27

1.6K 140 13
                                    

Raya terus mendorong troli belanjaannya menyusuri setiap rak-rak yang tersusun berbagai macam barang.
Ia mengambil segala barang dan bahan makanan yang ia butuhkan di rumah.

Setelah dirasa cukup Raya kembali mendorong troli belanjaannya menuju kasir.
"Totalnya 370.000 ribu mbak."

Raya merogoh tas selempang yang dibawanya untuk mengambil dompetnya. Sedetik kemudian ia mengernyit bingung, dompetnya tidak ada di dalam tas.
Ya Tuhan, pasti ketinggalan. batin Raya.

"Gimana mbak ?" suara kasir kembali menyadarkan Raya. Dengan wajah meringis ia menatap sang kasir.

"Maaf mbak, bisa dibatalin aja gak ? Soalnya dompet saya ketinggalan." ucap Raya.

"Gimana sih mbak ini mau belanja kok gak bawa uang." dengan wajah kesal kasir itu kembali memasukkan semua belanjaan Raya ke dalam keranjang.

"Gak usah dibatalin, pake ini aja mbak." Raya menoleh kaget saat seseorang menyodorkan debit card miliknya ke petugas kasir tadi.

"Kamu ?"

Milka tersenyum manis padanya. Raya ingin protes namun petugas kasir itu dengan senang hati mengambil debit card yang diberikan Milka padahal Raya belum menyetujuinya.

"Udah gak usah dipikirin, saya cuma mau nolongin kamu kok." ucap Milka seakan tahu isi pikiran Raya.

"Makasih ya, nanti pasti aku bayar." ucap Raya setelah kasir memberikan semua belanjaannya.

Milka lagi-lagi tersenyum manis. Entah kenapa Raya jadi bingung sendiri melihat Milka. Apa hobinya emang senyum ya ? pikir Raya.

"Udah gak perlu. Gimana sebagai gantinya kamu temenin saya makan aja, mau ya." ucap Milka dengan ekspresi memohon. Raya pun mengangguk mengiyakan ajakan Milka. Toh tidak ada salahnya hanya menemaninya makan sebentar.

*

"Silahkan mbak." pelayan restoran memberikan buku menu kepada Raya dan Milka dan bersiap mencatat pesanan mereka.
Setelah Raya dan Milka memesan makanan pelayan itu undur diri.

"Maaf atas kejadian waktu itu." Raya yang semula hanya menunduk tiba-tiba mendongak menatap Milka.
Raya masih diam bingung dengan maksud Milka.

Karena tidak ada respon dari Raya, Milka lebih memperjelas perkataannya.
"Iya, kedatangan saya ke rumah kamu waktu mengantar Mondy."

"Seharusnya aku yang minta maaf karena sikap aku ke kamu waktu itu. Aku gak menghargai kamu padahal kamu tamu kan." Raya menatap Milka dengan perasaan bersalah.

Milka menganggukkan kepalanya.
"Udah gak apa-apa." ucap Milka.

Tak lama kemudian pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.
Kemudian, hening tercipta keduanya mulai menikmati makanan mereka masing-masing.

"Ray, maaf kalau saya lancang. Saya boleh tanya sesuatu ?" Raya mengangguk sebagai jawaban.

"Kamu dan Mondy kakak adik atau ?" ucap Milka hati-hati.

"Mondy pacar aku." jawab Raya sekenanya.

Sedikit shock Milka tersenyum hambar. Sejujurnya ia tidak mengharapkan jawaban seperti itu dari mulut Raya. Entah bagaimana ia merasa tertarik dengan Mondy walau mereka hanya bertemu sekali.
Tapi apa boleh buat kenyataannya Raya dan Mondy adalah sepasang kekasih, dan ia tidak ingin mengganggu hubungan keduanya.

"Oh begitu. Maaf ya waktu itu saya pikir kamu adik Mondy." Milka terkekeh kecil di akhir kalimatnya sedikit menutupi kecewa hatinya.

"Mungkin aku mirip kali sama Mondy makanya kamu mikirnya aku adik Mondy." ucap Raya. Kemudian keduanya tertawa kecil.

Kisah AkuWhere stories live. Discover now