Juu Ni - Propose

56K 2.9K 35
                                    

Play to mulmed
The Luminneers - Ho Hey 🎵

🍂

🍂

🍂

David mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan kerjanya. Entahlah kenapa ia merasa tidak tenang dan merasa panas mengingat kejadian tempo hari di kantin kampus Rachel. Ia rasa ia tak ingin dan tak rela jika ada seseorang yang menyentuh miliknya.

Miliknya?

Bahkan Rachel sendiri tak menganggapnya begitu.

Tunggu dulu.

Jika Rachel tak menganggapnya seperti itu. Maka ia yang akan buat gadis itu menganggap keberadaannya.

Seulas senyum terlukir di wajah tampan nan kokoh itu.

Iya dia harus menjadikan Rachel miliknya.

Hanya miliknya.

Tapi. Apa iya gadis itu mau?

"Tak ada salahnya kan mencoba?" pikirnya tenang.

Mungkin ia perlu berkonsultasi pada abangnya itu.

Bergegas ia beranjak dari ruangannya menuju ruangan bang Juna yang berada di lorong sebelah kiri.

Seperti biasa ia langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Juna yang sudah hapal tabiat adiknya itu hanya menghela napas jengah.

"Ada apa?" tanyanya to the point.

David duduk di kursi untuk pasien tepat di depan abangnya.

"Aku mau bicara, Bang." katanya dengan ekspresi serius.

"Itu kau bicara." sahut Juna acuh sibuk dengan ponsel di tangannya. Seperti biasa, tunangannya itu meminta untuk makan malam nanti.

"Aku serius, Bang!" ketus David. Ia bersidekap. Juna menghela napas kemudian menyimpan ponselnya itu di atas meja lalu perhatiannya beralih sepenuhnya ke adiknya itu.

"Kenapa?" tanyanya dengan alis yang saling bertautan. Ia jadi bingung tumben nih anak serius.

"Gue mau lamar... Rachel." ujarnya dengan terbata.

Mata Juna membeliak kaget. Bahkan mungkin jika di kartun bola matanya akan keluar dari sarangnya.

"Kau sakit? Mau aku periksa? Sepertinya otakmu kebentur di aspal?" cecarnya bangkit dari tempat dan berdiri di samping David.

Juna menaruh punggung tangannya di dahi adik sepupunya itu. "Tidak panas."

"Siapa bilang aku sakit!" protes David menghempas tangan bang nya dari dahinya.

"Kau kan tiba-tiba datang ke ruangan orang kemudian langsung mengatakan hal yang tak masuk akal!" sungutnya kesal dengan jalan pikiran adiknya itu.

"Aku serius, Bang!"

Juna menjambak rambutnya yang rapih dan mengacaknya. Ia berjalan ke arah sofa di sudut ruangannya. David menyusul duduk tepat di sampingnya.

"Apa kau pikir itu akan mudah?"

"Kurasa tidak."

"Terus kenapa berbicara seperti itu jika sudah tau jawabannya?"

"Aku ingin mencoba."

"Tapi bukan Rachel, Dave." gumam Juna.

David menoleh tak suka pada abangnya itu. "Kenapa? Apa ada yang melarangku? Atau abang yang tak suka aku ingin melamar nya?"

Posessive DoctorWhere stories live. Discover now