa sadar Mondy pun tertidur di ranjang Raya saat Raya telah memasuki alam mimpinya.

Mondy membuka matanya dan bersitatap dengan Raya yang kini tengah tersenyum melihatnya. Tangan kanan Mondy tergerak mengelus pelan pipi Raya.
"Serasa udah punya istri, bangun tidur yang diliat duluan muka kamu" ucap Mondy dengan suara serak khas bangun tidur.

Raya tersipu mendengar perkataan Mondy.

"Maaf, aku ketiduran disini" ucap Mondy lagi.

"Gak pa-pa, kan salah aku juga yang minta kamu nemenin aku semalem. Lagian kita kan gak ngapa-ngapain" Raya tersenyum, ia tahu Mondy lelaki yang baik. Dan lelaki yang baik tidak akan merusak perempuan yang dicintainya.

Mondy tersenyum lega karena Raya tidak marah padanya.

"Aku cinta kamu Ray" ucap Mondy dan mengecup kening Raya lembut.

"Aku juga cinta sama kamu Mon" jawab Raya.

Tok...tok...tok....

Suara ketukan pintu kamar Raya menyadarkan mereka berdua. Mondy segera menjauhkan dirinya dari Raya dan mengubah posisinya menjadi duduk.
Mondy melangkah menuju pintu dan membukanya melihat siapa yang mengetuk pintu.

"Pak Mondy ?" ucap Ranty kaget karena melihat Mondy keluar dari kamar Raya dengan keadaan rambut acak-acakan khas orang bangun tidur. Mondy hanya tersenyum pada Ranty. Kemudian Mondy berjalan menuju kamarnya hendak membersihkan diri.

Pandangan Ranty mengarah pada Raya yang terlihat berdiri di samping ranjang tidurnya. Ranty masuk ke dalam kamar Raya dan menutup pintunya.

"Ray, pak Mondy tidur disini sama kamu ?" tanya Ranty curiga.

"I....iya" jawab Raya gugup. Ranty melebarkan matanya tak percaya, bagaimana bisa mereka yang belum menikah malah tidur bersama dalam satu kamar.

"Ka...lian ???" Raya mendongak menatap Ranty yang seolah menuduhnya dan Mondy telah berbuat macam-macam. Raya menggelengkan kepalanya tegas.
Karena memang ia tidak melakukan apapun bersama Mondy, mereka tidak melampaui batas.

Ranty menghela nafasnya lega. Ia hanya takut sahabatnya yang sudah dianggapnya saudara ini melakukan hal-hal yang dilarang.

"Kayaknya kalian memang harus cepet nikah Ray, Pak Mondy udah gak sabar tuh" ucap Ranty menggoda Raya.

"Ih apaan sih" Raya menutup wajahnya yang sudah berubah merah dengan kedua tangannya. Ranty semakin kencang tertawa melihat Raya malu karena ulahnya.

*

"Bagaimana ?" pertanyaan Restu menyadarkan Hamzah dari lamunannya. Kini Restu berada di ruang kerja Hamzah di rumahnya. Ia mengunjungi Hamzah dengan tujuan membicarakan penawaran perjodohan Mondy dan Bella.

"Aku tidak bisa, Mondy pasti tidak akan mau dijodohkan karena dia sudah punya kekasih"

"Kau belum mencobanya, ayolah kita sahabat akan lebih baik kalau anak-anak kita juga menjalin hubungan kan ? Kita bisa membangun usaha kita bersama dan tentu saja menggabungkannya, jadi kedua belah pihak akan tetap diuntungkan" ucap Restu.

"Ini bukan masalah harta, tapi perasaan anakku. Aku bahkan telah menyetujui hubungan Mondy dengan Raya saat Mondy pertama kali membawa Raya kesini, bagaimana mungkin aku tiba-tiba menghancurkan perasaan mereka berdua ?" ucap Hamzah.

Kisah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang