Chapter 7

4.2K 321 17
                                    

Sometimes, we miss the truth when it's right in front of us, she thought. Sometimes the closer we are, the harder it is to see.

---Jacqueline Simon Gunn, Circle of Trust (Close Enough to Kill - Book 2)

• тнe мyѕтery clυв •

Akira berlari cepat menuju ruang klub Misteri dengan hpnya sebagai senter sementara yang lain mengikuti di belakang. Dengan sekali sentakan ia membuka pintu ruang klub yang sama sekali tidak terkunci itu.

Dan betapa kagetnya ia ketika melihat ke dalam ruangan.

"Rie?" panggil Akira bingung. Seorang gadis berpakaian hitam dan memakai masker terlihat terduduk di lantai sambil merintih. Ternyata suara besar itu dihasilkan dari rak buku yang terjatuh, dan sekarang sedang menghimpit kaki kanan gadis itu. "Rie! Haruto, Kyotaro, tolong bantu angkat rak buku ini!"

Haruto dan Kyotaro pun dengan sigapnya membantu mengangkat rak buku yang tampaknya cukup berat itu sementara Shizuka dan Yuki bergegas menolong gadis yang dipanggil Rie itu.

"Senpai, kau tak apa?" tanya Yuki sembari mengecek kaki Rie yang terhimpit. Tanpa ditanya Yuki tahu Rie adalah seorang senior karena Rie juga adalah salah satu anggota OSIS yang pernah memunculkan muka di upacara penerimaan murid baru. "Astaga kakimu berdarah!"

"Akira-senpai, apakah di ruangan ini ada kotak P3K?" tanya Shizuka panik ke Akira.

"Tunggu sebentar!" Akira langsung membuka sebuah lemari dan mengambil sebuah kotak berwarna putih dan memberinya ke Shizuka. Dengan lihai Shizuka mengambil obat, kapas, dan barang-barang yang diperlukan untuk mengobati luka Rie.

Luka Rie tak terlalu parah daripada yang seharusnya. Jika kakinya terhimpit rak yang cukup berat itu dengan kuat, maka yang harusnya terjadi adalah patahnya tulang kaki atau tulang kakinya menjadi rata. Namun melihat kakinya yang hanya tergores luka dan terkilir mungkin terjadi karena saat rak hampir jatuh, buku-bukunya sudah terjatuh duluan sehingga saat rak itu terhempas ke lantai, masih ada buku-buku yang menjadi pengganjal dan penyelamat kaki Rie dari luka yang seharusnya cukup parah itu.

"Argh!" Rie meringis saat pedihnya obat menusuk lukanya.

"Tahan ya, senpai." pinta Shizuka lembut, lalu kembali berkonsentrasi mengobati dan membalut lukanya. Setelah Shizuka selesai, Akira mendudukkan Rie di sebuah kursi sementara Kyotaro dan Haruto merapikan buku-buku yang terjatuh kembali ke raknya, walau sekarang urutannya menjadi acak dan tidak rapi.

"Ya ampun Rie, kukira kau maling atau penjahat yang berniat buruk." kata Akira khawatir. Bagaimana tidak, salah satu anggota klubnya sekarang sedang terluka. Dan apalagi yang terluka adalah seorang perempuan.

Maling dan penjahat kan memang selalu berniat buruk, pikir Kyotaro. Namun ia tidak berniat untuk menyuarakan pikirannya ke Akira karena sekarang bukan waktu yang tepat untuk meralat perkataan seseorang.

"Maaf. Maaf ya semuanya." Rie menunduk menahan malu, karena tindakan yang seharusnya ia lakukan secara diam-diam malah ketahuan dengan cara yang cupu sekali. Tentu saja ia malu, masa first impressionnya dengan adik-adik klubnya malah seperti ini?

"Ada apa, Rie? Kukira kita semua sudah sepakat agar aku saja yang mengurus anggota baru." ucap Akira kepada Rie

"Memang kok." Rie menyelipkan sejumput rambutnya ke belakang telinga. "Tapi aku datang bukan karena itu."

"Tapi karena apa, Rie?" desak Akira. Ia tak habis pikir, jadi bayangan yang dilihat Kyotaro di dalam gedung itu mungkin adalah Rie. Rie menyelinap diam-diam ke dalam sekolah, khususnya ruang klub, dengan alasan yang tak ingin ia ceritakan karena setelah laki-laki itu bertanya, Rie malah bungkam seribu bahasa.

The Mystery ClubWhere stories live. Discover now