Aku mungkin tinggi bicaramendongak ke langit lupa diri
siapa,
Cacing menjadi naga,
Lalu terus menduga manusia,
Dan hanya mendusta kata.
Lalu menghambur kata nista,
Semudah membuang sampah ?
Jangan mudah menghampus,
pohon baru hendak berbuah,
Nanti merosak bangsa.
Mulut anugerah maha esa untuk
kata bicara yang indah,
bukan membuat awan menangis
tidak semena,
Langit berarak kasar mendung di
udara,
Banyak hati yang tersakiti kau
meracun bahasa.
Kata bicara kasar yang memakan
banyak hati hingga gusar,
Hidup jadi tersasar,
Kau adun kata bila ufuk
fajar,
Hingga malam melipat pagi yang
menyinar,
Kau masih berperang mengguna
kata.
Menyumpah seranah
tersirna kelembutan sopan
memula kata,
Menjadi ralat setiap hati
termakan rosak bicara,
hingga malam ditelan bicara,
Masih. Tetap.
kelam pekat kata tidak tersekat
dari berkata bongkak mendabik
dada.
Mulut diguna menegur hemah
antara dua nyawa atau lebih,
Merperbaik salah dan silap
manusiawi,
Namun,
masih berdegil bicara kotor
itu juga dipilih,
terseliuh mulut berkata
tak ingat bila masa saja bumi
berkecai,
bergulung-gulung melipat
semua.
Usah,
Usah terlalu berbicara bisa
menghancur ukhuwah,
Mereka belum berubah,
Bukan tiket hendak berbongkak
kata,
Menghina walau mereka belum
berubah,
Kau juga belum tentu istiqomah.
Jangan jadi penghukum dalam
bicara..
Sedarlah aku,
Siapa aku hendak menghukum
dengan kata menyakiti insan
seorang mereka,
Mereka juga berperasaan
sedangkan petir guruh langit lalu
menangis menitis air hujan ?
Apalagi manusia yang seketul
lemah ?
Jadi jangan jadi penghukum
bicara..
@PenaRahsia
********************
Jangan mudah menghukum mereka yang belum berubah, tegurlah tapi dengan cara yang tidak menyakiti mereka tapi menyedarkan mereka.
P/S : Menasihati Diri😄Selagi pintu TAUBAT belum tertutup selagi itu TAUBAT kita akan DITERIMA walau banyak mana pun DOSA kita.
YOU ARE READING
Lumut Daun Kering ( TAMAT )
Poetry#Muhasabahdiri Si lumut itu kita si daun kering itu kita, tetapi ketahuilah Allah maha pengampun dan penyantun, selagi pintu taubat terbuka selagi itulah taubat kita diterima, walau kau berlumut macam mana pun berkering macam manapun, Yang pentin...