16

1.5K 144 10
                                    

- Happy Reading -

"Pa, Bella mau ngomong sebentar sama papa" ucap Bella. Yah pesta telah selesai dan sekarang Bella dan ayahnya berada di rumah mereka sendiri.

Bella mendekati ayahnya yang sedang duduk santai di sofa ruang keluarga rumah mereka.

"Ada apa sayang ?" Restu mengelus rambut putri kesayangannya itu.

"Jadi beneran papa sama Om Hamzah itu sahabatan ? Kok Bella gak tau sih pa ?" tanya Bella.

Restu mengangguk mengiyakan.
"Jadi Hamzah itu sahabat papa dari SMA, kami sangat dekat dan saling tolong menolong dalam merintis usaha, lalu setelah berhasil papa dan keluarga kita pindah ke Amerika dan membuat usaha disana. Waktu itu kamu masih kecil, jadi mungkin kamu lupa sayang" ucap Restu.

"Mondy ganteng ya pa, hebat lagi masih muda udah jadi CEO" ucap Bella.

Restu mengerutkan dahinya dan melihat mata putrinya yang berbinar saat menceritakan tentang Mondy.

"Kamu suka sama Mondy ?" tanya Restu.

Bella menganggukkan kepalanya beberapa kali dan tersenyum manis.

"Tapi Mondy udah punya pacar sayang, kamu liatkan perempuan yang sama dia tadi itu pacarnya" ucap Restu berusaha memberi pengertian kepada Bella.

Wajah Bella berubah cemberut saat Restu seolah melarangnya menyukai Mondy.
"Bella tau Mondy udah punya pacar. Tapi Bella mau Mondy pa, lagian papa kan sahabatan sama Om Hamzah ya papa bujuk dong Om Hamzah buat deketin Bella sama Mondy" ucap Bella kesal.

"Gak semudah itu sayang. Gini aja papa bakalan cariin kamu anak temen papa yang gak kalah hebat dan ganteng dari Mondy" Restu berucap lembut takut membuat putri semata wayangnya ini salah paham.

Bella melepas kasar pelukan ayahnya dari tubuhnya.
"Pokoknya Bella gak mau tau, Bella mau Mondy ! Dan Bella mau papa bujuk Om Hamzah buat jodohin Bella sama Mondy ! Kalau papa gak mau bantuin Bella berarti papa gak sayang sama Bella dan Bella akan marah sama papa" Setelah memaksa dan mengancam ayahnya Bella pergi meninggalkan ayahnya sendiri dan masuk ke kamarnya.

Restu menghela nafas panjang, putrinya tidak pernah berubah. Akan selalu memaksa mendapatkan apa yang ia mau. Maklum ia sudah terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah. Dan ia bisa saja berbuat nekat saat keinginannya tidak dipenuhi.

*

Kini Raya telah berada di dalam mobil Mondy. Mereka akan berangkat ke kantor seperti biasa. Tapi sedari tadi Raya hanya diam dan memandang ke arah luar jendela.

"Kamu masih marah ?"

Raya hanya diam tidak menjawab pertanyaan Mondy.

Raya mengerutkan dahinya saat sadar bahwa jalan yang dilalui Mondy berbeda dengan jalan menuju kantornya.

"Loh kita mau kemana Mon ? Ini bukan jalan ke kantor" ucap Raya.

Mondy hanya diam seolah membalas sikap Raya yang juga mengacuhkan pertanyaannya.

"Mondy aku tuh nanyak, kamu budeg ya ?" ucap Raya geram.

"Kamu bisa diam gak Ray ?"

Raya mengerucutkan bibirnya sebal. Akhirnya ia memilih diam saja walaupun di kepalanya bertanya-tanya kemana Mondy akan membawanya.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, Mondy menghentikan mobilnya di sebuah Villa.

"Kita ngapain kesini ?" tanya Raya heran.

"Liburan" jawab Mondy singkat.

"Liburan ? Kita berdua ?"

Tanpa menjawab Mondy membawa Raya masuk ke dalam villa. Saat Raya dan Mondy tiba di depan pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Ranty dan Rasya yang menyambut hangat kedatangan mereka.

Kisah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang