4

1.4K 131 4
                                    

Hari ini Raya bertekad akan mencari pekerjaan baru. Karena dia tinggal sendiri di Jakarta, dan membutuhkan uang untuk kehidupannya sehari-hari.

Pukul 7, Raya telah siap dengan kemeja putih, celana panjang, dan sepatu kets putihnya. Tak lupa membawa sebuah map berisi persyaratan untuk melamar pekerjaan.

Raya terus melangkah menyusuri jalanan, matanya tak henti menatap ke kanan dan kiri berharap menemukan kertas bertuliskan "Lowongan Pekerjaan" yang tertempel di depan toko atau pun kantor.

Namun, waktu sudah menunjukkan pukul 9 lebih 30 tapi ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat sebentar di warung tepi jalan dan membeli minuman.

"Huft, capek banget sih. Susah banget ya cari kerjaan zaman sekarang" ucap Raya mengusap keringat yang mengaliri wajah cantiknya.

Setelah dirasa cukup, Raya melanjutkan perjalanannya.
Raya berhenti di sebuah gedung bertingkat tinggi dan sangat besar. Sepertinya dia akan mencoba mencari pekerjaan disana. Kantor itu sangat besar, pasti akan membutuhkan banyak pekerja pikirnya.

Raya melangkahkan kakinya memasuki kantor tersebut, dan menuju resepsionist.

"Selamat pagi mbak, ada yang bisa dibantu ?" sapa sang resepsionist ramah.

"Oh iya mbak, saya mau tanya. Disini ada lowongan pekerjaan gak ya mbak ? Kerja apa aja saya mau kok mbak" ucap Raya.

"Mbak silahkan duduk dulu di sofa itu, saya akan menghubungi bagian personalia untuk menanyakannya" ucap wanita itu.

Raya duduk di sofa tunggu, tak lama kemudian sang resepsionist memanggil seorang satpam untuk membantu Raya menuju ke ruangan personalia.

Raya mengikuti langkah satpam yang berjalan di depannya, Raya sangat mengagumi kemegahan kantor ini. Raya berpikir pasti yang punya sangat kaya raya.

Akhirnya mereka sampai di depan ruangan bertuliskan Manager Personalia. Satpam mempersilahkan Raya untuk masuk.

Tok.. Tok.. Tok

"Masuk" sahutan orang dari dalam.

"Selamat pagi pak" ucap Raya sopan.

"Selamat pagi mbak, silahkan duduk" ucap pria tersebut.

Pria yang diketahui bernama Angga tersebut membuka map yang dibawa Raya dan membacanya dengan teliti.

"Maaf mbak Raya, di kantor ini hanya tersisa lowongan untuk Office Boy/Girl. Apa mbak bersedia ?" ucap Angga.

"Iya pak, gak masalah kok. Kerja apa saja saya mau" ucap Raya yakin.

"Baiklah, besok anda sudah bisa bekerja di kantor ini" ucap Angga.

"Terimakasih pak, kalau begitu saya permisi" ucap Raya sopan menyalami Angga dan segera berlalu.

**

Setelah pulang dari kantor, Raya tidak segera pulang. Ia berniat akan mengunjungi Ranty dan Rasya di cafe.

Sesampainya di cafe, ia duduk dan memesan minuman. Rasya yang mengetahui Raya datang segera menghampirinya.

"Hei nona manis, bolehkan saya menemani anda ?" ucap Rasya, Raya tertawa kecil mendengar ucapan Rasya.

"Tentu saja, aku sangat merindukanmu tuan" ucap Raya balik menggoda Rasya.

Rasya tersenyum dan segera duduk di kursi depan Raya.
Mereka mulai bercerita dan bercanda seperti biasa.

"Oh iya kak, Raya udah dapet kerjaan baru loh" ucap Raya sumringah.

"Benarkah ? Dimana kamu bekerja Ray ?" tanya Rasya.

"Em, apa ya namanya aku lupa kak. Abisnya kesenengan sih sampe gak terlalu merhatiin juga nama kantornya apa" ucap Raya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Dasar ya kamu" Rasya gemas dan mencubit kedua pipi Raya.

"Ih kakak sakit tau" rengek Raya.

"Ekhem" seketika Raya dan Rasya menoleh dan mendapati Mondy yang berdiri di samping mejanya.
Raya menatap Mondy malas dan segera memalingkan wajahnya.

"Eh Boss, ada apa boss ?" ucap Rasya yang langsung berdiri dari duduknya.

"Kalau pacaran liat tempat !" ucap Mondy ketus meninggalkan Raya dan Rasya yang mengerutkan dahi heran akan kelakuan Mondy yang aneh menurut mereka.

"Dasar cowok aneh, gak bisa bedain apa mana orang pacaran mana orang becandaan" ucap Raya dan semakin kesal saat Mondy tidak menghiraukannya.

"Udah kali gak usah kesal gitu, ya gak apa-apa juga kan kalau orang anggap kita pacaran. Toh kamu jomblo kakak jomblo jadi sah sah aja kan" ucap Rasya santai.

"Ih kakak apaan sih ? Tau ah Raya pulang aja" ucap Raya mengambil tas nya dan akan berjalan meninggalkan Rasya namun Rasya menahan pergelangan tangan Raya.

"Ciee ngambek ya ? Iya deh kakak minta maaf, maafin ya" ucap Rasya menangkup kedua tanganya di depan dada.

"Enggak" ucap Raya ketus dan memalingkan mukanya.

"Please Ray, maafin" ucap Rasya dengan wajah melasnya.

Melihat wajah memelas Rasya Raya tak bisa menahan tawanya.

"Hahahaha emang enak Raya kerjain. Wleee :p"

Rasya mengacak-ngacak rambut Raya gemas. Kemudian mereka tertawa bersama.
Tanpa mereka sadari sedari tadi Mondy melihat mereka dari lantai dua cafe tersebut.

Mondy tersenyum sinis dan berlalu masuk ke ruangannya.

***

Mondy mengutak-atik laptopnya, tapi sedari tadi dia tidak bisa fokus pada pekerjaannya.

"Apa dia pacar Rasya ?" gumam Mondy pelan.

Mondy memijit pelipisnya. Bayangan Raya dan Rasya terus berputar-putar di kepalanya.
Mereka terlihat sangat dekat. Terlebih Rasya membela Raya mati-matian saat Mondy akan memecatnya.

"Ah, untuk apa aku memikirkan mereka. Membuat pusing saja"

Mondy menutup laptopnya dan segera beranjak pulang.

Saat melewati Rasya yang baru saja keluar dari ruangannya Mondy hanya diam dan mengacuhkannya.

"Mon, lo kenapa ? Ada masalah" ucap Rasya.

"Enggak, udah gak usah ngurusin gue !" ucap Mondy sensi dan meninggalkan Rasya yang masih diam di tempatnya.

"Itu orang kenapa sih ? Gak kayak biasanya dia acuh sama gue, emang gue salah apaan lagi ?" ucap rasya pada dirinya sendiri. Rasya menghela nafasnya dan melanjutkan pekerjaannya.



Maaf ya part ini agak pendek hehe
Selamat membaca

Kisah AkuWhere stories live. Discover now