Chapter 16

4.5K 235 35
                                    

It began in mystery, and it will end in mystery, but what a savage and beautiful country lies in between.

---Diane Ackerman, A Natural History of the Senses

• тнe мyѕтery clυв •

Suara ketukan pintu terdengar dari pintu ruang klub Misteri. Shizuka yang kira-kira sudah menebak siapa yang datang langsung membuka pintu.

"Hai. Ayako-senpai desu ne?"

Gadis berkucir satu yang tampak dewasa itu mengangguk. Shizuka membuka pintunya lebih lebar dan berkata, "Dōzo."

"Hai, arigatō." Ayako langsung masuk dan berhadapan dengan Inspektur Yamada.

"Ayako-san? Silahkan duduk di depan saya." ujar Inspektur Yamada. Ayako mengangguk dan menuruti permintaan Inspektur Yamada. Inspektur Yamada kemudian memperkenalkan diri, yang dibalas dengan jawaban pendek dari Ayako.

Kyotaro semakin bingung. Dari cerita yang ia dengar, saat bertengkar dengan Shizuka itu, Ayako sangat berang dan marah panjang lebar. Saking banyaknya bicara mereka berdua seakan-akan membuat debate show di depan seluruh anggota sekolah. Tapi sekarang Ayako yang duduk di hadapannya itu malah terkesan pendiam dan irit bicara. Yah, kurang lebih mirip seperti dirinya saat masih SMP.

Ternyata memang benar jika orang marah, mereka tidak seperti diri sendiri.

"Baiklah, kita mulai saja ya. Apa yang kau lakukan pagi ini?"

Ayako terdiam, seperti sedang menyusun kata-kata untuk dikeluarkan."Ehm, aku bangun... dan bersiap-siap ke sekolah jam 7.30."

"Apa ada seseorang yang dapat menegakkan alibimu itu?"

Ayako berpikir sebentar. "... Tidak. Ayahku sudah pergi kerja duluan sementara ibuku masih tidur. Kalaupun aku memang pamit, ibuku belum tentu melihat jam."

Inspektur Yamada melirik Nakano yang menulis keterangan yang diberikan Ayako. "Alibimu tidak jelas, ya?"

Ayako cuma menunduk. "Tapi kau bisa bertanya ke teman-teman sekelasku di depan gerbang. Aku sempat bertemu beberapa dari mereka pagi tadi."

"Baiklah, akan kutanyakan. Ngomong-ngomong, kudengar kau pernah mengancam korban untuk membunuhnya."

Mata Ayako membesar, namun ia berusaha untuk tidak terlihat kaget. Cepat atau lambat ia tahu kepolisian akan mengetahui hal itu. "Ya."

"Kenapa kau mengatakan hal itu?"

"Aku tersulut emosi." kata Ayako, berusaha meyakinkan Inspektur Yamada.

Melihat ekspresi Inspektur Yamada yang tidak meyakinkan membuat Ayako menambah kata-katanya. "Tapi percayalah, itu karena aku terbutakan emosi! Aku tak benar-benar bermaksud mengatakannya!"

Inspektur Yamada terdiam sebentar. "Kau mengatakan yang sebenarnya?"

Ayako mengangguk pelan.

"Baiklah." Setelah diberikan beberapa pertanyaan lebih lanjut, Ayako diperbolehkan kembali ke kelas.

"Terima kasih atas informasi yang kau berikan, Ayako-san."

The Mystery ClubWhere stories live. Discover now