22. BENCANA BARU

14.8K 1.4K 32
                                    

Bersama itu bukan hanya ketika sedang senang.

Adakah yang berubah dalam kehidupan Ranice setelah dirinya hamil? Banyak. Amat sangat banyak. Hidupnya berubah total dan segala sesuatu bergerak di luar kendalinya. Berita kehamilannya menyebar dengan cepat. Ayah yang begitu bahagia. Papa dan Mama yang sangat antusias. Elle yang tidak berhenti menggodanya. Juro yang mengamuk dan mendiamkannya selama berhari-hari, namun akhirnya menyerah dan menerima dengan tidak rela. Belum lagi publik yang dengan cepat selalu berhasil mengendus berita serahasia apa pun. Dan terakhir, Leander yang entah sejak kapan berubah menjadi over protective terhadap dirinya.

Sikapnya tidak ubahnya seperti seorang suami yang cerewet. Dia yang tidak pernah berpikir untuk memiliki anak dengan Ranice, tapi yang ternyata begitu bahagia karena kehamilan wanita itu. Ranice tidak bisa melewatkan hari-harinya, satu hari saja, tanpa mendengar larangan atau nasihat dari Leander tentang kehamilannya.

Seakan semua itu belum cukup, sore itu Ranice pulang ke rumahnya dan mendapati hiruk pikuk di rumahnya yang tenang. Wanita itu nyaris pingsan melihat kehebohan yang telah melanda kamar tidurnya. Ranice nyaris jatuh tersandung kotak sepatu saat melangkah masuk ke dalam kamarnya, jika Leander tidak sigap menahan tubuhnya.

"Lee, ada apa ini?" bisik Ranice ngeri.

"Aku juga nggak tahu." Leander menggeleng pasrah. Dia juga tidak punya ide tentang apa yang sedang terjadi di dalam rumahnya sendiri. Mereka baru saja sampai di rumah ketika Ranice memberitahunya bahwa sepertinya ada orang lain di rumah mereka. Beruntung Leander melihat mobil orang tuanya terparkir di halaman rumah mereka, jika tidak dia akan mengira ada perampok yang menyusup masuk.

"Kenapa kamar aku berantakan begini, Lee?" Ranice menatap nanar kamarnya yang porak poranda.

"Sepertinya aku mencurigai sesuatu." Hanya satu orang yang berani melakukan ini semua! Leander menarik tangan Ranice dan mengajaknya ke kamarnya sendiri.

Mereka berdua menyaksikan kamar Leander yang bernasib tidak kalah mengenaskan dengan kamar Ranice.

"Ma," panggil Leander ketika melihat ibunya tengah sibuk memerintahkan beberapa orang untuk memindahkan barang, menyusun, mengatur, membongkar, dan berbagai kegiatan lain yang terlihat seperti sedang mengaduk-aduk isi kamar itu.

"Hei! Kalian sudah pulang," sapa Adelia ceria melihat keduanya muncul bersamaan.

Sejak Ranice hamil, Leander memang tidak mengizinkan wanita itu bepergian sendiri lagi. Dia akan mengantar Ranice sampai ke tangan Fika, dan menjemputnya kembali.

"Bisa jelaskan ada apa sebenarnya ini, Ma?" Leander bertanya dengan nada tidak suka.

"Kalian yang seharusnya menjelaskan sesuatu pada Mama. Kenapa kalian tidur di kamar yang terpisah?" tembak Adelia tanpa basa-basi. Sontak membuat anak dan menantunya terkejut dan tidak memiliki persiapan untuk berkelit.

"Hah? Apa maksud Mama?" Hanya balasan tidak bermutu semacam itu yang dapat Leander berikan.

"Jangan coba-coba membohongi Mama. Mama menemukan tidak ada satu pun barang Ranice di kamar ini. Begitu juga sebaliknya, tidak ada satu pun barang kamu di kamar sebelah sana. Jadi Mama mengambil kesimpulan bahwa selama ini kalian memiliki kamar masing-masing," suara Adelia terdengar berapi-api. Matanya menatap tajam Leander dan Ranice seakan-akan keduanya sudah kedapatan melakukan hal terlarang.

"Memangnya apa yang salah dengan itu, Ma?" Leander mencoba menghadapi kemarahan ibunya dengan tenang. Sementara Ranice yang berdiri di sebelahnya, tanpa sadar sudah beringsut ke balik tubuh Leander. Menyembunyikan dirinya di balik tubuh Leander.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang