28. KESAYANGAN SEMUA

14.2K 1.4K 70
                                    

Salahkah bahagia ini? Meski singkat, biarlah aku menggenggamnya sampai hari untuk melepaskan itu tiba.

"Mama?" Leander mengernyitkan dahinya. "Mama mau apa? Ribut sama Papa?" tanya Leander heran demi melihat Adelia menerobos rumahnya dengan membawa masuk lima buah koper besar.

Leander baru saja menyelesaikan sarapannya, kali ini tanpa ditemani Ranice karena istrinya itu tengah menyusui Camilo di kamarnya. Sudah tiga hari sejak kepulangan Ranice dari rumah sakit, dan setiap hari Adelia akan datang ke rumah untuk membantu Ranice merawat Camilo.

"Kamu itu! Asal bicara saja!" tegur Adelia.

"Ya terus Mama mau apa bawa barang sebanyak itu ke sini? Rumah Papa nggak disita kan?" goda Leander lagi.

"Leander!" Adelia memelototi Leander yang tengah asik merapikan dasinya di depan cermin dekat pintu keluar rumahnya.

"Bercanda Ma. Jadi kenapa dong?"

"Mama mau tinggal di sini menemani kalian," balas Adelia. Dia memberi tanda pada asisten rumah tangga dan supir untuk mengangkut kopernya ke lantai atas.

"Hah?" Seketika Leander melongo, membalik badannya untuk menatap Adelia. "Buat apa, Ma?"

"Ya jelas untuk membantu Ranice mengurus Milo. Kasihan Ranice, setiap perempuan sehabis melahirkan pasti merasa sangat kelelahan. Semua pasti menginginkan ada seseorang yang mau mengurusnya, bukan hanya membantu mengurus bayinya tapi juga dirinya sendiri. Biasanya itu dilakukan oleh ibu kandungnya. Tapi Ranice kan sudah tidak punya ibu, jadi biar Mama yang menggantikan. Kamu keberatan?" tanya Adelia curiga.

"Nggak, Ma. Aku sih senang, bisa makan masakan Mama setiap hari. Tapi gimana dengan Papa? Mama nggak kasihan sama Papa? Siapa yang urus keperluan Papa di rumah selama Mama di sini?" Leander merangkul pundak Adelia yang kini sudah mengantarnya sampai di teras rumah.

"Ya Mama dong! Kan Papa juga ikut tinggal di sini."

"Hah?!" Kali ini wajahnya benar-benar terkejut.

"Kenapa?" balas Adelia curiga.

"Nggak apa-apa, Ma. Sesuka Mama aja deh. Anggap rumah sendiri ya, Ma. Aku berangkat kerja dulu." Leander mengecup puncak kepala Adelia dan bergegas menuju mobilnya.

Ternyata kejutan hari itu belum berakhir. Malamnya ketika Leander pulang, dia mendapati rumahnya menjadi jauh lebih ramai. Entah bagaimana, rumahnya yang biasanya terasa besar, mendadak penuh sesak.

"El! Kenapa kamu juga ada di sini?" Leander yang baru masuk terkejut melihat Elle ikut berkumpul di ruang keluarga bersama Ranice, Camilo, Adelia, dan Daniel.

Elle hanya tersenyum jahil.

"Jangan bilang kamu juga mau tinggal di sini?!" Leander menatap curiga.

"Betul sekali!" Elle bersorak girang.

"Ya, Tuhan! Kenapa nggak sekalian ajak Evan tinggal di sini juga?" Leander mengacak rambutnya dengan kesal.

"Tidak mungkin Evan ikut tinggal di sini, Lee. Mereka belum resmi menikah, lagi pula Elle sedang dipingit, karena itu dia ikut tinggal di sini." Adelia yang tengah menggendong Camilo langsung turut berkomentar.

"Kamu nggak suka aku tinggal di sini?" Elle berpura-pura memasang wajah sedih.

"Bukan gitu, El. Tapi buat apa? Kamu mau ikut-ikutan bantu mengurus Milo? Kamu kan nggak bisa." Leander tersenyum mengejek meragukan kemampuan adiknya dalam mengasuh seorang bayi.

Ranice menepuk pelan lengan Leander yang baru saja menghempaskan tubuhnya tepat di sebelahnya. "Gitu banget sih sama Elle, biarin aja dia tinggal di sini," Ranice berbisik di telinga Leander.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang