12. Surat Balasan Pertama

2.3K 270 5
                                    

Apakah matahari selama ini berevolusi? Ataukah ia berotasi mengelilingi bumi? Perdebatan yang sebetulnya telah berakhir berabad-abad yang lalu itu kembali muncul ketika komunitas flat earth mengemukakan data-data yang sanggup menggoyahkan keyakinan yang sudah tertanam dalam otak manusia sejak SD.

Namun, apakah Mey harus peduli akan itu? Sementara teman sehari-harinya hanya setumpuk buku coretan tangan sendiri. Jangankan melihat video unggahan komunitas flat earth di youtube, internet pun ia hanya pernah kunjungi tak lebih dari satu kali, itu pun ketika ia masih SD, saat ia masih memiliki sahabat-sahabat yang berwujud manusia sebaya seperti Airin, Ana, Resti, dan kawan-kawan sebaya lainnya di sekolah dasar.

Namun ternyata, di luar dugaan ia peduli. Ia terduduk manis di atas kursi favoritnya di atas balkon, tempat ia bisa memandang luas ke arah langit yang membentang jauh dari jangkauan tangannya. Kata guru IPA-nya waktu itu, di atas langit sana ada lapisan-lapisan yang melindungi bumi dari meteor yang berjatuhan. Ia membayangkan betapa tebal dan kuatnya lapisan itu.

Dunia ini begitu aneh, bagaimana bisa lapisan sekuat itu bisa terbentuk dengan sendirinya? Tanpa tiang? Andai manusia yang membuatnya, tentu saja bentuk lapisan itu tak akan jauh berbeda dengan penampakan langit-langit rumah, mana mungkin cahaya matahari bisa tembus ke bumi?

Di malam hari ia seringkali merenungi, membayangkan lelahnya matahari yang saat itu sedang bertugas di bagian bumi yang lain. Ditambah lagi, ia harus tetap membagi cahayanya kepada bulan supaya bagian bumi yang tak melihatnya bisa tetap mendapat penerangan.

Pergantian siang dan malam, terbetuknya lapisan-lapisan langit, saling bertukar udara antara manusia, hewan, dan tumbuhan, kompleks sekali. Dan luar biasanya, semua tersusun begitu rapi. Bodoh sekali ayah dan ibunya yang meyakini semua ini terjadi dengan sendirinya. Kemustahilan yang hakiki.

Sepoy angin mengempaskan rambutnya yang terurai, segar. Angin, kau bisa mendengarku? Dari mana kau datang? Siapa yang menyuruhmu kemari?

Sementara itu, secarik kertas lekat menatapnya dari atas meja, menertawakan ketidaktahuan Mey akan alam yang bersentuhan dengan kulitnya. Mengolok-oloknya dengan tulisan melingkar-lingkar.

"Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu."
(Alquran Surat Ath Thalaq: 12)

" (Alquran Surat Ath Thalaq: 12)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Does God Really Exist?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang