1. Anak yang Malang

2.7K 96 0
                                    

"BODOH! TIDAK BERGUNA KALIAN!" bentak laki-laki tinggi berstelan jas dan kemeja hitam. Badannya tinggi, kekar, ramping, definisi kata ideal. Napasnya berderu kesal, sorot matanya tajam siap menyayat apapun yang ada di depannya.

"Maaf Bos. Kami sudah berusaha untuk mendapatkan sertifikat tanah panti. Kami bahkan sudah memporak-porakan tempat dan menghajar para pengurus panti. Tapi, sepertinya mereka telah mengetahui kedatangan kita sebelumnya, Bos." Ucap seorang laki-laki berbadan tinggi, besar dan kekar.

"JAY!" seru laki-laki yang dipanggil dengan sebutan 'Bos' itu. Tiba-tiba muncul dari balik preman-preman berbadan besar seorang laki-laki yang tidak lebih besar namun ramping dan tinggi. Ditelinganya terpasang semacam alat untuk berkomunikasi. Dia memakai jas hitam dan kemeja berwarna putih rapih.

"Singkirkan mereka!" perintah 'Bos' itu.

Jay kemudian memerintahkan anak buahnya yang berdiri dibalik pintu untuk membawa mereka ke tempat yang diminta. Preman-preman tersebut lantas terkejut saat beberapa gerombolan dengan kekuatan besar datang dan memborgol tangan mereka.

"Bos, tolong ampuni kami. Kami benar-benar menyesal. Ada seorang perempuan disana yang merendahkan harga diri kami bos. Kami tidak terima! Dia melecehkan kami!" ucap salah satu preman sambil menangis saat seorang pria menariknya dengan paksa keluar ruangan.

'Bos' itu melihatnya dengan jijik. Bagaimana bisa preman sangar seperti dia kalah oleh perempuan hanya karena perempuan itu menginjak-injak harga dirinya. Lebih parahnya lagi, dia menangis dan meronta-ronta minta dibebeaskan seperti anak kecil.

"Badan sangar begitu, tapi cengeng kaya bayi! Cih!"

Seseorang masuk kedalam ruangan dengan menyeret seorang laki-laki berpakaian lusuh seperti preman tadi. Wajahnya berlumuran darah, kaki kanannya tertembak, salah satu matanya sudah tidak bisa dibuka dengan sempurna karena luka lebam akibat pukulan benda tumpul.

"Tuan. Saya membawa Si Penghianat. Dia memberitahu rencana kita pada Imran." Ucap orang itu sembari melempar laki-laki lusuh itu ke depan laki-laki yang disebut 'Bos tadi'.

Bos itu melihat laki-laki lusuh tersungkur tepat didepan kakinya. Dia lantas meraih dagu laki-laki itu kasar.

"Menjijikan! Cuih!" Ucapnya kemudian meludahi wajah laki-laki yang sudah tidak berdaya itu.

"Bunuh dia. Buang jasadnya ke panti, tepat di depan putranya. Lalu bawa putranya kesini supaya dia bisa membayar hutang-hutang ayahnya."

Mendengar putranya disebut, laki-laki paruh baya itu mendekat kearah 'Bos'. Sambil terduduk dia menyeret tubuhnya untuk bisa mendekat dan memeluk kaki Bos.

"Saya mohon, biarkan saya hidup. biar saya yang melunasi hutang-hutang saya. Tolong jangan ganggu putraku." Pinta laki-laki itu sembari menangis dan memohon pada laki-laki tak berhati di depannya. Namun orang yang diminta hanya menatapnya datar, ia sama sekali tidak tertarik dengan tawaran laki-laki itu.

'Bos' itu memasukan tangannya ke dalam saku celana, ia mulai jengah dengan laki-laki itu.

"Lepas!" laki-laki itu malah mengeratkan pegangannya. dia benar-benar kesal, dia lantas mendorong kakinya dan menendang laki-laki itu.

"BUNUH DIA TEPAT DI DEPAN ANAKNYA!"

Laki-laki itu lantas membelalakan matanya. Dua orang laki-laki lantas menyeretnya menjauh dari Sang Bos. Sorot mata laki-laki itu berubah, ia benar-benar murka atas apa yang baru saja dikatakan.

"Tuan Ranu! Kau benar-benar keterlaluan. Kau iblis! Kau memang tak punya hati!" rutuk laki-laki itu sembari menggeram penuh amarah.

Dua laki-laki suruhan Jay kewalahan karena laki-laki itu meronta-ronta, menahan mereka dengan sekuat tenaga sembari menatap Ranu dengan murka.

If Something Happens I Love YouWhere stories live. Discover now