9. CINTA SEGITIGA

191 13 0
                                    

Hari ini Thalia bolos jam pelajaran. Ia lebih memilih kembali ke rofftop sekolah. Namun kali ini ia mengajak Vita dan Adelyn. Mereka dengan senang hati untuk ikut. Toh, bagi mereka ini bukan yang pertama.

Thalia dan Vita sedang menatap layar handpone Vita yang menunjukan tayangan film thriller, sedangkan Adelyn sedang siaran langsung di IG. Kalau Bu Hanggini menonton siaran langsung Adelyn, dijamin ketahuan dan berujung masuk BK!

Bu Hanggini adalah guru BK sekaligus guru matematika. Dia adalah guru yang sangat mengikuti perkembangan jaman. Jadi, kalau tidak mau dimarahi, belikan saja satu set alat make up dan kuota. Dijamin ampuh menghilangkan amarah dan hukuman!

"Eh, menurutlo, rambut gue ini terlalu item apa gak sih? Kok banyak yang komen kalo rambut gue terlalu item?" tanya Adelyn entah kepada siapa, yang penting ada yang menjawab.

Thalia menoleh. "Kan lo abis ngecat rambut lo warna item, ya keliatan item banget lah!"

"Ya habis nya, kalo gak gue cat warna item lagi, keliatan banget 'kan kalo gue itu abis ngecat rambut gue pakek warna ungu," Adelyn membelai rambut nya sendiri.

"Diem bisa gak sih? Ganggu aja lo!" kesal Vita.

"Terserah deh Vi, salah aja terus gue di mata lo!" Adelyn mendengus kesal.

"Diem gak lo?!"

***

Breemm... Bremmm....

Thalia bangun dari tidur siang nya. Suara derungan motor itu membuat Thalia bangun. Entah siapa pemilik motor itu.

Thalia turun dari kasur nya, menatap ke arah depan dengan jengkel.

Tok... Tok... Tok..

"Iya! Masuk aja, gak dikunci," itulah yang membuat Thalia merasa jengkel. Belum selesai suara motor itu, sudah ada suara ketokan pintu.

Cklek..

Angga masuk kedalam kamar Thalia. Angga terkekeh melihat penampilan Thalia yang khas orang baru bangun tidur, acak-acakan.

"Buruan siap-siap, habis itu turun. Udah ditunggu sama Papa, " ucapnya lalu keluar dari kamar Thalia.

Thalia membelalakan matanya tak percaya dan tersenyum lebar. "Papa udah pulang? Seriusan?"

"Iya, cepet ke bawah! " Angga keluar dari kamar Thalia.

Thalia buru-buru mandi dan mengganti bajunya setelah itu buru-buru menemui ayahnya. Sudah lama Thalia menantikan hal ini.

Setelah itu Thalia keluar dari kamar dan menghampiri ayah nya yang berada di ruang tamu dengan....Gavin.

"Pa?" Thalia menghampiri ayah nya dan duduk di tepi sofa.

"Eh, udah bangun? Sini, papa kangen banget sama kamu," Ben mengelus rambut Thalia dengan sayang.

Gavin yang melihat interaksi antara anak dan ayah tersebut tersenyum tipis.

"Kamu udah kenal sama Gavin, kan? " tanya Ben kepada Thalia. Thalia mengangguk.

"Udah kok Om. Dia salah satu pens saya tuh Om, " canda Gavin. Ben terkekeh geli, sedangkan Thalia mengumpat dalam hati.

Thalia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang