13. Unhappiness is...

831 46 0
                                    

Inikah akhir yang pantas?

Inikah akhir yang pantas?

Batin mereka berdua. Seketika, datang seberkas cahaya dari balik semak belukar diikuti munculnya gerombolan manusia berpakaian serba hitam lengkap dengan senjata tajam di tangan mereka.

"ITU DIA BABI HUTANNYA!" seru seorang laki-laki yang memimpin di depan.

Gerombolan yang terdiri dari sekitar sepuluh orang itu menyerbu babi hutan yang ternyata sudah berlari kelabakan menuju jajaran hutan yang daunnya lebih lebat.

Raline menghela napas lega melihat babi itu sudah menjauh darinya diikuti oleh kerumuman manusia yang mengejarnya. Sementara Ranu, dia sudah turun dari pohon karena tubuhnya dikerumuni semut rangrang.

Srak

Raline melompat dari dahan yang tingginya sekitar dua meter.

Dia menyodorkan jas hitam seraya berkata "Nih, thank you. Lain kali gunakan uangmu untuk hal yang berguna, jas mahal ini bahkan tidak bisa mengusir babi."

Ranu menatap nanar jas rancangan designer khusus untuknya yang kini sudah hancur terkoyak-koyak akibat gigitan babi hutan.

Raline menatapnya sekilas lalu beralih membetulkan poni layernya dan melenggang pergi meninggalkan Ranu yang masih menatap gamang jas robeknya. 

Langkah wanita itu terhenti saat dihadang oleh beberapa orang berpakaian serba hitam dilengkapi dengan udeng di kepala yang juga bewarna hitam. Masing-masing dari mereka membawa senjata berupa golok.

Perempuan itu mengerjap saat melihat wajah bengis mereka. Dia terdiam beberapa saat, membuat laki-laki dibelakangnya mengerutkan kening. Ranu segera berbalik dan sedikit terkejut saat netranya melihat tiga orang berpakaian hitam tengah menatap ke arah mereka.

"Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan malam-malam di tengah hutan?" 

suara bariton salah satu dari mereka membuat Raline menelan salivanya. Mendengar suaranya saja sudah membuat bulu kuduknya berdiri.

"Kami..."

Bingung harus menjawab apa, Raline berkali-kali melirik ke belakang, berharap laki-laki pemilik jas seharga biaya haji sekomplek itu bisa menyelamatkannya dari tatapan mengintimidasi dari ketiga orang berwajah bengis di depannya. 

"Kami adalah musafir. Di perjalanan tadi kami dirampok oleh bandit hutan. Seluruh harta kami dirampas termasuk mobil dan yang lainnya. Kami tidak tahu arah sebab itu kami tersesat di hutan." 

Jelas Ranu bohong. Dia mengarang cerita dengan harap orang di depannya ini mau membantunya. Perempuan yang berdiri disampingnya pun manggut-manggut mengikuti rencananya.

"Apa hubungan kalian?" 

kali ini yang bertanya beda orang.

"Kami-" 

saat hendak menjawab Ranu meremas tangan Raline-mengodenya diam.

"Kami baru menikah satu minggu yang lalu. Istri saya senang bepergian ke hutan jadi saya coba mengajaknya kesini untuk bulan madu." Ungkap Ranu sembari memegang tangan perempuan disampingnya.

Raline mendelik tak percaya, istri?

Ketiga orang berpakaian hitam itu manggut-manggut percaya

 "Baiklah. Lebih baik malam ini kalian bermalam di perkampungan kami. Terlalu berbahaya di hutan saat malam, apalagi kalian hanya berdua bahkan tanpa senjata. Mari ikuti kami." ketiga orang itu berbalik dan berjalan mengikuti jalan setapak.

If Something Happens I Love YouWhere stories live. Discover now