Jati Diri

26 16 0
                                    

Saat aku terjatuh, tak perlu beri perhatian yang palsunya sulit aku bedakan. Karena yang tulus membantu hanya akan mendekap, tanpa rasa penasaran.

Bintang seperti habis menang jackpot 1 M!

Wajah Bintang berseri-seri. Padahal Bagas dan Keno yakin sebelum cowok itu meninggalkan kelas, wajah itu seperti tak pernah dicuci. Kusam. Tak ada warna sama sekali. Bahkan keset welcome minder saking kusutnya wajah Bintang.

Namun ketika dia kembali, entah dari mana, Bintang tampak bahagia. Saking bahagianya, matanya selalu fokus ke depan. Seolah tepat di depan mata, hal yang membahagiakannya itu ada. Bibir Bintang pun tak henti menahan senyum supaya tak lebih lebar dari ini.

Cengiran manis memang terpampang di wajah itu, tapi di mata kedua temannya tampang Bintang benar-benar persis seperti orang ... bloon.

Bagas dan Keno sampai heran dengan tingkah Bintang yang selama mata pelajaran berlangsung cuma bisa cekikikan sendiri seakan ada yang menggelitik perutnya.

Guru yang sedang menerangkan pelajaran matematika soal trigonometri pun tercengang dengan Bintang. Pasalnya, cowok itu tiba-tiba maju ke depan dan mengambil spidol. Dia mengisi soal di papan tulis yang murid terpintar di kelas pun belum selesai memecahkannya.

Riuh tepukan anak kelas pun berdendang kala mendengar pernyataan Bu Sonya bahwa Bintang menuliskan jawaban yang benar. Bintang melambaikan kedua tangan seolah baru saja memenangkan award kemudian mengucap terima kasih berulang kali sebelum kembali duduk dengan wajah yang masih tampak begitu ... bloon.

Bagas yang duduk sebangku dengan Bintang melambaikan tangan di depan wajah cowok itu. Tak berkutik, Bagas merinding.

Bagas pun lempar kode mata pada cowok di bangku depan. Keno ikut bergidik memperhatikan Bintang di kursi belakang.

\"Napa, sih nih bocah?\" sahut Bagas setengah berbisik takut ketahuan Bu Sonya.

Pertanyaan Bagas dibalas kernyitan di dahi Keno sebelum Keno putar satu telunjuk di depan pelipisnya. \"Gila?\" balas Keno balik bertanya yang disambut helaan pasrah dari Bagas.

Cowok kekar itu pun mengibas tangan, menginstruksi Keno agar kembali menghadap ke depan. Bagas melirik Bintang di sampingnya dengan kening mengerut.

Bintang yang sekian menit diam itu pun menutup mulut dengan kepalan tangan, menyembunyikan kekehannya. Tak lama setelah itu, ia tenggelamkan wajah di atas lipatan tangan sembari menggerakkan kaki geregetan.

Cemas, Bagas segera rogoh saku celana dan diam-diam di bawah meja, mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Cara mengusir setan dari tubuh manusia.

Bagas yakin Bintang kesurupan.

{{}}

Beberapa waktu sebelumnya, Bintang mengikuti ke mana gadis itu pergi. Menjaga jarak aman, Bintang mendesah tak percaya karena dugaannya benar. Rasi benar-benar memasuki gedung olahraga. Tempat di mana kolam renang ada di sana.

{{}}

Terbuka. Ternyata ada yang lupa mengunci pintu kolam renang. Rasi yang semula mengintip, lama-lama tak tahan dengan buncahan rindu yang meletup-letup di dadanya. Rasi pun memasuki area kolam renang. Memuaskan netranya memandangi kolam renang sepanjang 50 meter. Lalu menghirup puas-puas aroma khas air kolam renang. Rasi merasa dia baru saja bisa bernapas lega setelah lama terkungkung dalam kandang. Kandang bernama ketakutan.

Sekelebat memori begitu saja terpatri. Rasi bisa melihat senyum cerianya ketika berhasil menyabet medali emas pertama kali saat kelas tiga SD. Rasi pun mampu melihat jelas ketika dirinya beserta Seril dan Vanya berpelukan sambil meloncat-loncat kecil menyoraki keberhasilan Rasi menjuarai kompetisi renang yang mengharumkan nama SMA Nusa Bakti.

Swimmer RollsWhere stories live. Discover now