Bab 23

726 125 3
                                    

Dengan berat hati Inggrita harus menyetujui usulan Audi. Operasi itu harus dijalankan. Mungkin ini kesempatan Terakhir Inggrita untuk bisa melihat putranya sembuh seperti sedia kala.

Walau operasi itu dijalankan tapi Bryan tidak merasa puas. Hatinya kian sakit ketika mengetahui Audi begitu setia pada Kenant. Perempuan itu setiap harinya tak berhenti berdoa untuk kesembuhan kakaknya. Bryan juga ingin mendapatkan hal yang sama. Rasa sayang yang tulus tanpa pamrih, hubungan hangat tanpa memandang kekurangan. Bryan kadang menertawakan dirinya sendiri, konyol memang iri dengan orang cacat.

“Kau tidak lelah berdoa terus untuk kakakku padahal kemungkinan hidupnya tinggal sedikit, "ucapnya sinis dan dingin saat mereka menunggu kenant yang sedang di operasi.

“Kau percaya keajaiban?” Baru kali ini Audi membalas ucapannya dengan nada santai. Perempuan ini tidak marah malah mengumbar senyum teduh seolah Kata-kata pematah semangat tidak akan memutuskan harapannya. “Kau pasti tidak akan percaya, karena kau jauh dari Tuhan.”

“Audi sudah banyak berubah ternyata.”

“Mungkin karena aku akan menjadi Ibu. Aku tidak mau terpancing emosi hanya karena omong kosongmu.”

Tak sengaja Bryan menatap perut Audi yang berbalut jaket. Dulu harusnya di dalam sana ada anaknya. Tapi Bryan membuang kesempatan itu, sedang Monika yang bersama mereka menunggu operasi Kenant menjadi kecil hati. Sampai kapan rahasianya akan aman. Waktu yang berjalan perlahan membunuh rasa percaya dirinya. Bryan memang belum membahas apa pun soal anak atau program kehamilan walau beberapa kolega mereka sering bertanya. Monika menjawabnya dengan bijak, dengan berkata kalau masih ingin pacaran dulu dan menikmati waktu berdua. Bryan sibuk dan ia pun sama. Mereka bertemu jika malam atau weekend, itu pun kalau Monika tidak sibuk dengan temannya.

Setelah enam jam lamanya operasi Kenant selesai. Dokter bedah ke luar dengan senyum puas dan wajah lelah sembari mengacungkan ibu jari. Dokter itu terlihat puas karena kinerjanya membuahkan hasil.

"Operasinya berhasil. Kenant akan dapat sembuh seperti sedia kala."

Operasi Kenant berhasil, semua doa Audi didengarkan yang maha kuasa. Inggrita lebih bahagia sedang Bryan ia tidak merasa kecewa. Mungkin takdir kehidupan mereka begini, siapa yang berbuat dialah yang menuai pada akhirnya. Bryan sadar Audi dan kakaknya berhak bahagia. Dia pun juga dapat menggapai bahagianya sendiri dengan Monika.

🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Kenant dapat dijenguk saat sudah dipindahkan ke rawat inap. Kehormatan pertama untuk Audi, orang yang pertama mengunjungi pria itu ketika sudah sadar. Kenant butuh istirahat dan terapi lanjutan agar semua organnya dapat berfungsi dengan semestinya.

"Hai.." sapa Audi sembari berkaca-kaca. Ia terharu karena kenant juga mau bertahan hidup.

"Audi..." Audi menangis haru ketika sang suami sudah bisa menyebut namanya. Perlahan mata kenant mengarahkan pandangan ke bawah, tepat ke perutnya. Dengan perlahan tangan pria itu terulur, berniat menyentuh sang anak. Audi maju, meraih tangan suaminya, meletakkannya ke perutnya yang membuncit. Usia kandungan Audi sudah masuk ke enam bulan. Tinggal tiga bulan lagi anak mereka lahir.

Kenant menangis bahagia. Walau ia tak begitu mengerti apa arti sebuah anak tapi kata mamamhnya anak ini yang akan menemaninya pagi, siang dan malam. Anak ini akan menjadi teman, orang yang paling ia sayangi, yang paling penting anak ini adalah bagian dari diri Audi. Wanita yang sangat ia sayangi.

Audi ingin  memeluk tapi apakah daya. Kesehatan kenant belum pulih betul. Jadi ia hanya bisa meraih tangan suaminya untuk dicium. Sambil berlinang air mata, ia menyampaikan rasa bangga dan terima kasih karena kenant sudah mau berjuang hidup dan mau bertahan.

"Makasih Ken. Kamu mau berjuang, mau sembuh dan gak patah semangat. Setelah ini kita akan jadi keluarga. Kita bertiga akan bahagia."

Kenant tersenyum. Sebagian dirinya tak mengerti apa yang Audi bicarakan tapi ia senang luar biasa sampai selama ini Audi tetap setia, saat ia terpuruk Audi tidak meninggalkannya. Wanita ini terus membacakan buku dan menemaninya sebelum tidur.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

"Mamah gak bisa menerima pengunduran diri kamu Audi. Kamu akan kembali ke perusahaan setelah Bayi kamu lahir."

Inggrita bersikap sangat otoriter dan egois. Perempuan itu menginginkan Audi untuk tetap menjadi wakil Kenant di perusahaan. Ia tak mau kekuasaan mutlak jatuh ke tangan Bryan seorang.

"Tapi Kenant butuh perhatianku dan kami ingin hidup tenang Mah. Kenant gak bahagia kalau berada di sini. Dia akan ditempatkan di rumah pondok, jauh dari rumah utama. Dia merasa disingkirkan apalagi ditambah nanti ada bayi."

Audi ingin menjauh dari semua hal yang membuat suaminya diterpa sakit hati dan merasa tidak diinginkan.

"Kalau begitu kamu pindah ke rumah utama lagi. Mamah akan carikan pengasuh untuk anak kamu. Mamah juga akan di rumah, mamah bisa mengawasi anak kamu juga." Bukan ini yang Audi inginkan.

"Ada Bryan dan Monika di rumah utama. Mereka gak akan nyaman sama Kenant yang udah sembuh. Walau sembuh tapi sifat Kenant masih seperti dulu. Dia bisa menyerang Bryan. Tingkah Kenant juga akan buat Monika jadi gak nyaman."

Inggrita sudah bisa mengatasi Bryan. "Biarkan saja kalau begitu. Toh Monika pingin pindah ke apartemen. Wanita itu jadi punya alasan kan?"

Audi tahu jelas kalau mertuanya selalu berat sebelah. Satu atap dengan Bryan akan membuat Audi jadi tak nyaman.
"Atau kamu yang bakal canggung karena ketemu mantan kamu tiap hari, ketemu Bryan tidak hari."

Audi tersentak karena baru kali ini Inggrita membawa masa lalunya. "Mamah tahu soal aku dan Bryan?"

"Mamah tahu baru beberapa tahun lalu." Itu buah kecurigaannya karena Bryan selalu benci setangah mati pada Audi tanpa alasan yang pas. Tiap ada kesempatan Bryan juga selalu mengganggu pekerjaan Audi seolah pria itu memang sengaja mencari perhatian.
"Kalian tuh masa lalu. Bryan sudah menikah, kamu juga. Toh selama ini kalian juga kayak kucing dan anjing. Kalian gak pernah akur padahal kalau kalian mau rukun dan bekerja sama maka perusahaan akan maju pesat."

"Ya mamah benar kami bagian dari masa lalu. Aku sekarang kakak ipar Bryan kan Mah?" Jawab Audi dengan senyum dipaksakan. Luka yang ditinggalkan Bryan hampir kering tapi kenapa sekarang seolah jadi basah kembali.

"Kalian sekarang saudara ipar bukan mantan. Kedudukan kalian setara. Mamah harap kamu mau pindah ke rumah utama dan kembali ke posisi kamu semula di perusahaan. Abaikan olokan Bryan. Kamu harus memegang kendali seperti dulu Audi."

Ini ambisi Inggrita sekaligus ambisinya sebelum memiliki seorang anak yang harus dijaga. Audi telah masuk dalam lingkaran keluarga Brawijaya. Ia wakil sekaligus senjata ampuh untuk melawan Bryan tapi ada kalanya ia merasa lelah dan ingin mundur laku hidup dengan damai bersama Kenant tapi impiannya itu sepertinya terasa jauh.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

my idiot boysWhere stories live. Discover now