17. THALIA PULANG

159 8 0
                                    


Gavin pulang dari rumah Angga dengan raut murung. Ia sendiri bingung harus mengatasi masalah nya dengan Thalia bagaimana. Tadi saat dirumah Angga laki-laki itu terus saja bertanya tentang masalah Thalia.

Gavin merebahkan tubuhnya ke atas kasur king size nya. Merasakan nyaman nya berada disana.

Tok... Tok..tok

Seseorang mengetuk pintu kamar Gavin, membuatnya beranjak dari kasur dan membuka pintu.

Si-Bibi ternyata. Ya, siapa lagi? Dirumah ini hanya ditinggali Gavin dan bibi saja. Ibunya sudah meninggal sejak satu tahun yang lalu, saat di Kanada. Sementara ayahnya sibuk bekerja.

"Ada apa, Bi?" tanya Gavin.

"Itu ada non Tika datang nyariin Aden," jawabnya. Gavin mengangguk-angguk.

"Iya nanti aku turun," Gavin menutup pintu. Cowok itu kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk.

Tok... Tok... Tok

Seseorang mengetuk pintu lagi, membuat Gavin kembali meninggalkan kasurnya.

"Gue tungguin kok lama banget? Ngapain aja sih, disini?" tanya Tika lalu menerobos masuk ke dalam kamar Gavin.

"Ka... Lo ngapain disini? Ini kamar cowok, gak baik masuk," ujar Gavin. Tika tak peduli.

Tika menidurkan tubuhnya ke kasur empuk Gavin. Memejamkan matanya menikmati betapa nyaman nya tempat yang sekarang ia tempati.

"Ka-"

"Vin, Thalia lari kemana tadi?" tanyanya memotong ucapan Gavin.

"Gak tau," jawab nya singkat. Gavin masih saja berdiri di dekat pintu.

"Oh," Tika membuka matanya, menatap Gavin yang masih setia berdiri.

"Lo ngapain berdiri disitu?"

Gavin diam.

"Kenapa, sih, Vin?" tanya Tika lagi.

"Lo gak suka gue ada disini? Yaudah gue mendingan pergi aja. Tika hendak berdiri lalu pergi, namun Gavin mencegahnya.

"Gak lah. Gue suka lo ada disini. Suka banget. Tapi Ka, ini itu kamar cowok, lo tau, kan maksud gue?"

Tika tampak masih tak peduli. Ia mulai berdiri dan berjalan menuju keluar, namun lagi-lagi Gavin menahan nya.

"Mau kemana?" tanya Gavin seperti tak suka.

"Pulang!" jawab nya tak santai. "Lepasin gak tangan gue?! "

"Bisa gak kita di ruang tamu aja, Ka?" pinta Gavin.

"Buat apa? Gue pengen pulang aja!" putusnya.

"Kita bisa ngobrol di bawah. Seperti yang lo mau. Lo kesini mau ngobrol sama gue, kan? Yaudah ayok, tapi jangan disini Ka, gak baik. Jangan marah lagi dong," bujuk Gavin.

Tika menatap Gavin datar, mencoba meredakan emosi dan gengsi nya sejenak.

"Yaudah kita kebawah," ucap nya lalu tersenyum tipis.

"Gitu dong," Gavin mencubit pipi Tika pelan.

"Aduh, sakit!" Tika mengelus-elus pipi nya yang tadi dicubit oleh Gavin.

"Iya-iya maap," Gavin menggandeng tangan Tika berjalan menuju ruang tengah. Ia tak mau jika ia dan Tika berduaan di kamar.

***

Keesokan harinya Thalia dan Dara memutuskan untuk jalan-jalan pagi disekitar rumah Dara. Mereka juga izin tak masuk sekolah. Badan mereka terasa masih sakit sedikit. Mereka juga malas berangkat, apalagi bertemu dengan orang-orang kemarin.

Thalia (END)Where stories live. Discover now