Chapter 4

5.1K 320 13
                                    

The important thing is not to stop questioning. Curiosity has its own reason for existence. One cannot help but be in awe when he contemplates the mysteries of eternity, of life, of the marvelous structure of reality. It is enough if one tries merely to comprehend a little of this mystery each day.

—"Old Man's Advice to Youth: 'Never Lose a Holy Curiosity.'"LIFE Magazine (2 May 1955) p. 64

Albert Einstein

• тнe мyѕтery clυв •

Kyotaro berjalan santai menuju kereta yang bertujuan ke arah sekolahnya. Ia mengenakan kemeja biru flanel dengan kaos putih di dalamnya serta jeans gelap dan sepatu putih. Ia tak membawa apa-apa, hanya hp dan dompetnya saja yang ia kantongi di kantong jeansnya.

Baru saja ia akan berhenti untuk menunggu kereta jika saja ia tak melihat sosok Shizuka yang sedang bersandar di suatu pilar besar, tak jauh darinya.

Kyotaro tahu ini pertama kalinya ia melihat Shizuka dengan baju bebas--secara langsung--dan ia tahu ia tak akan sudi menyebut gadis itu sangat cantik, walau memang itulah kenyataan di depan matanya.

Shizuka memakai kaos abu-abu dibalik jaket hitamnya dengan paduan celana joggerpants berwarna putih dan sepatu abu-abu. Tidak seperti Kyotaro, ia menyandang tas hitam di punggungnya. Rambut gadis itu diikat satu, dan Kyotaro bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu tanpa gangguan rambut. Wajah polos gadis itu tampaknya hanya dilapisi bedak, dengan sedikit sentuhan liptint berwarna pink natural untuk bibir.

Kyotaro baru saja ingin mengalihkan matanya dari Shizuka saat mata Shizuka langsung menangkapnya di kerumunan orang-orang yang baru keluar dari kereta. Sembari memegang erat tali tasnya, ia langsung berjalan ke arah pintu kereta, disusul oleh Kyotaro.

"Jadi tadi kau menungguku?" tanya Kyotaro kepada Shizuka saat pintu kereta mulai tertutup. Mereka berdua memilih untuk berdiri di dekat pintu daripada duduk di kursi.

"Jangan bermimpi." gerutu Shizuka sembari mengeratkan genggamannya pada tiang yang menjadi pegangannya. "Aku hanya memastikan bahwa kau tidak kabur. Itu saja."

"Masa sih?" Sebenarnya Kyotaro sadar dirinya mulai berubah sejak bertemu dengan Shizuka. Ia bukan tipe orang yang suka mengobrol, dan ia juga sebenarnya tidak pernah mau memulai pembicaraan jika tidak penting. Ia bahkan tak pernah berniat untuk sekedar mengganggu orang. Namun memang Shizuka ini sedikit berbeda. Seakan-akan ia sebenarnya bisa dekat dengan Shizuka lebih dari dugaannya.

"Jangan membuatku ingin mencubit pipimu karena sekarang tanganku sudah gatal ingin melakukannya."

"Oh ya? Maksudmu kau ingin menyentuhku?"

"Ih, tentu saja tidak! Ya Tuhan..." Shizuka menghela napas. "Apa dosaku sampai-sampai dipertemukan denganmu?"

"Sebenarnya itu kata-kataku." ujar Kyotaro.

"Tapi aku menyebutnya duluan."

"Oh ya? Tapi aku yang memikirkannya duluan."

"Tidak, aku yang duluan."

"Aku."

"Aku."

"Aku."

"Aku."

"Aku."

"Aku!" Tangan Shizuka pun mencubit lengan Kyotaro dengan gemas. Ia melepasnya sebelum erangan Kyotaro membesar karena ia tak ingin menarik perhatian orang-orang yang ada di kereta.

The Mystery ClubWhere stories live. Discover now