6. Jangan menyukaiku!

1.3K 52 0
                                    

BRAKK

Sebuah meja besar berwarna abu gelap itu terbalik karena tendangan seorang laki-laki jangkung. Manik matanya bak mutiara hitam dengan sorot mata yang tajam. Alisnya menyatu, kemarahan terpatri jelas di raut wajahnya.

"Maaf Tuan. Saya tidak menyangka dia bisa bebas secepat itu. Dia mengancam kepala jaksa untuk segera membebaskannya."

Laki-laki berkemeja hitam itu berdecih menatap seorang pria berseragam polisi tengah bersimpuh di depannya.

"Apa hanya itu yang bisa dilakukan oleh kepala kepolisian, huh? Kalian benar-benar tidak berguna." Pria paruh baya yang diketahui seorang kepala kepolisian merasakan benda dingin menyentuh pelipisnya. Ekor matanya mendapati sebuah benda hitam berlubang berisi peluru yang siap menghancurkan isi kepalanya. Susah payah pria itu menelan salivanya tetapi percuma saja, dia tahu orang di depannya ini tidak segan akan menarik pelatuk pistol.

"Tuan Ranu! Sebaiknya kita jangan bertindak gegabah!" cegah seorang laki-laki yang berdiri tak jauh dari pria paruh baya. Ranu menatap pria itu datar, tangannya kanannya masih bertengger di pelatuk pistol.

"Tolong ampuni saya. Saya berjanji akan membuat Gavin mendekam di penjara seumur hidup." Ranu tersenyum miring mendengar ucapan kepala polisi itu.

"Ku pegang kalimatmu pria tua! Jika kau mengingkarinya, akan kupastikan tidak akan ada generasi penerusmu!" Tegas Ranu. Kemudian dia menurunkan pistolnya, membuat pria paruh baya itu menghela napas lega.

"Terima kasih, Tuan. Saya pastikan dia tidak akan mengus—" ucap kepala polisi itu terpotong oleh tatapan tajam Ranu—kode agar pria itu diam. Seolah paham dengan suasana, kepala polisi itu pun begegas meninggalkan ruangan bernuansa abu itu.

Laki-laki yang berdiri tak jauh dari Ranu menghela napas kasar "Kenapa kau selalu gegabah? Salah tindakan saja itu mampu memperburuk kondisi pasar saham saat ini."

"Jangan ungkit masalah itu lagi! Aku masih berada di puncak untuk saat ini dan selamanya akan begitu. Perihal harga saham yang terus menurun, aku akan segera menanganinya." Ranu menarik napas "Hubungi perusahaan Huang. Aku akan melakukan penawaran menarik dengannya."

"Tidak bisa."

Ranu mengernyit "Kenapa?"

Laki-laki berjas hitam dengan kemeja putih itu menipiskan bibir "Kau menghancurkan perusahaan itu minggu lalu karena mereka membuat rumor bahwa kau punya gangguan ketertarikan dengan lawan jenis."

Ranu mendengus "Kalo begitu hubungi Dynamic. Mereka tidak akan menolak tawaranku."

"Dua hari setelahnya.... Kau tidak suka dengan presdir baru Dynamic karena dia meniru gayamu lalu setelah itu kau membanned semua produk Dynamic di pasaran. Karena itu, Dynamic mangalami kerugian besar dan akhirnya bangkrut."

"Begitukah?" Ranu menggaruk lehernya yang tak gatal. Ia tidak menyangka bisa sehebat itu untuk menyingkirkan dua perusahaan besar sekaligus dalam tiga hari.

Jay, laki-laki yang berdiri di belakangnya mengangguk. "Semua perusahaan yang menjadi mitra kita telah gulung tikar akhir-akhir ini. Kau memiliki begitu banyak musuh, kurasa tidak ada dari mereka yang menyukaimu." Ucapannya Jay langsung mendapatkan tatapan tajam Ranu.

"Kau membuatku takjub dengan kejujuranmu, Jay!" kata Ranu tanpa ekspresi, membuat Jay bergidik ngeri.

"Aku tahu." Sahut Jay bangga. Dalam hati Ranu mengasihi dirinya sendiri, bagaimana bisa orang sehebat dirinya mendapat sekretaris macam Jay?

Menyedihkan... 

***

Dari rooftop sebuah bangunan tua, perempuan berbaju biru sedang memerhatikan seorang anak laki-laki yang tengah duduk di sebuah bangku panjang. Terik matahari tidak bisa menyentuhnya secara langsung karena sebuah pohon menaungi anak laki-laki itu. Beberapa kali ia menghembuskan napas, ia hanya tidak menyangka anak seusianya harus menanggung beban yang begitu besar. Sesekali ia menyeruput kopi dingin di tangannya. Matahari hari ini benar-benar sedang unjuk diri.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang