26. INSIDEN

14.3K 1.3K 72
                                    

You have to fight through some bad days to earn the best days of you life.

"Mbak ...," Ranice memanggil Freya yang tengah menyetir di sebelahnya. Freya baru saja menemani Ranice berbelanja kebutuhan bayi dan sekarang mereka sedang menuju Forty Media, stasiun televisi tempat Ranice akan mengadakan tapping untuk salah satu acara talkshow.

"Kenapa, Rae?" Freya menoleh sekilas.

"Aku mau cerita sesuatu," ujarnya ragu.

"Apa, Rae?" tanya Freya.

"Tapi Mbak janji nggak akan bilang siapa-siapa dulu," pintanya.

"Iya. Ada apa? Kok perasaanku jadi nggak enak ya." Freya menatap Ranice untuk melihat ekspresi wanita di sebelahnya itu.

"Akhir-akhir ini, aku sering merasa seperti dibuntuti oleh seseorang." Suaranya terdengar ragu.

"Hah? Maksud kamu dibuntuti gimana?" tanya Freya cemas. Entah mengapa dia tiba-tiba teringat dengan Becky.

"Aku sering merasa ada yang diam-diam mengikuti aku. Aku sering banget ketemu sama mobil hitam itu." Ranice menunjuk kaca spion dan Freya bisa melihat mobil hitam yang dimaksudkan oleh Ranice. Berjarak tiga mobil di belakang mereka.

"Hmm. Kamu nggak cerita sama Axel?"

Ranice menggeleng.

"Sama Elle?"

"Nggak. Ini kan baru kecurigaan aku aja, Mbak. Belum tentu benar." Ranice tersenyum, berusaha terlihat biasa saja. Dia bisa saja bercerita pada Leander atau Elle, namun dia sudah bisa membayangkan reaksi keduanya, dan dia tidak ingin mereka cemas berlebih untuk sesuatu yang belum pasti. Berbeda dengan Freya yang jauh lebih tenang.

"Kalau gitu sebaiknya kamu jangan banyak bepergian, apalagi kalau sendiri. Udah dekat sama due date juga kan, Rae?"

"Iya, Mbak. Sekitar empat minggu lagi."

"Mending kamu stay di rumah aja, Rae. Kapan mulai off?"

"Tinggal beberapa acara off air aja dalam dua minggu ini, Mbak. Setelah itu aku off."

"Kamu yakin nggak mau aku temani?" tawar Freya. Mereka sudah hampir tiba di lobi Forty Media.

"Nggak usah, Mbak. Nanti aku pulang sama manajerku kok." Ranice bersiap untuk turun.

"Ya udah. Kalau gitu, hati-hati ya. Aku akan minta anak buah Reiga untuk mengawal kamu, untuk memastikan semuanya aman." Freya memeluk Ranice ketika mobilnya sudah berhenti di depan lobi.

"Makasih ya, Mbak." Ranice balas memeluk Freya.

***

"Halo!" Ranice mengangkat ponselnya sambil berjalan mencari lift yang posisinya paling dekat dengan lokasi untuk tapping.

"Rae, kamu di mana? Udah ditunggu sama orang wardrobe nih!" suara Fika terdengar tidak sabar.

"Aku udah di lobi, Mbak." Ranice mempercepat langkahnya. Meski kehamilannya sudah memasuki minggu-minggu akhir, namun dia masih bisa bergerak dengan lincah. Perutnya yang tidak terlalu besar membuatnya masih bisa bergerak dengan bebas.

"Cepat ya!"

Ranice kembali menyimpan ponselnya di dalam tas sambil menunggu lift terbuka. Ranice naik bersama dua orang lain yang berpakaian seragam kru stasiun televisi, satu pria dan satu wanita. Ranice menekan tombol ke lantai 22, sementara kedua kru yang naik bersamanya menekan lantai 19 dan 26.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang