30. DIA YANG RAPUH

14.5K 1.4K 43
                                    

Percayalah bahwa cintamu akan selalu cukup untuk melindunginya. Percayalah bahwa cintamu akan selalu membuatnya menemukan jalannya untuk pulang, sejauh apa pun dia pergi.

Dering telepon membangunkan Ranice. Diliriknya jam dinding, pukul tiga dini hari.

Siapa yang menelepon di jam seperti ini?

Perasaan Ranice mendadak tidak enak. Telepon ini pasti dari keluarga, karena hanya keluarga yang mengetahui nomor telepon rumah mereka, dan tentunya hanya digunakan untuk keadaan mendesak.

Ranice beranjak duduk dan segera menjawab telepon itu.

"Halo?" sapa Ranice.

"Rae ...," suara Adelia terdengar menahan tangis di seberang sana.

"Mama?! Ada apa, Ma?" tanya Ranice terkejut. Ranice bisa merasakan ada sesuatu yang salah di sini.

Suara percakapan Ranice membangunkan Leander. Pria itu segera duduk di samping Ranice, memegang bahu Ranice dan berbisik, "Siapa?"

Ranice hanya menoleh namun tidak menjawab pertanyaan Leander.

"Rae, Papa jatuh di kamar mandi ..." Adelia terisak ketika mengatakannya.

"Bagaimana keadaan Papa sekarang, Ma?" suara Ranice kini mulai bergetar. Leander pun tampak mulai tegang di sisi Ranice.

"Papa tidak sadar, sudah dua puluh menit seperti ini." Pecah sudah tangis yang ditahan Adelia sejak tadi.

Tanpa sadar, Ranice sudah mencengkeram erat lengan Leander. "Mama tenang dulu ya. Kami segera ke sana."

"Tidak perlu, Rae. Kalian langsung ke rumah sakit saja. Mama sudah panggil ambulans."

"Tunggu kami di rumah sakit, Ma."

"Rae, sudah dulu. Ambulansnya sudah datang." Adelia menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari Ranice.

"Lee, kita ke rumah sakit sekarang! Papa pingsan. Jatuh di kamar mandi. Ayo, cepat!" Ranice menarik tangan Leander.

Tidak sampai tiga puluh menit, mereka sudah tiba di rumah sakit dan menemui Adelia di bagian IGD.

"Ma! Gimana keadaan Papa?" Leander segera menghampiri Adelia dan bertanya dengan panik.

"Dugaan sementara Papa terkena stroke. Pagi nanti, Papa sudah dijadwalkan untuk MRI untuk memastikan diagnosa sementara ini." Adelia nampak begitu rapuh, menangis terisak sambil memeluk tubuhnya. Memandangi tubuh suaminya tanpa sanggup berkata-kata.

Leander memeluk erat tubuh Adelia, dia tidak kalah kacaunya dengan ibunya. Sejak mendengar ayahnya dilarikan ke rumah sakit, Leander tidak sanggup berkonsentrasi dengan baik. Dia bahkan tidak bisa mengendarai mobilnya dengan benar, sehingga Ranice terpaksa memintanya berhenti dan bertukar posisi dengannya.

Leander yang selalu terlihat santai dan terkesan tidak peduli, sebenarnya sangat menyayangi Daniel. Baginya, Daniel adalah sosok yang sangat dikaguminya. Baginya, Daniel adalah sosok pria gagah yang selalu kuat. Karena itu Leander merasa terpukul ketika melihat ayahnya tergeletak tidak berdaya seperti ini.

***

Daniel telah ditempatkan di ICU setelah menjalani pembedahan kraniotomi untuk memperbaiki pembuluh darah yang pecah dan membersihkan darah di otak. Sebelumnya, hasil MRI menunjukkan bahwa Daniel mengalami stroke hemoragik, yakni jenis stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Akhir-akhir ini, kesehatannya memang sedikit menurun. Tekanan darahnya sedikit tidak terkontrol. Mungkin itulah yang memicu serangan ini.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang