TANIA 18

66 5 0
                                    

EPISODE 18

"Finally ..we meet again,
my prescious Tania." Sapa Shadow.

Shadow membawa Tania ke dalam pelukannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shadow membawa Tania ke dalam pelukannya. Dia membelai lembut rambut gadis itu.

"Nobody will ever able to hurt you from now on. I'll protect you as long as you can protect what's mine."

"You'll safe under my wings, don't you ever try to disappoint me, my prescious. "

Shadow mengusap lembut rambut Tania yang sedang lena diulit mimpi.

"It's time for me to let you go. Live well, i will watching you from now on." Shadow meleraikan pelukannya dan mula untuk beredar.

Shaaaannkk..

Pedang ditekap ke leher shadow.
Langkah shadow terhenti memandang Permaisuri. Moon segera berlari mendapatkan Tania dan memeluknya. Leo dan ahli sihir yang lain bersedia dengan senjata masing-masing menanti tindakan Shadow yang seterusnya. Bersedia untuk menyerang balas. Shadow ketawa dengan kuatnya.

"Apa pedang berkarat kau ni dapat membunuh aku?! Jangan mimpilah"
Shadow menepis pedang pada lehernya.

"You can never be able to kill me"
Bisik Shadow ke telinga Permaisuri.

"Serahkan semua kuasa ajaib yang ada pada simpanan kau kepada aku, dan aku janji tidak akan bunuh kau."
Permaisuri menolak tubuh Shadow yang terlalu dekat kepadanya. Lantas pedang dihunus ke perut shadow. Pedang itu bukanlah pedang biasa, ianya adalah pedang sakti yang ditempa khas untuk membunuh Shadow.

Shadow memegang pedang tersebut dan menariknya keluar. Luka pada perut Shadow pulih serta merta sebaik sahaja pedang itu dikeluarkan. Permaisuri terkejut dengan apa yang baru saja disaksikan olehnya. Shadow pantas memusingkan pedang tersebut dan menusukkannya ke dada Permaisuri. Darah memercik keluar.

"Kau nak tahu satu benda tak, tuanku Permaisuri ? ..Pedang yang tidak bisa membunuh musuhnya akan memakan tuannya sendiri, " Shadow menolak Permaisuri yang kemudiannya jatuh menyembah lantai, darah mengalir keluar tanpa henti.

_____________________________________

Tania membuka matanya. Dia melihat seorang wanita cantik berlumuran darah di lantai, begitu juga yang lainnya. Dalam suasana tegang itu, dia terlihat satu susuk tubuh yang amat dikenalinya.

"Unnie?!" Panggilnya yang lemah.

Shadow mencekak leher Moon, bersedia untuk menamatkan riwayatnya. Moon yang sudah nyawa-nyawa ikan itu memandang ke arah Tania yang menuju ke arah mereka. Permaisuri turut memandangnya sambil menanggung kesakitan dadanya.

"Unnie!!"
"Unnie!!"

Langkahnya semakin laju.

"Unnie!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Jerit Tania sekuat hatinya.
Shadow melepaskan cengkamannya pada leher Moon yang sudah tidak bernyawa. Tubuh Moon jatuh ke lantai. Tania berlari ke arahnya lantas memangku kepala unnienya.

"Unnie!! Unnie!!"
Tania menggoncang tubuh Moon. Namun tiada respon. Perlahan tubuh Moon diletakkan pada lantai. Tania memulakan bantuan kecemasan dengan menekan dada Moon berulang kali, dengan harapan Moon akan bernafas semula. Air matanya mengalir tanpa henti. Tania mengangkat dagu Moon , mula melakukan CPR ,mulut ke mulut.

Tania melakukannya berulang-ulang kali, namun segalanya telah terlambat. Moon telahpun meninggal dunia.

" Andwae unnie ... Andwae"..

"Ahhhh...aaaaa.... Aaaa...."

" Unnie!!!.. aaaa... Aaa unnie!!!!!!"

Dia menangis memeluk tubuh Moon yang sudah tidak bernyawa.

______________________________________

Doooommmm!!!!!! Dooooommm!!

Guruh mula membedil, kilat pula sabung menyabung dan hujan turun dengan lebatnya mengiringi tangisan Tania yang seperti orang histeria. Tangisannya lama-kelamaan berubah menjadi sayu. Tania mengusap wajah unnie yang dirinduinya itu.

"Unnniiiiiieeee...."

Kristal yang cedera parah mula mengheret badannya ke arah adiknya, Moon. Air matanya berjujuran menangisi pemergian adik kesayangannya.

Permaisuri yang sedang nyawa-nyawa ikan itu hanya mampu menangis.

"Apa kau dah buat? ! Apa dah kau buat ni siaaallll!!!!!" Tania mula naik hantu mengcekak leher Shadow. Shadow terkejut diserang Tania secara mengejut. Anak mata hijau emerald Tania mula bertukar merah. Semerah darah yang menggambarkan derita hati dan dendam kesumatnya.
Suhu bilik itu mula menjadi panas seperti berada di dalam ketuhar panas.

"Kita mungkin bisa bertahan dengan kepanasan ni ,tapi tidak untuk makhluk lemah seperti mereka." Shadow cuba memancing simpati di hati Tania.

 TANIAWhere stories live. Discover now