Pingsan

120 11 3
                                    

Abel mendaratkan motornya di pekarangan rumah sederhananya. Abel memasuki rumahnya langsung menuju dapur menemui Mamanya. Terlihat wanita paruh baya yang masih terlihat muda sedang menyusun kue bolu pesanan orang.

"Assalamu'alaikum, Ma"

"Walaikumussalam. Sudah pulang kamu. Makan gih, tuh ada mie ayam di meja makan" ujar Bunga--Mama Abel.

"Nanti deh, Ma. Abel bantuin deh"

Abel menaruh tasnya di kursi, lalu membantu Ibunya menyusun kue-kue itu.

"Kok banyak banget kuenya? Banyak orderan ya?" tanya Abel ketika melihat kue bolu buatan Mamanya yang lebih banyak dari biasanya.

"Enggak kok. Cuma ada satu pelanggan yang pesan banyak. Katanya mau acara keluarga gitu"

"Oh. Abel anterin deh. Mama catat aja alamatnya"

"Kamu makan dulu tapi. Nanti sore baru kamu anterin kuenya. Gak jauh banget kok"

"Oke, Ma"

***

Abel menghentikan motornya di depan rumah berpagar hitam, sesuai dengan alamat yang Dewi kasih.

"Ini deh alamatnya. Beneran ini deh"

Abel turun dari motornya dan mendekati pagar tersebut. Disana ada Satpam yang berjaga.

"Bang, maaf ni ya. Mau tanya Bang. Ini beneran kediaman Bu Wiwit?"

"Iya, Neng. Ada keperluan apa?"

"Saya mau anterin pesanan kue. Ada Bu Wiwitnya gak?"

"Oh, pesanan kue. Kata Bu Wiwit kalau ada ada yang antar kue, disuruh langsung masuk aja. Masuk aja, Neng"

"Oke deh, Bang"

Abel kembali menunggang motornya memasuki halaman luas rumah itu. Abel membawa dua toples besar kue bolu cokelat menuju pintu rumah itu. Abel menekan bel rumah beberapa kali. Tak lama pintu terbuka, menampakkan sosok wanita cantik tersenyum ramah.

"Permisi Tante, saya mau antar pesanan kue bolu" sapa Abel sopan.

"Masuk yuk. Tante sekalian ambil uang buat bayar kue kamu"

Abel menurut saja. Ia memasuki rumah besar itu dengan perasaan kagum melihat isinya. Abel duduk di sebuah sofa sembari menunggu sang pemilik rumah mengambil uang.

"Siapa kamu?" suara itu berasal dari arah belakang, membuat Abel sontak menengok ke arahnya. Tampak seorang pria tampan terlihat seperti baru bangun tidur. Pria itu hanya menggunakan baju kaus tipis dan celana boxer.

"A-aku--"

"Dia yang antar kue Mamah, Vin" sahut sang pemilik rumah tadi.

"Oh. Kok cantik sih?" tanya pria itu. Sontak saja membuat Abel tersipu.

"Emang kenapa? Dia gak boleh cantik? Ngaco kamu ya" sahut Mamah dari pria itu.

"Iya juga sih" sahut pria itu lalu duduk di sofa memandangi Abel.

"Ini uangnya. Siapa nama kamu?"

"Cakep pertanyaan Mamah" sahut pria bernama Kevin itu tiba-tiba.

"Nama saya Abel, Tante"

TSUNDERE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang