Posessive Story 1.
Trauma masa lalu membuat Rachel Anjani menjadi seorang gadis yang penutup dan tak tersentuh. Keluarga bahkan sahabatnya pun prihatin dengan sikap dingin dan pendiamnya.
Suatu hari Rachel tak sengaja menabrak seorang pria. Pria ya...
Sebagai seorang pria David merasa bodoh. Karena menaklukkan hati satu orang gadis saja sangat susah.
Siapa lagi jika bukan gadisnya, Rachel Anjani?
Gadis kecil yang berhasil mengembalikan David akan ketertarikan pada seorang wanita.Gadis kecil yang berhasil memporak-porandakan hati David. Gadis kecil yang berhasil membuat David ingin lagi memperjuangkan seseorang yang ia sayangi. Dan gadis kecil yang berhasil mengalihkan dunia seorang David Airlangga Setiawan.
Ia jadi teringat sebulan lalu saat akhirnya Rachel bisa dibujuk untuk bertemu dengannya.
"Aku senang akhirnya kamu mau bertemu denganku." kata David senang sore itu. Ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat tahu gadisnya ingin bertemu dengannya walaupun hanya sebentar.
Dihadapannya tersaji satu gelas ice greentea dan satu lagi ice Americano untuknya.
Benar saja daritadi ia tak berhenti untuk tak tersenyum.
Rachel hanya merespon nya dengan diam sembari menundukkan kepalanya. Matanya tak ingin menatap David sedikit pun. Ia hanya menunduk mengaduk-aduk ice greentea-nya menggunakan sedotan.
"Kau tahu aku sangat merindukanmu."aku David jujur karena ia tak bisa menyembunyikan perasaannya saat ini.
"Sebaiknya kita berhenti sampai di sini, Dok." ucap Rachel tiba-tiba membuat senyuman di wajah David hilang seketika.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kenapa, Jani?"
"Aku nggak pantas buat Dokter."
David tertawa hambar. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain resto cepat saji dimana mereka memutuskan untuk berbicara berdua.
"Lalu menurutmu siapa yang pantas untukku?" tantang David tak terima dengan jawaban tak masuk akal kekasihnya itu.
Rachel semakin menunduk dalam. Ia juga tak tahu siapa yang pantas untuk David. Tapi yang jelas bukan dia orangnya.
"Kamu nggak tahu kan? Lalu kenapa kamu bilang seperti itu?" kali ini nada suara David sedikit naik.
