Seven

6.7K 559 29
                                    

Deru nafas yang saling bersautan terdengar dari sebuah ruangan. Mereka saling memagut, saling melilit, manautkan genggaman satu sama lain.

Thomas sebagai sang dominan, berada di atas tubuh Safitri. Jiwa mudanya membakar gelora, menuntaskan nafsu primitif yang membara. Ini bukan masalah rasa yang di sebut sebagai cinta, ini murni sebuah kebutuhan . Kebutuhan Thomas perlu di saluran, dan Safitri sebagai media penampungannya.

"Berbaliklah!!". Perintahnya arogan. Padahal kalau di pikir sesama, tubuh Thomas terlalu besar untuk ukuran seorang Safitri.

Thomas terlalu nyaman dengan milik Safitri yang mencengkeramnya dengan rapat dan ketat. Ia tak cukup hanya satu kali bercinta dangan gadis manis ini. Tubuh Safitri memang terlihat kurus namun saat telanjang, tubuh pelayannya ini terlihat sangat menggiurkan.

"Ach.... tuan...!!". Desahan dari mulut mungilnya itu benar-benar sangat seksi mampu membuat Thomas mempercepat genjotannya.

"Aku akan sampai!!". Thomas menampar bokong Safitri yang begitu bulat dan sintal. Meremasnya dengan keras lalu mencium punggung Safitri dengan gemas, menggigitnya sedikit untuk memberi tanda.

"Ah... ah... ah...". Lolongan Thomas bagai serigala jantan yang tengah menikmati bulan purnama. Menandakan kalau pria berbadan gagah itu telah terpuaskan. Tubuhnya yang besar menindih tubuh Safitri yang kecil. Thomas dengan segera bangkit, lalu membuang bekas kondom yang ia pakai tadi ke tong sampah.

"Tidurlah!! Aku tidak mau membuatmu kelelahan. Besok kamu masih ospek kan?. Jangan bersih-bersih karena ada orang yang aku tugasin buat itu". Thomas mengelus rambut Safitri mengantarkannya untuk tidur. Safitri memang tidak bisa menahan kantuknya lagi karena kelelahan melayani tuannya.

🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡🐡

"Kenant udah tidur bik?" Tanya Audi yang baru saja pulang.

"Udah non, den Kenant nangis terus cariin non. Dia gak mau makan, terus nangis sampai ketiduran".

"Maaf ya bik, aku bikin Kenant sedih!". Odah mengerti apa yang di inginkan nona mudanya, pendidikan memang penting sekali di jaman sekarang.

"Gak apa-apa, non kan kuliah bukannya klayapan". Audi tersenyum, bibik Saodah banyak membantunya mengurus bayi besarnya.

"Aku mau lihat Kenant dulu ya bik?". Audi segera menghampiri Kenant yang tertidur di kamar. Giliran Salah yang tersenyum. Tak menyangka saja kalau Audi, gadis remaja yang datang sebagai pengasuh Kenant itu kini banyak berubah. Gadis yang ia kira menyebalkan nyatanya baik. Audi sangat perhatian pada Kenant.

Audi melihat Kenant yang tengah tertidur pulas. Ia jadi mendesah lelah, Audi sebenarnya tak tega. Ia merasa memanfaatkan Kenant untuk kepentingannya. Ia mendapatkan segalanya setelah jadi istri Kenant namun ia tak memberi apa-apa pada laki-laki ini.

Audi menyusul Kenant tidur, memeluk tubuh suaminya dari belakang. Rasa bersalahnya semakin terasa saat melihat bekas lelehan air mata di pipi Kenant.

Kata maaf ia gumamkan. Audi dengan lembut mulai membelai kepala Kenant yang mulai lebat ditumbui rambutnya yang hitam lurus. Tak terasa air mata milik Audi menetes. "Maaf Ken, maafin Audi udah ninggalin kamu seharian".

Dalam hati Audi berharap kalau Kenant akan kembali normal namun hidupnya bukanlah sebuah kisah novel. Kenant mengalami kecacatan mental dari lahir. Mengembalikan Kenant jadi normal sepertinya butuh yang mukjizat Tuhan atau keajaiban. Kini ketika Audi melihat Kenant menghisap jempolnya, ia paham jika kesembuhan Kenant itu tak akan pernah terjadi.

Hati Bryan masih terasa sakit saat melihat Audi memeluk Kenant. Ia melihat pemandangan tak mengenakkan itu dari jendela kamar Kenant yang terbuka lebar. Kenapa tadi kakinya harus melangkah kemari, kenapa hatinya masih saja condong ke arah gadis menyebalkan itu.

my idiot boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang