5. DOUBEL DATE?

239 17 0
                                    


Hari ini tanggal merah. Thalia berniat untuk jalan jalan di Jakarta tanpa kendaraan hingga sore. Jakarta ini cukup luas, jadi ia berniat jalan jalan saja. Ia tak berniat untuk mengelilingi semua wilayah. Terdengar kurang kerjaan.

Thalia sudah selesai mandi dan bersiap siap. Ia segera turun dan berpamitan.

"Ma, Lia jalan jalan ya? Bosen di rumah" Thalia mengahampiri Linda yang sedang berbincang hangat dengan Angga di ruang tengah.

Linda memperhatikan penampilan Thalia dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Kemana?"

"Jalan jalan."

"Sama siapa?" tanya Linda.

"Sendiri Ma."

Linda menoleh ke arah Angga. "Kamu antar dia ya, Ga?"

"Gak!" tolak nya cepat.

"Loh? Kenapa?"

"Thalia yang dulu udah ilang."

Angga menatap Thalia tajam. Ia tak suka dibohongi. Adik nya sudah berubah. Angga tau, Thalia mungkin akan pergi bersama dua teman baru nya itu. Dan Angga tak suka.

"Ga, apaansih?" Linda tampak bingung.

"Angga mau ke kamar dulu."

Angga meninggalkan Linda dan Thalia. Ia marah. Ia tak suka dengan keputusan Thalia yang memilih berteman dengan Vita dan Adelyn. Disekolah nya banyak murid, kenapa harus Vita dan Adelyn?

Thalia tak berani menatap Angga. Thalia tau Angga sedang kesal terhadap nya. Thalia tau Vita dan Adelyn bukan gadis baik. Tapi jika Thalia nyaman dengan mereka, apa boleh buat?

"Yaudah Ma, Lia berangkat sekarang" Thalia berpamitan. Setelah itu ia segera menjalankan misi nya. Jalan jalan.

Thalia berjalan di trotoar tanpa rasa pegal. Sudah satu jam ia berjalanan di trotoar jalanan Jakarta, mungkin sesekali ia mampir ke sebuah toko jika ada yang diperlukan atau diinginkan. Ia bahkan tak takut jika nanti ada preman.

Thalia menyumpal telinganya dengan earphone. Lagu demi lagu terdengar oleh nya.

"Laa, la, la, la" Thalia bersenandung.

Tiba tiba ada yang menarik lengan nya dan membekap mulut nya dari belakang. Thalia sangat terkejut, ia mencoba melepaskan diri, namun tenaga nya tak cukup kuat.

Tibalah mereka di sebuah gang sempit. Seseorang itu membawa Thalia kesini.

"Lo gila, hah? Lo udah tau kalo daerah ini itu markas nya orang-orang kurang belaian. Kenapa lo malah dateng kesini?"

"Maaf Ga, gue gak tau" Thalia menunduk.

Pletak!

"Bodoh lo! Masa gitu aja gak tau? Kalo ada preman yang goda lo, siapa yang mau nolongin?" Angga masih khawatir.

"Ya gak usah jitak kepala gue juga kali!"

"Lo ngapain jalan jalan satu jam? Nggak pegel?"

Thalia mendengus kesal. "Gue jalan jalan karna gak tau mau ngapain! Gue gak pegel!"

"Terserah! Ayo pulang!" Angga menarik lengan Thalia. Gadis itu mengangguk pasrah. Tiba tiba gadis itu ingat sesuatu.

"Ga?"

"Apa?"

"Lo masih marah ke gue?" tanya nya hati hati.

"Marah kenapa?" Angga masih menarik lengan Thalia.

"Karna gue temenan sama Vita dan Adelyn."

Angga perlahan melepaskan cengkeraman tangan nya kepada Thalia.

Thalia (END)Where stories live. Discover now