14. BERUBAH

168 8 0
                                    


Sejak tadi Thalia terus menangis di dalam kamar. Ia benar-benar tak menyangka Angga akan mengatakan hal seperti tadi.

Angga sendiri sepertinya sudah berhasil membuat Thalia sadar. Mungkin.

Drrtttr... Drrrtt

Handpone Thalia berdering, gadis itu segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang sedang menelponnya pagi-pagi seperti ini.

Jovita.

Dengan segera Thalia menggeser tombol warna hijau untuk mengangkat.

"Kenapa?" tanya Thalia langsung, mood nya sedang tidak baik hari ini.

"Lo gak masuk sekolah kenapa? Di sekolah ada berita hot nih," ucap Vita disebrang sana dengan tergesa-gesa.

"Berita apa?"

"Tika pindah ke sekolah kita!" serunya. Thalia membelalakan matanya tak percaya.

Jika Tika pindah sekolah, otomatis ia akan lebih sering bertemu dengan Gavin. Entahlah, Thalia pusing. Belum lagi kemarin ia melihat sendiri Gavin sedang berduaan di kelab dengan Tika, huh.

"Oh. Lo masuk sekolah?" tanya Thalia. Ia hanya merespon 'oh' untuk berita yang dibawakan Vita tentang anak baru.

"Gak, gue tadi tau dari group kelas," jawabnya.

Thalia mematikan sambungan telepon. Mungkin tak ada yang perlu dibahas lagi. Apalagi mood Thalia sedang buruk hari ini.

***

Seharian Thalia tak keluar kamar. Ia seharian hanya tidur dan memainkan ponsel. Angga juga tak ada tanda-tanda mencari dirinya atau sekedar menyuruhnya makan.

Sekarang jam di dinding kamar Thalia sudah menunjukan pukul delapan malam. Ia belum makan dari pagi, dan tak ada yang peduli.

Ia teringat kejadian tadi pagi di dapur dengan Angga. Thalia tak tau kenapa sang Abang tega mengatakan hal itu. Thalia tau Angga mungkin kecewa, tapi apakah pantas jika ia mengatakan hal demikian?

Thalia membuka group WA nya dengan Vita dan Adelyn,  ia mengirimkan pesan disana.

Nathalia
Gak ada niatan mau jalan?

Lima menit kemudian Adelyn mambalas pesan Thalia.

Adelyn
Jalan kemana? Lo gak kapok? Kemarin lo hampir aja dibawa om-om ke kamar?

Deg!

Thalia menjatuhkan handpone-nya. Apakah yang dikatakan Adelyn itu benar? Thalia mengeluarkan air mata nya lagi. Ia menjadi berfikir, apakah ia harus kembali lagi menjadi Thalia yang dulu? Ia rasa, ia salah bergaul, ia rasa menjadi badgril bukanlah hal yang baik. Kenapa ia baru berfikir sekarang?

Gadis itu segera turun dari kasur, dan keluar kamar. Ia sekarang berniat minta maaf ke Angga. Thalia tau, tadi pagi mungkin Angga hanya ingin menyadarkannya bahwa ia tak seharusnya pergi ke kelab dan minum-minum.

Thalia membuka pintu kamar Angga, berharap Abang nya itu ada disana. Dan benar saja,  Angga sedang memainkan ponselnya sambil duduk diatas kasur. Thalia langsung menghampirinya.

"Ga... " panggil Thalia pelan. Angga menoleh, menatap adik nya itu dengan datar.

"Ngapain kesini?" tanya-nya dengan nada seperti tak suka. Angga sudah meletakan handpone di atas nakas.

"Gue mau minta maaf Ga. Gue tau gue salah. Seharusnya gue emang dengerin lo dari awal buat jauhin Vita sama Adelyn. Sekarang gue nyesel. Gue takut yang kemarin terjadi sama gue terulang lagi. Lo mau, kan, maafin gue?" ucap Thalia tulus. Ia memang benar-benar menyesal.

Thalia (END)Where stories live. Discover now