52. Bangkit

390 21 0
                                    

Dua orang laki-laki beraut cemas tampak mondar mandir di depan pintu putih bertuliskan 'Ruang ICU'. Jantung mereka berdegub kencang menunggu hasil pemeriksaan dokter. Setelah mengerang kesakitan, Raline kembali tak sadarkan diri dan membuat Ares dan Jay paniknya bukan main.

Para tenaga medis yang diberi tanggung jawab atas kasus Raline juga tak kalah terkejutnya, mereka bersliweran keluar masuk ruang itu dengan wajah panik.

"Ares! Bagaimana kondisi Raline, kudengar dia siuman?"

Brianna datang tergopoh-gopoh bersama dengan Venya. Mereka langsung datang saat tengah malam mendapat kabar mengejutkan itu.

Ares mengangguk "Tapi dia kembali tak sadarkan diri setelah merintih kesakitan. Dokter sedang memeriksanya."

Brianna terduduk di atas bangku tunggu. Kedua tangannya terpaut di depan wajah. Kecemasan terpatri jelas di wajah orientalnya. Venya memapankan bokongnya di bangku sebelah wanita sipit itu. Dengan lembut, dia mengusap punggung Brianna seraya menenangkan kegelisahan.

"Ares, lihat." Jay menunjukan sebuah rekaman cctv dalam ipadnya.

Laki-laki bernama Ares itu mengernyit keheranan "Wanita yang melompat ke jendela itu menyelamatkan Raline?"

"Obrolannya dengan Raline tak bisa terekam sebab seseorang meretasnya. Identitas wanita itu juga tidak bisa dilacak."

Ares mengusap wajahnya kasar. Siapa lagi ini?

"Kau sudah menghubungi Ranu?" tanya Ares.

Helaan napas terdengar dari mulut Jay "Aku sudah menghubunginya berkali-kali tapi tidak tersambung. Surelnya juga tidak aktif. Sinyal disana memang cukup sulit.Tapi aku telah menghubungi asistannya melalui surel." Terangnya.

Kemudian dokter ketua yang menangani Raline keluar dari pintu putih diiringi sebuah bangsal berisikan seorang wanita tak sadarkan diri.

"Raline..." panggil Briana mengiring bangsal.

"Dokter Willliam, bagaimana keadaan Raline?"tanya Ares, masih dalam raut cemas.

Dokter bernama William itu melepas kacamatanya "Ini ajaib. Aku merasa seperti dalam mimpi. Bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas dinyatakan mati otak bisa siuman? Aku masih tidak percaya ini. Keadaannya juga sudah dibilang membaik. Tapi jangan diajak bicara terlalu banyak, dia masih kesulitan mengatur napas. Dia akan dipindahkan ke ruang rawat biasa sembari melihat perkembangannya."

Ares tersenyum sumringah begitu juga dengan Jay. Mereka terlihat bahagia mendapatkan kabar baik ini.

William tergeleng-geleng masih tidak percaya "Kurasa aku sudah hidup terlalu lama sampai bisa menemukan kasus selangka ini." ucapnya berlalu pergi sembari mengurut kening.

***

Di temani kerlip kunang-kunang bertebaran di sekitarnya, sesosok pria berdiri di atas balkon menatap layuh pada gemerlap lampu sebuah kota di negara Iran. Walau berada sangat jauh namun hatinya masih terpekur pada satu wanita. Pada dia yang tengah tebujur dalam lelapnya yang mengawet. Pada dia yang telah menjungkir balikan hatinya hingga menutupi bagian berarang dengan yang berbusa. Pada dia yang telah Ranu ikhlaskan sepenuhnya pada takdir.

Ya. Ranu pada akhirnya sudah mengikhlaskan Raline sejak keberangkatannya di pesawat. Mungkin akan sulit tapi ia yakin sepenuhnya bahwa inilah jalan yang terbaik untuk mereka.

Dia telah selesai melakukan urusan bisnisnya sejak dua hari lalu tepat hari pertama menginjakkan kaki di negara asing dia langsung menyelesaikannya dengan cekatan.

Hari ini, dia telah bertemu banyak sekali orang yang menderita pasca perang berakhir. Wabah menjalar, kelaparan dimana-mana, kurangnya air bersih dan beragam masalah lainnya. Hal tersebut tentu membuat Ranu merasa bersyukur bisa hidup dalam kondisi berkecukupan.

If Something Happens I Love YouWhere stories live. Discover now