Entah bisa dicuci kah lagi,
Ia telah hitam warna kelam,
Entah berapa banyak ia tertelan dosa,
Tertanam disetiap kolong hati suram.Saat hujan menitis rintik,
Aku berharap ia kan kikis,
Bersih dari hati yang sempit,
Aku tak sanggup ia disitu tak serik.Tapi,
Tak tersirna semua lumut dosa,
Hujan tak mampu mencuci,
Jadi ia masih kekal melekat di hati,
Tidak bertepi.Tidak tertahankan,
Terasakan lumut makin menebal,
Dan aku rasa sebal,
Aku benci dosa yang memual.Namun kenapa jeda?
Tak perlu menunggu hujan lagi,
Kau cucilah dengan doa pada ilahi,
Biar air mata taubat menitis menyesali,
Segala dosa yang sudah berlumut akan luntur sendiri.Dengar,
Segala dosa hingar dan bingar,
Yang pernah kau uar,
Jadikan pengajar,
Untuk dosa tidak dilabur.Agar kau tak berlumut lagi..
@PenaRahsia
*************
Siapapun akan melaku dosa. Sebab tu kita digelar pendosa. Tapi, kita layak minta ampun pada Allah agar diampunkan segala dosa selagi nyawa dikandung badan. Sesungguhnya Allah maha pengampun dan penyantun 😊
YOU ARE READING
Lumut Daun Kering ( TAMAT )
Poetry#Muhasabahdiri Si lumut itu kita si daun kering itu kita, tetapi ketahuilah Allah maha pengampun dan penyantun, selagi pintu taubat terbuka selagi itulah taubat kita diterima, walau kau berlumut macam mana pun berkering macam manapun, Yang pentin...