Chapter 9

4.5K 292 9
                                    

Those with less curiosity or ambition just mumble that God works in mysterious ways. I intend to catch him in the act.

---Damien Echols, Life After Death

• тнe мyѕтery clυв •

"Karena itulah mulai sekarang kau harus mengubah pandangan orang tentang--oh, permisi."

Suara Yuki yang cukup keras memang sudah terdengar mendekat dari luar, dan omelannya kepada Kyotaro langsung terpotong begitu Kyotaro membuka pintu ruang klub. Tampaknya ia sengaja melakukan itu untuk membuat celotehan Yuki berhenti.

"Permisi." ucap Kyotaro sembari melangkah masuk ke dalam ruang klub.

"Selamat datang." balas Shizuka yang baru saja mengalihkan perhatiannya dari jendela. "Kalian cukup lama."

"Iya, Kyotaro sempat ditelpon kakaknya. Kukira itu hanya alasannya agar tidak datang ekskul hari ini, jadi kutunguin sampai ia selesai." jelas Yuki lalu meletakkan tasnya di atas kursi di sebelah Shizuka sebagai penanda tempatnya, lalu ia berjalan menuju rak buku dan melihat-lihat judulnya.

"Aku tidak berpikiran begitu." omel Kyotaro dan duduk di depan Shizuka. Awalnya Shizuka agak sebal karena ia malas berhadapan dengan wajah Kyotaro, namun mungkin laki-laki itu duduk di sana dengan alasan yang sama dengannya; melihat ke luar jendela.

Walau sebenarnya ada pohon besar tak jauh dari jendela klub, namun pohon itu tidak menghalangi pemandangan sore musim semi yang indah ini. Rumah-rumah penduduk berjejer rapi, gedung-gedung tinggi terlihat cukup jauh namun menjulang gagah. Terlihat lalu lintas yang ramai dari kejauhan, namun suasana justru terasa tenang dan damai.

Kyoraro kini sudah menggeser pembatas kaca itu dan melipat kedua tangannya di jendela sebagai bantal kepalanya. Nampak sekali bahwa ia hanya ingin menikmati angin musim semi dan pemandangan bunga sakura dari kejauhan tanpa diganggu.

Hanya ada mereka bertiga di ruangan itu, karena Akira sempat pergi dan mengatakan akan menjemput Rie di kelasnya.

"Wah, banyak sekali karya Agatha Christie di sini!" gumam Yuki dengan mata berbinar. Badannya sedikit membungkuk untuk memudahkan dirinya melihat judul-judul buku yang terlihat menarik. "Ah, buku The Murder of Roger Ackroyd! Crooked House juga ada! Aku ingin sekali membaca buku ini dari dulu!"

Saking bahagianya gadis itu bahkan meloncat-loncat kecil dengan bahagia sembari memegangi sebuah buku. Shizuka tertawa kecil melihat sikap kekanak-kanakan Yuki.

"Yuki-san penggemar novel misteri, ya?" tanya Shizuka sambil berdiri dan mendekat ke Yuki. Ia tak menyangka Yuki yang manis menyukai buku-buku pembunuhan seperti itu.

Ah, bahkan seharusnya keinginan mereka untuk masuk klub Misteri pun diberi tanda tanya besar.

"Sebenarnya aku lebih suka novel romansa, tetapi kalau novel misteri aku hanya suka karya-karya besarnya saja, sih." jawab Yuki, namun tetap saja binar-binar di matanya tak meredup. Tampaknya ia memang cukup tertarik dengan misteri walau tak sedalam yang dikira.

"Oh begitu." Jujur saja, Shizuka sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang misteri. Bahkan ia sendiri lupa alasan ia masuk klub Misteri yang sama sekali tidak menjadi perhatiannya sejak memilih ekskul. Apa mungkin ia tak memiliki alasan ya?

Atau sebenarnya ia bergabung karena Kyotaro juga? Memang sejak kejadian di kereta itu Shizuka jadi lumayan sering memperhatikan Kyotaro karena heran akan manusia satu itu menjalani hidup dengan wajah datar dan tanpa ketertarikan satu pun. Maksudnya, bahkan Shizuka mengira orang seperti Kyotaro hanya ada di komik atau novel. Apakah sebenarnya Shizuka bergabung agar dapat melihat sisi manusiawi Kyotaro dengan lebih dekat?

The Mystery ClubOn viuen les histories. Descobreix ara