11. PREWED

13.8K 1.3K 54
                                    

Selamat datang di dunia yang  penuh sandiwara. Dunia yang akan membuatmu sulit membedakan antara kenyataan dan khayalan.

"Rae, cerialah sedikit," tegur Elle di sampingnya.

"Aku berusaha, El ... Aku udah berusaha sebisa mungkin supaya kelihatan ceria." Ranice memaksakan seulas senyum di wajahnya. Sulit baginya untuk tersenyum, semakin mendekati hari pernikahan, hatinya terasa semakin berat.

 Sulit baginya untuk tersenyum, semakin mendekati hari pernikahan, hatinya terasa semakin berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Demi Tuhan, Rae. Kalau aku bilang Oscar Lawalata itu udah jadi lurus dan naksir sama aku, apa kamu percaya?" tanya Elle kesal. Mia yang tengah melakukan retouch pada wajah Ranice, terkikik geli mendengar pengandaian yang Elle berikan.

"Kayaknya nggak mungkin, El. Lagian belum ada gosipnya 'kan?" tanya Ranice polos.

"Nah, sama kayak muka kamu sekarang ini. Nggak akan ada orang yang percaya kalau kamu bilang, kamu lagi ceria!" sungut Elle.

"Aku nggak ngerti maksud kamu, El." Ranice menatap Elle penuh tanya.

"Udah ah! Capek ngomong sama kamu! Pokoknya jangan kelihatan merana gitu, Rae. Kamu itu mau foto prewed, mana ada calon pengantin mukanya suram begini?"

"Siapa juga yang mau pake acara prewed segala, El? Ini semua kan ide kamu! Lagian ngapain sih harus pakai acara kayak gini segala? Nikahnya aja-"

Elle segera menutup mulut Ranice agar gadis itu tidak melanjutkan perkataannya. Ranice lupa kalau saat itu ada Mia yang tengah memulaskan riasan di wajahnya.

"Mia, udah beres belum? Cepetan deh, nanti si Lio ngambek lagi gara-gara telat ngejar sunrise kayak tadi pagi. Kamu mau buat dia nggak dapet sunset juga sekarang?" Elle mengalihkan pembicaraan agar Mia tidak curiga dengan perkataan Ranice yang janggal.

"Ihh, Mbak! Galak banget sih! Make up artist dimarahin, photographer dimarahin, sampai calon pengantin juga dimarahin. Gimana mau ceria mukanya kalau dimarahin terus, Mbak." Mia membela Ranice.

"Berisik!" balas Elle sebal.

"Udah selesai!" Mia membereskan alat riasnya dan menyingkir memberi jalan untuk Ranice.

Ranice berjalan ke luar dari mini bus yang dipergunakan sebagai ruang ganti, karena posisi mereka yang jauh dari hotel. Elle memilih Labuan Bajo sebagai tempat prewedding untuk Ranice dan Leander, karena keduanya tidak ingin repot-repot menyisihkan waktu keluar negeri. Memang tempat ini sangat indah, namun untuk mendapatkan pemandangan indah yang masih alami, tentu mereka harus berjalan jauh meninggalkan hotel.

"Senyum, Rae ...," bisik Leander.

Ranice merasa sangat tidak nyaman dengan kondisi mereka berdua saat ini. Mereka tengah berdiri berhadapan hampir tanpa jarak sama sekali. Lengan kanan Leander melingkar di pinggangnya, sementara tangan kiri pria itu mendarat di antara ceruk leher dan pipinya. Sementara lengan kanan Ranice sendiri balas melingkar di pinggang Leander, dan tangan kanannya ditumpukan di bahu kiri Leander. Mereka saling bertatapan dengan intens. Berkali-kali Ranice coba menghindari tatapan Leander, tapi Lio sang photographer terus menerus mengingatkan agar mereka saling bertatapan.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang