Pembukaan PDKT

119 12 3
                                    

Abel menelisik segara penjuru koridor sekolah sebelum memasuki kelas Erik. Ia sengaja datang lebih awal agar rencana yang ia lakukan tidak ada yang melihatnya. Abel berjalan menuju meja Erik yang berada di tengah barisan ke tiga. Abel menaruh kotak bekal dan sebotol susu cokelat di atas meja Erik. Tidak lupa ia menaruh sepucuk surat di atasnya.

"Semoga tuh cowok batu mau terima bekal dari gue. Semoga!" ucap Abel lalu bergegas meninggalkan kelas itu.

Saat hendak keluar kelas, alangkah terkejutnya Abel hampir bertabrakan badan dengan Erik yang ingin masuk kelas.

"E-eh" Abel mengelus dadanya lega.

"Ngapain lo di kelas gue?" tanyanya dengan nada dingin.

"Gu-gue, cuma mau taruh sesuatu di dalam" sahut Abel gelagapan." Lo masuk gih. Cepetan liat apa yang gue taruh" Abel mendorong punggung Erik sampai pria itu masuk ke dalam kelas.

"Apaan si lo! Lepasin!"

Abel melepaskan tangannya dari punggung Erik. Sebuah cengiran manis ala Abel terukir begitu saja.

"Jangan di tolak ya. Hargain pemberian gue. Oke!" Abel mundur beberapa langkah sebelum berbalik dan meninggalkan kelas Erik.

Erik berdecih dan berbalik melanjutkan jalannya menuju bangku. Erik mengerutkan keningnya ketika mendati sebuah kotak bekal berwarna ungu muda dan sebotol susu cokelat dengan botol tuperware warna serupa. Erik menaruh tasnya di kursi, lalu menatap seksama benda d hadapannya.

Erik meraih surat yang ada di atas kotak bekal. Ia membuka dan membaca isinya. Tampak tulisan ala kadar Abel yang cukup singkat di kertas itu.

Dear Cowok Batu

Gue sengaja bikin bekal buat lo lengkap dengan susu cokelat hangat biar lo tambah pinter. Gue bikin bekal ini sebagai wujud pembukaan proses PDKT gue ke elo yang akan di mulai dari sekarang. Sabar ya batu, cinta gue buat lo kok.

Salam imut

Abel Sheila Puri

"Cih, dasar cewek kerdil!"

Erik membuka kotak bekal ungu itu. Beberapa potong sandwich dengan isi sayuran dan telur tertata rapi disana. Erik mengambilnya satu dan memakannya.

"Lumayan"

***

Waktu istirahat tiba, Abel bergegas membereskan semua buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Dewi yang melihat itu keheranan.

"Kenapa lo beres-beres kayak orang kesetanan gitu sih? Kena lo?"

"Gue mau jemput Erik di kelasnya. Semoga aja kelas Erik belum pada istirahat" sahut Abel lalu menutup rapat tasnya.

"Lo seriusan mau dekatin dia? Gak salah lo?"

"Kenapa emang? Lo ragu sama gue? Bagi gue gak ada yang gak mungkin selagi kita berusaha" sahut Abel. "Dan maaf banget, mulai sekarang gue sibuk PDKT sama dia. Jadi gue bakal jarang bareng sama lo. Jangan sedih ya, Dew"

"Dih, pergi aja lo sana. Semoga berhasil deh. Kalau enggak siap-siap jadi kacung gue" cibir Dewi seraya memperbaiki bedak di wajahnya.

"Gak akan. Oke, see you. Gue berjuang dulu" Abel berlari meninggalkan kelasnya menuju kelas Erik.

Abel celingak-celinguk usai menelisik kelas Xl IPA, karena ia tidak menjumpai Erik disana. Rifky dan Aldi yang kebetulan hendak ke kantin, melihat Abel di depan kelas mereka.

TSUNDERE [COMPLETED]Where stories live. Discover now