Chapter 19

3.4K 199 17
                                    

Each person is an enigma. You're a puzzle not only to yourself but also to everyone else, and the great mystery of our time is how we penetrate this puzzle.

---Theodore Zeldin

• тнe мyѕтery clυв •

"Tadaima."

Kyotaro membuka sepatunya sambil mengucapkan salam. Dari luar ia dapat mencium aroma kare yang begitu enak yang sangat jarang ia cium. Kemungkinan hanya ada satu, orang itu sudah pulang hari ini.

"Okaeri, Kyo-chan!" Tiba-tiba seorang perempuan berumur 19 tahun memunculkan kepalanya dari balik pintu dapur. Wajahnya begitu ceria ditambah dengan wajah sedikit menatap dengan curiga. "Sejak kapan adikku yang pemalas ini pulang ketika matahari sudah mau tenggelam?"

Kyotaro menggaruk kepalanya, bingung mau menjawab apa. Kakaknya, Sakamoto Airu, baru masuk kuliah dan memilih tinggal di dekat kampusnya sehingga ia hanya balik ke rumah setiap Jumat malam dan pergi Minggu sore.

"Aneki kok datang cepat? Bukannya biasanya datang malam?" tanya Kyotaro balik, berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hari ini kelas pulang cepat, lalu Papa mau dibikinkan kare, jadi aku pulang cepat." Airu kembali masuk ke dalam dapur diikuti Kyotaro. "Kalian benar-benar menyedihkan, ngomong-ngomong. Aku menemukan beberapa mie yang nyangkut di saluran tempat cuci, dan beberapa kantong ramen instan di tong sampah. Sudah kubilang kau seharusnya belajar memasak, Kyo-chan."

"Aku sibuk." kata Kyotaro sambil menghempaskan dirinya di kursi meja makan, lalu mengambil remote TV yang tergeletak di meja dan menghidupkan TV. Kakaknya benar-benar mirip dengannya, suka membuat hipotesis. Hanya melihat ini itu langsung saja dihubungkan untuk membuat sebuah jalan cerita. Kadang bagus, karena mereka bisa mencari benda-benda hilang dengan lebih mudah tapi kadang pun kemampuan seperti itu juga merepotkan karena jadi susah berbohong.

"Ya, aku bisa melihat itu." sindir Airu yang masih sibuk mengurus karenya. "Dasar. Cepatlah cari pacar, mau sampai kapan sendiri terus?"

Kyotaro menatap Airu dengan sebal. "Mendingan sendiri daripada gonta-ganti pacar terus."

Sama seperti Kyotaro, Airu pun diberkahi dengan wajah diatas rata-rata. Berkat darah Jepang ayahnya dan darah Indonesia ibunya, mereka memiliki wajah yang unik dan menawan. Tapi jika dibandingkan dengan Airu yang begitu menggunakan kelebihannya itu untuk percintaan, Kyotaro lebih ke menyimpannya sendiri agar bisa menikmati ketenangan sebelum keharusannya untuk menikah sehingga waktu untuk diri sendirinya tidak akan kekurangan.

"Tapi serius, Kyo-chan." Airu mengambil piring dan mulai meletakkan nasi di atasnya. "Di SMA Minami ada yang menarik perhatianmu gak? Kudengar tahun ini ada putri konglomerat keluarga apa... gitu yang masuk sebagai siswi tahun pertama. Ng, siapa ya namanya..."

"Kanzaki Shizuka." jawab Kyotaro tanpa keraguan.

Wajah Airu yang sebelumnya mengerut kembali cerah. "Ha, itu dia. Putri keluarga Kanzaki yang cantik dan anggun. Memang sih dari foto artikel dia cantik banget, mirip ibunya yang bule itu lho. Ihh, pengen banget deh punya rambut brunette kayak dia. Gimana, kalau di sekolah dia cantik gak?"

Kyotaro langsung menjawab, "Ya iyalah, mana ada orang yang cantik di foto candid tapi jelek di dunia nyata."

"Aih, pertama kalinya aku mendengar Kyotaro memuji cewek selain Mama dan aku!" Airu langsung mengambil notebook kecilnya yang entah darimana muncul dan menandai hari ini. Memang kebiasaan Airu yang cukup aneh adalah menandai hari-hari khusus dalam hidupnya, seperti pertama kali pacaran, pertama kali memakai make up, atau pertama kali mendengar Kyotaro punya teman. "Kalian sekelas? Dekat gak?"

The Mystery ClubWhere stories live. Discover now