Six

5.8K 537 17
                                    

Audi menaiki mobil suv baru yang ia dapatkan baru kemarin. Akhirnya kehidupannya kembali seperti semula atau malah lebih baik. Ia akan berangkat pagi ini dengan semangat. Hari ini hari paling bersejarah dalam hidupnya, ia terdaftar sebagai mahasiswa baru. Mahasiswa jurusan manajemen bisnis dan juga adik  satu tingkat di bawah si brengsek Bryan.

Ia memandang tas Prada miliknya dengan mata berbinar. Kemewahan, kekuasaan dapatkan. Selamat datang hidup mewah,selamat tinggal kesengsaraan. Baju Audi baru, sepatu Audi baru dan tentu mahal. Dia hanya perlu memutar otak untuk menghancurkan Bryan. Apalagi kini statusnya adalah kakak ipar.

Namun

"Audi, mau kemana?". Kenant yang baru saja seleksi di suapi menemuinya di halaman. Ia bingung mengamati Audi yang sudah rapi dan berdandan cantik.

"Kuliah".

"Kuliah? Itu tempat apa, Kenant boleh ikut?". Audi lupa, Kenant kan selalu bergantung padanya. Kuliah mengajak Kenant, oh yang benar saja.

"Nggak boleh". Jawab Audi tegas. Kenant jadi curiga, pasalnya semakin di larang maka Kenant akan semakin merengek untuk ikut. "Di sana ada dokter yang suka bawa jarum gede banget, kamu gak mau di suntik kan?".

Kenant menggeleng-geleng sambil berjalan mundur. "Kenant gak mau ketemu dokter, takut di suntik".

"Makanya, Audi kuliahnya sendiri aja. Audi janji kalau udah pulang pasti temenin Kenant main jadi kamu baik-baik di rumah sama bibik Odah, jangan nakal". Kenant mengangguk patuh lalu tangannya melambai-lambai sambil tersenyum ceria.

"Hati-hati Audi di jalan!!".

"Iya".

🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠🐠

Audi baru saja sampai di kampus. Hari pertama masuk dia sudah telat ospek namun karena dia menyandang nama Brawijaya jadi tak ada yang berani menghukumnya. Jadinya Audi dengan santai bergabung dengan mahasiswa baru lainnya.

Kampus ini bukan kampus negeri, Kampus Metro Internasional College atau di singkat MIC merupakan kampus Internasional dengan fasilitas mewah dan canggih. Pemegang saham kampus ini ada tiga trah keluarga, keluarga Vindetta, keluarga Brawijaya dan keluarga Tompson. Andai saja sahabatnya Raya juga kuliah di sini pasti lebih menyenangkan. Kapan-kapan dia akan menghubungi Raya yang kini berada di Los Angeles.

Audi makan di kantin, untuk pertama kalinya. Suasana di sini lumayan ramai dan makanannya pun enak-enak. Ia mencari dimana letak bangku yang kosong untuk ia duduk, cukup banyak sih tapi ia tertarik duduk di sebelah anak perempuan berkulit sawo matang dan berpenampilan sederhana.

"Hai, boleh nggak aku duduk di sini?".

"Oh silahkan!!". Sangat manis dan sopan.

Sebelum memakan semangkok bakso yang ia pesan. Audi mengamati menu apa yang di makan gadis di sebelahnya. Gadis itu tak memakan makanan mewah atau enak. Gadis berambut hitam legam itu makan dari wadah bekal yang pasti di bawanya dari rumah, menarik.

"Kita makan sebelahan tapi belum kenalan, aku Audi mahasiswa baru jurusan Manajemen bisnis dan kamu?".

Tangan gadis bermata jernih itu terulur.
"Nama aku Safitri panggil saja Fitri, kita sekelas".

"Oh iya, kebetulan yang menyenangkan".

"Kamu dari keluarga mana? Yang biasa kuliah di sini hanya anak-anak dari keluarga terpandang!". Ucapnya lesu, karena Safitri tak termasuk dari keluarga manapun.

"Aku dari keluarga Brawijaya". Mata Safitri yang indah itu membulat sempurna. Ia menggeser duduknya sedikit. Jujur dalam hati ia merasa tak pantas dan minder.

my idiot boysWhere stories live. Discover now