19. Ka Ranu

783 42 0
                                    

"Si-siapa kamu?"

Anak laki-laki itu menyisir rambutnya dengan tangan ke belakang.

"Aku adalah pemburu tampan. Aku telah menembak seekor liger jantan dengan senapan cantikku ini namun sialnya dia kabur entah kemana. Apa kamu melihatnya, cantik?" Ungkap anak lelaki itu pongah.

Kemudian, anak laki-laki yang terlihat sepantaran dengan Ranu itu ikut masuk menaiki gubug. Raline beringsut ke balakang namun tak lama punggungnya membentur bagian paling belakang gubug.

"PER-GI" Pekik Raline.

Anak laki-laki itu menutup kupingnya.

"Ck Aku ngga macem-macem kok. Cuman pengen duduk disampingmu aja, beneran."

Namun Raline tetap menatapnya curiga.

"Ngomong-ngomong, anak yang diburu oleh warga.... itu kamu ya?" ucap anak lelaki itu disertai seringai jahat.

"B-bukan. Kamu salah orang." Bantah Raline.

Tawa laki-laki itu pecah "Sudah kuduga. Aku pasti akan mendapat imbalan besar! Ayo ikut aku!" anak laki-laki itu menarik tangan Raline paksa. Anak gadis itu melawan tapi tenaganya tidak lebih besar dari anak laki-laki itu.

"Engga, bukan aku! lepaass!"

Anak laki-laki semakin garang menarik tangan Raline. Ia benar-benar seperti mendapat mangsa besar. Namun tak selang beberap lama, bahunya ditarik kuat-kuat dari belakang membuat tubuhnya terlenting.

BUGH

Bogeman keras mengenai pipi kanannya.

BUGH

Bogeman kedua yang tak kalah keras menyengat pipi kirinya. Posisinya terlentang membuat anak laki-laki bersweater rajut navy dengan dalaman kemeja biru muda yang telah robek semakin mudah memukulinya. Dia duduk di atas perut anak laki-laki itu sembari terus memberinya kepalan tangan.

Sementara itu, Raline hanya bisa tertegun melihat betapa liarnya Ranu saat bertarung. Dia seperti hewan buas saat menghajar anak laki-laki yang tadi menyeretnya sampai pingsan.

"Ka Ranu! Hentikan!"

Seru Raline membuat anak laki-laki itu menghentikan kepalan tangannya di udara. Napasnya memburu.

"Dia bisa mati kalau dipukuli terus." Lanjutnya.

Ranu yang napasnya terengah-engah bangkit. Tanpa sepatah kata, dia langsung menarik Raline dan membawanya pergi ke dalam hutan.

Merasa yang ia tarik begitu berat, ia menghentikan langkah. Agaknya dia lupa bahwa sesuatu yang dia tarik sedang tidak bisa berjalan secepat dia karena cidera.

"Ayo naik"

Raline tertegun melihat punggung anak lelaki telah memapankan diri untuknya.

"Cepetan!"

Sentakan Ranu membuat Raline tersadar lalu dengan ragu dia menaiki punggung bocah laki-laki itu.

Lalu, tanpa berlama-lama dia langsung berdiri, menggendong seorang gadis menyusuri hutan.

Kedua tangan kecil Raline mengalung di pundaknya, sedangkan kedua tangan Ranu mengait pada sela lutut gadis tersebut, menahannya agar tidak melorot. Tubuh kecil Raline sama sekali tak membuat anak lelaki itu mengeluarkan ekspresi menahan berat.

"Kita mau kemana? Bagaimana dengan dia?"

"Hanya pingsan." Jawab bocah laki-laki itu singkat.

"Kok Ka Ranu sendiri? Zebra mana?" tanya gadis itu singkat saat menyadari ada sesuatu yang tak nampak.

If Something Happens I Love YouWhere stories live. Discover now