1. Surat dan Mawar Merah

428 10 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku berdiri sambil menyandarkan diri di dinding café. Satu dua orang sudah mulai masuk ke dalam café sembari membalas senyum para pelayan yang menyambut ramah mereka. Aku sudah hampir setengah jam menunggu di dekat pintu café, menanti sosok di keramaian. Sosok yang mengirim pesan padaku melalui surat dan kiriman bunga yang awalnya ku tak mengerti, namun sekarang aku memahaminya.

Suatu siang dihari sabtu

Boneka bear menari bertingkah lucu

Bocah-bocah yang tertawa senang dengan sedikit ketakutan

Aku tersenyum melihat pemandangan itu

Sambil menyandar di pintu café

Menantimu untuk mengungkap arti kumpulan merah

Aku menggerakan kaki sambil sesekali melirik jam tanganku. Sudah saatnya aku kembali.

"Ini dia yang dicari-cari, sudah kuduga kamu bakalan kesini lagi, kenapa sih menunggu seseorang yang gak jelas itu?" Sahabatku Haruni mengomel sambil menarik tanganku. "Kenapa gak aktif sih hp mu?"

"Aku lupa charge." jawabku sekenanya.

Haruni menceramahiku di dalam mobilnya. Dia bilang padaku untuk berhenti melakukan hal bodoh seperti itu setiap sabtunya.

"Bisa-bisa orang bakalan curiga sama kamu. Tiap sabtu kesana, itu pun cuman nunggu di pintu café gak masuk, apa gak ada yang nanyain?" omelannya sambil terus menekan klakson ada kendaraan yang tiba-tiba menyalip di depan mobil kami.

"Fokus nyetir."

"Gak ada yang nanya kamu?" Tanyanya lagi mengabaikan nasehatku.

"Pernah, waktu pekan ketiga aku disana, tapi aku jelasin dan akhirnya mereka paham." Aku menjawab malas sambil menyandarkan kepala ke jendela mobil.

Hari itu Haruni memutuskan untuk menginap di rumahku. Katanya dia ingin membicarakan kembali tawaran ke Malang itu.

"Aku menolaknya, Ni." Jawabku berusaha lembut.

"Tapi ini kesempatan emas Ty, masa kamu tolak gitu aja sih. Apa karena si cool itu?" Aku hanya diam. "Ty,dengarkan aku. Dia sudah tidak ada kabar sama sekali dan pesan yang kamu ceritakan itu mungkin cuman puisi, buktinya dia gak pernah muncul lagi dihadapan kita, lagian kamu juga dulu sama si cool itu sering berantem, ributin hal-hal gak jelas-"

"Haruni!" aku dengan tegas memotong perkataannya "Dia itu ingin mengatakan sesuatu dan dia bilang begitu waktu acara kembang api, aku juga penasaran apa yang mau dia katakan-"

"Perasaan maksudmu?" Aku terdiam. "Kamu menduga dia ingin menyatakan perasaannya padamu dan karena kamu juga suka jadinya mengharapkan itu dan menunggu sampai sekarang?"

Aku menghelas nafas panjang.

"Kitty sayang, kamu jangan seperti orang yang gagal move on dari mantannya, kamu bahkan gak pacaran sama sekali dengan dia, kenapa harus menunggu begitu sih? Kamu itu tidak seharusnya menunggu seperti orang yang tidak punya tujuan-"

"Aku punya alasannya Haruni, cuman aku dan dia saja yang paham"

"Ya ya, bahkan aku sahabatmu sendiri tidak paham." Haruni kehabisan kata. Aku sendiri tidak begitu yakin akan alasan yang ku punya untuk menunggunya.

Bersambung...

===================================================

Nantikan episode berikutnya

Sampai ketemu lagi di Rabu berikutnya ^_^

See U 

NB: Kalau kamu suka dan ingin tau kelanjutannya silahkan tinggalkan jejak di kolom koment ya, jangan lupa vote nya. :)

Waiting FoolishlyWhere stories live. Discover now