Bab 27

893 143 5
                                    

Waktu Audi lebih banyak dihabiskan di kantor. Ia bekerja keras demi memajukan perusahaan dan untuk melupakan kesedihan karena gagal menjadi seorang ibu. Audi seperti terombang-ambing, tidak menemukan lagi tujuannya diberi perpanjangan usia oleh Tuhan. Masa depan memang ada tapi harus diisi dengan apa.

Inggrita semakin menekannya, Audi diberitahu untuk lebih memperhatikan Kenant. Kenant seperti sebelum-sebelumnya, sering mengajaknya main atau memintanya membawa pria itu  ke luar jalan-jalan.

"Audi, Kenant dapat ikan!" Teriak suaminya senang ketika kailnya menyambar ikan dalam kolam. Hari ini Audi memilih di rumah, mengajak Kenant bermain di hutan buatan serta kolam ikan rumah utama.

"Kenant hebat."

"Tapi ikannya di kembaliin aja ya? Kenant gak tega goreng." Untuk hal ini Audi hampir tertawa. Mana mungkin ikan hias dapat disantap. Kenant adalah hiburan kecil untuknya. Paling tidak Audi masih memiliki teman. Bisa dikatakan teman padahal pemikiran mereka tidak berada di tingkat yang sama. Audi jadi merindukan Raya. Setelah pesta pertunangan temannya itu, mereka jarang berhubungan lagi. Walau kemarin Raya mengirimi pesan dan memberinya semangat setelah bayinya tidak ada.

"Ken, aku mau ke tempat bayi kita. Dia meninggal tapi dia belum dikasih nama. Dia perempuan kan Ken. Kamu punya usul nama yang bagus?"

Audi sudah mencari banyak sekali nama anak perempuan tapi tidak ada yang menurutnya pas.

"Candy, namanya Candy aja. Persis kayak tokoh kartun yang Ken tonton atau Momo juga cantik. Tapi bayi itu wajahnya kayak apa ya. Aku belum sempat lihat." Celoteh Kenant seperti seorang anak kecil. Tak ada yang salah dengan kedua nama itu. Bahkan Audi sendiri cuma melihat wajah anaknya melalui foto.

"Candy aja. Kita bisa memanggilnya candy. Kamu mau ke tempat Candy?"

"Di mana Rumah Candy? Rumahnya apa Bagus?"

"Candy istirahat di pemakaman, karena tempatnya di sana. Aku mau ke sana setelah ini. Kamu mau ikut kan atau di rumah ?"

"Aku mau di rumah .. mau di rumah.." Kenant menjawabnya dengan menggeleng keras. "Di kuburan banyak hantu Audi. Audi juga harus di rumah. Aku gak mau Audi dimakan hantu." Kenant mulai tantrum dan itu membuat Audi kebingungan. Ia meraih kedua tangan suaminya, berusaha menenangkannya.

"Oke... oke aku gak akan pergi."

"Tapi kamu janji gak bakalan ke tempat Candy kan?"

Audi hembuskan nafas sabar, ia memejamkan matanya erat. Tak apa berbohong pada orang seperti Kenant. "Aku gak akan ke sana."

Kenant langsung tersenyum senang. Ia meraih tangan Audi untuk meletakkannya di pipi. " Kita ke toko kue coklat ya beli kue di sana sekarang."

Audi mengangguk lalu tersenyum tulus padahal dalam hati ia ingin sekali menangis. Ia akan menghubungi Raya nanti malam, menceritakan apa yang tersimpan di hatinya agar membuatnya lega dan dapat menjalani hidup lagi.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Hidup harus terus berjalan tapi hari ini adalah hari istimewa. Tepat 100 hari yang lalu anaknya meninggal. Tidak ada yang mengingat atau memperingatinya. Audi membeli sebuket bunga melati dan mawar putih untuk dipersembahkan pada nisan tanpa nama yang ada di pemakaman umum. Putrinya harusnya di tempatkan di jajaran pemakaman keluarga Brawijaya tapi Candy ditempatkan di sebuah pemakaman umun dengan nisan tak bernama. Audi berjanji setelah hari ini, ia akan mengganti papan nisan anaknya lalu membubuhkan nama Candy.

"Hai sayang, apa kabar kamu Nak?"

Angin berdesir sepoi-sepoi, menandakan jika mungkin anaknya datang. "Mamah kangen sama kamu. Hari ini tepat 100 hari kamu pergi. Maaf ya mamah jarang ke sini. Habis papah kamu takut datang," ucap Audi diiringi senyum pahit.

my idiot boysWhere stories live. Discover now