Ichi - Rachel Anjani

121K 6K 99
                                    

Hari ini gadis berusia 21 tahun dengan rambut hitam panjangnya sudah rapi memakai kemeja hitam yang lengannya di gulung hingga siku dipadukan celana jeans senada telah siap berangkat ke kampus.

Seperti biasa rutinitas pagi sebelum berangkat kampus ataupun kantor seluruh penghuni rumah wajib sarapan bersama di ruang makan dengan sederhana yang sudah tersaji seperti nasi goreng sosis, telur dadar, susu dan juga air mineral.

Siapa lagi yang menyiapkan semuanya jika bukan nyonya besar, istri tercinta dari seorang pemilik perusahaan besar di kota Metropolitan.

Meja panjang yang bisa menampung 12 orang itu kini terisi 6 orang keluarga yang makan makannanya dalam diam. Hanya dentingan sendok dan gerpu yang terdengar.

"Hari ini kamu di antar sama Bang Daffa, Ra. Ayah nggak bisa soalnya ada meeting mendadak dan harus cepat-cepat ke kantor," ujar Adhitama―kepala keluarga yang membuka suara terlebih dahulu.

"Iya, Yah," balas Rachel singkat dan kembali memakan makanannya dalam diam.

Adhitama menghela napas pelan melihat respon putri satu-satunya itu.

"Tambah lagi nasi dan telurnya, Nak," Hana―sang ibunya menambahkan satu centong nasi beserta telur ke piring putrinya.

"Kamu masuk jam berapa hari, Dek?" Tanya Damar Putra Adhitama―putra sulung Adhitama dan Hana. Seorang pengacara terkenal di ibukota.

"Jam 8, Bang," jawab Rachel.

"Terus kamu pulang jam berapa, Dek? Biar Abang yang jemput." Suara berat dan tegas itu milik Randy Saputra Adhitama―putra kedua setelah Damar. Ia bekerja di perusahaan sang ayah dan menggantikan beliau memegang perusahaan.

"Hm bentar Rara chat kalau udah pulang." Ujarnya sembari meneguk susu vanila kesukaanya dan beranjak berdiri. "Cepet Bang Daffa, aku nggak mau telat!" Lanjutnya seraya menepuk bahu sang kakak.

Yang di panggil memutar bola matanya malas tak menanggapi ocehan sang adik. Daffa Chandra Adhitama―putra ketiga.

Ya keluarga Adhitama di karuniai 4 orang anak. 3 putra dan 1 putri. Oleh karena itu Rachel sangat di manja.

Tetapi walaupun begitu Rachel tidak seperti anak manja lainnya. Malahan ia biasa-biasa saja dan meminta agar keluargamya tidak memperlakukannya secara berlebihan meskipun itu bentuk kasih sayang dari mereka.

Ketiga abangnya sangat protektif padanya. Oh bukan tetapi sangat anat over protektif. Mungkin karena dia satu-satunya perempuan di rumah selain bundanya. Apalagi dia adalah anak paling muda.

"Bun, Rara berangkat kampus dulu ya?" Pamitnya seraya mengambil tangan sang bunda dan mencium punggung tangannya begitupun dengan ayahnya.

Dia juga pamit kepada kedua abangnya.

Sementara Daffa? Ia sudah pamit duluan untuk memanaskan mobil. Usai pamit ia segera keluar menyusul takutnya nanti abangnya itu ngomel karena menunggunya lama.

Dan tebakan Rachel tepat sasaran. Baru saja ia membuka pintu mobil lalu duduk tepat di samping Daffa di balik kemudi sudah memasang wajah masamnya.

"Lama amat! Tadi yang nyusuh Abang cepet kamu, Dek! Terus yang duluan keluar Abang! Kalau tahu gitu mending Abang nambah tadi!" Omelnya sembari menyalakan mesin mobil hyundai putih kesayangannya keluar meninggalkan komplek perumahan.

Posessive DoctorWhere stories live. Discover now