1. Dalam Gelap

26.4K 1.7K 87
                                    

Introducing cast :

Jullie Estelle as Mey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jullie Estelle as Mey

***

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dua suara letupan senjata api secara beruntun mengempaskan tubuh sepasang kekasih di atas jalanan becek. Seorang pria berpakaian serba hitam terlihat berdiri di bawah guyuran hujan.

Kurang tepat sebenarnya jika disebutkan terlihat, karena memang saat itu tidak ada seorang pun yang melihatnya. Dua mayat di hadapannya jelas tak memiliki lagi kemampuan untuk menggunakan mata mereka yang telah terpejam. Sementara seorang gadis yang sebelumnya berada di sana telah lari terbirit-birit.

Kalaupun gadis itu masih berada di sana, belum tentu ia bisa melihat pria itu dengan jelas. Setelan hitam yang dikenakannya begitu lengkap hingga penutup kepala, membuat ia hanya tampak seperti bayangan di dalam sebuah gang  gelap di bawah langit malam yang ditutupi awan hitam.

Sementara itu, Mey masih berlari sekencang mungkin menembus hadangan air hujan yang terus berjatuhan menimpa tubuhnya. Napasnya tersengal-sengal, lidahnya terasa asin mengecap air hujan yang telah bercampur air mata. Jantungnya berdetak semakin tak beraturan. Kakinya kian lemah melangkah, sesekali tersandung bebatuan yang bersembunyi di bawah bayangan bangunan-bangunan kosong.

Semakin ia berlari, semakin lemah kakinya melangkah hingga kemudian ia jatuh terjerembab di atas kubangan. Baru saja ia mencoba kembali bangkit dengan sisa tenaganya, terdengar sebuah geraman yang berasal tepat dari hadapannya. 

Perlahan Mey mendongakkan kepala. Seketika bulu kuduknya berdiri melihat sepasang kaki besar berbulu lebat dengan kuku-kuku yang runcing. Semakin ia mengangkat kepalanya, perlahan demi perlahan terlihat semakin jelas penampakan lengan, kemudian badan, hingga kepala dari makhluk besar itu. Monster dengan tinggi menjulang berbadan besar, berdiri dengan mata menyala bagai api di tengah kegelapan.

Rasa takut mengalahkan rasa lelahnya. Mey berdiri sekuat tenaga, kemudian lari berbalik arah. Seketika ia membalikkan badannya, bangunan-bangunan kosong yang tadi berada di belakangnya kini berubah menjadi pepohonan tinggi besar. Di antara pepohonan tersebut, batu-batu nisan berjajar berpasang-pasangan. Mey terus berlari tergopoh-gopoh melewati pepohonan besar itu,  ditemani gelap dan rasa takut. Sementara hujan masih terus mengguyur deras disertai angin kencang yang membuat pepohonan itu tampak goyah. Beberapa di antaranya sesekali berdecit saking berdiri terlalu miring diempas angin.

Semakin jauh ia berlari, pohon-pohon itu semakin rapat seakan bergeser menghalangi jalannya. Kemudian tiba-tiba akar dan ranting pepohonan itu bergerak dengan sendirinya. Kali ini bukan bergerak tertiup angin, tapi bergerak memanjang ke arahnya, meliuk-liuk berdesakan dengan pohon dan akar lainnya, berusaha menangkap kaki Mey yang tanpa disadarinya telah berlumuran darah karena tergores-gores rerumputan tajam dan menginjak duri-duri yang tak terlihat.

Selihai apapun Mey berlari, pepohonan yang tinggi besar itu jauh lebih tangkas. Apalagi Mey sama sekali tidak lihai ataupun tangkas, hingga hanya sekejap mata, akar-akar pohon itu telah berhasil menjerat kaki Mey hingga tubuhnya kembali terjerembab di atas tanah yang becek. Kaki Mey kini terjerat oleh belitan akar yang melingkar-lingkar dengan erat pada kakinya.

Mey meronta-ronta berusaha berontak, tapi apa pun yang diupayakannya sama sekali tak berguna.

Ketika ia mulai pasrah, terdengar sebuah langkah kaki berjalan di belakangnya secara perlahan. Mey mencoba memutar tubuhnya ke arah asal suara langkah kaki itu. Seketika wajahnya sumringah melihat ada dua orang yang berjalan di belakangnya. Kendati ia tak bisa mengenali kedua orang yang berjalan di tengah kegelapan itu, setidaknya ada harapan ia masih bisa tertolong.

“T-To-Tolong!” Mey hanya mampu berteriak lemah tergagap saking gemetar ketakutan. Napasnya yang sesak saking kelelahan dan degup jantungnnya yang begitu kencang tak terkendali telah menghambat teriakannya.

Kedua orang itu hanya berjalan lurus tanpa mendengar teriakan Mey, hingga kemudian, Dor! Dor! Kembali terdengar dua buah tembakan beriringan. Kedua orang yang berjalan di kegelapan itu seketika jatuh hingga tergeletak di atas tanah dan genangan air hujan yang kini tercampur darah mereka.

Mey kembali membalikkan badannya dengan panik ke arah asal tembakan. Namun, ia tak bisa melihat apapun selain gelap. Di tengah panik, ia mulai merasa pasrah, tak ada yang bisa lagi ia lakukan. Ia hanya bisa menundukkan kepala sambil menangis terisak-isak.

Sementara dari arah asal tembakan, ia kembali mendengar suara langkah kaki lainnya. Perlahan demi perlahan semakin mendekat ke arahnya. Saat itu, ia telah kehabisan tenaga dan keinginan untuk hidup. Ia hanya tertunduk sambil terus menangis, menanti suara letupan terakhir yang menghilangkan kesadarannya.

Suara langkah kaki semakin mendekat, tapi ia tak mendengar suara tembakan hingga suara langkah kaki itu berhenti.

“Sahabat?” Terdengar suara seorang perempuan yang tak ia kenal, berasal tepat dari tempat terakhir ia mendengar suara langkah kaki.

Mey perlahan mengangkat kepalanya. Kemudian ia melihat seorang perempuan berdiri di hadapannya. Namun pandangannya yang kabur karena air mata, hujan, dan gelapnya malam tak mampu melihat dengan jelas sosok asing yang memanggilnya sahabat itu.

Perempuan asing itu tampak mengangkat tangan kanannya dengan terkepal ke arah Mey, kemudian perlahan-lahan membuka kepalan tangan itu. Semakin kepalan tangannya terbuka, dari telapak tangannya muncul cahaya yang semakin terang. Semakin terang dan terang hingga menyilaukan mata. Semakin menyilaukan hingga melahap gelap dan membutakan seluruh indera Mey.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Whoops, apa yang sebenarnya terjadi pada Mey?

Siapa wanita misterius itu?

Siapa dua orang yang melakukan pembunuhan?

Siapa yang dibunuh?

Apa? Siapa? Pertanyaan apa lagi yang ada di benak kalian? :D

Just don't miss the story!

Jangan lupa ninggalin jejak ya! ^_^

"Does God Really Exist?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang