15. EUROPE TRIP

12.9K 1.4K 37
                                    

Hai! Update lagi ya ...
Biarpun cerita ini masih sepi pembacanya, apalagi pertambahan vote-nya yang selow kayak keong. Tapi yah aku tetep lanjut kok.
Mungkin kayak yg kepedean ya, ga ada yg baca juga tetep aja update terus. Hahaha ...
Maafkan yah, soalnya ini emang nulis karena hobi. Karena kebanyakan ide di kepala dan butuh disalurkan.
Selamat membaca aja deh buat readersku yang baik hati 😘😘😘
____________________________________________________________________________

And suddenly you know ... It's time to start something new and trust the magic of beginnings.

"Papa! Mama! Rae! Lee!" Elle memeluk mereka semua satu per satu dengan kencang, ketika gadis itu menjemput mereka di Bandara Hamburg.

"Dasar bocah kurang ajar! Udah setahun nggak pulang-pulang juga!" Leander mengacak rambut Elle dengan gemas.

"Kan kalian mau ke Eropa, ngapain aku pulang?" balas Elle tertawa.

"Bilang aja sibuk sama bule-bule di sini!" Leander menjitak kepala Elle, membuat gadis itu mendelik kesal.

"Sudah, jangan ribut di sini. Malu!" Adelia menengahi kedua anaknya yang memang selalu senang adu mulut jika bertemu. "Aunty Jane, sudah menunggu."

"Kalian menginap di mana? Di hotel atau di rumah Aunty Jane?" tanya Elle sambil bersandar manja di bahu Adelia. Mobil yang membawa mereka sedang menuju ke rumah kediaman kakak perempuan Adelia.

"Di rumah Aunty Jane, Sayang. Dia bisa marah kalau Mama memilih di hotel." Adelia membelai pipi Elle dengan sayang. "Kamu ikut menginap juga?"

"Iya dong, Ma! Elle kan kangen Mama," ujarnya semakin manja.

"Jadi cuma sama Mama? Sama Papa tidak kangen?" Daniel tiba-tiba bersuara dengan memasang wajah pura-pura tersinggung.

"Kangen Papa juga. Kangen Rae juga. Tapi sama dia nggak!" Elle mencebik ke arah Leander.

"Nggak perlu juga dikangenin sama kamu! Rugi yang ada!" balas Leander sebal.

Ranice menatap heran tingkah mereka. Usia keduanya jauh lebih tua dari Ranice, tapi tingkah mereka jauh lebih kekanakan daripada dirinya.

"Ma, malam ini ada acara apa?" tanya Elle. Dia sudah berencana untuk mengajak Rae pergi malam ini.

"Belum tahu, Sayang. Sekarang baru tanggal 22, sepertinya belum ada acara."

"Memang biasanya ada acara apa aja, Lee?" bisik Ranice.

"Kalau sesuai tradisi, keluarga Mama biasa kumpul dari tanggal 24 siang. Mereka akan masak menu-menu warisan keluarga. Terus sorenya sama-sama ke gereja untuk misa Malam Natal. Setelah misa, kumpul lagi buat makan malam. Paginya ke gereja lagi, terus kumpul buat buka hadiah-hadiah Natal. Itu yang aku ingat." Leander menjelaskan.

Mata Ranice membulat penuh antusias. Ini akan menjadi Natal pertamanya di luar negeri dan berkumpul bersama keluarga besar. Dia hampir tidak pernah berkumpul bersama keluarga ayahnya ketika Natal.

***

Mata Ranice membelalak sempurna ketika Aunty Jane mengantarkan mereka semua ke kamar yang akan mereka tempati selama menginap di rumahnya.

"Lee!" Ranice berbisik dengan panik, takut suaranya terdengar keluar.

"Apa?" Leander yang baru menutup pintu kamar, mengerutkan keningnya dengan bingung melihat wajah panik Ranice.

"Apa kita akan tidur di kamar yang sama?!" Ranice bertanya ketakutan.

"Sepertinya begitu. Karena mereka semua akan curiga kalau kita tidur di kamar yang berbeda," jawab Leander santai.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang