Terapi Cinta

21 9 0
                                    

Lembayung senja melukiskan aksara tak terbaca. Hanya tulusnya hati yang dapat menerka hingga akhirnya menderaku akan tanya. Siapkah kujatuh cinta untuk terluka?

"Terapi?"

"Ya, terapi."

"Terapi kok di sini?"

Rasi mengernyit heran pada Bintang yang menyengir lebar.

Boleh saja bila melakukan terapi di tempat yang damai dan tentram seperti dalam film. Tapi melakukan terapi di pasar kaget yang hanya akan muncul di Hari Minggu, apa Bintang waras?

Hiruk pikuk orang berlalu lalang memenuhi jalan setapak. Bahkan melihat dari jauh, sudah menanam sesak yang membuat Rasi enggan untuk mendekat. Walaupun memang, cenderamata yang ditawarkan cukup membuat matanya terpikat.

"Ayo, Rasi jangan ngulur waktu, bakal ada parade keren jam sepuluh!" ajak Bintang semangat.

"Ah, gue males ke tempat beginian. Desek-desekkan, tahu!"

Rasi mencebik sedang Bintang menggigit bibir bawahnya sembari melotot. Cukup menyeramkan wajah tegas Bintang. Gadis itu pun terkekeh paksa dan mengacungkan dua jarinya.

"Ke tempat lain aja, okey?" bujuk Rasi yang hampir membuat Bintang terbuai.

Tapi, nggak boleh! Bintang harus berhasil membuat Rasi menurut. Bagaimana pun dia, 'kan seorang pemimpin.

"Kita mulai terapinya di sini atau gue tinggalin lo," ancam Bintang.

Bukannya terancam, Rasi malah melawan. "Ye, tinggalin aja. Gue bisa mesen ojek online dari sini!" cetusnya bangga bikin Bintang kicep.

"Mesen? Tanpa ini?"

Bintang angkat ponsel putih tinggi-tinggi, membuat Rasi membelalak. Memastikan, Rasi rogoh saku jaketnya berulang kali bahkan mengecek isi tas selempang cokelatnya. Rasi mendengkus sebal, benar saja ponselnya ada di tangan Bintang.

"Sejak kapan hp gue di tangan lo?!"

Bintang terbahak. Padahal tadi niatnya untuk menyelamatkan ponsel Rasi yang hampir terjatuh dari saku jaket cewek itu. Ia tak menyangka kalau kejadiannya seperti ini. Kebetulan yang sangat ia syukuri.

"Terus terapi apaan maksud lo di sini?"

Bintang berdeham lalu berjalan perlahan-lahan, memancing Rasi mengikutinya. Bintang pun mendelik jahil. Ia sampaikan satu kalimat yang bikin Rasi pengin bejek-bejek wajah Bintang sekarang.

"Terapi untuk mencintai gue!"

Sembari berjalan cepat dengan dua tangan masuk ke celana, Bintang memeletkan lidah pada Rasi yang tertinggal di belakang.

"Bintang gila!" rutuk Rasi mendengkus sebal.

"Buruan sini, Ras!"

Rasi mendesis. Dengan malas ia menyusul langkah panjang Bintang. Rasi lebih tidak mau bila harus tersesat di antara lautan manusia tanpa ponsel di tangannya. Mereka pun berjalan bersama diiringi kekehan jahil Bintang dan dengkusan sebal cewek itu.

{{}}

Parade berakhir. Tepukan tangan pun meriuh dari pengunjung termasuk dari Bintang. Cowok itu bersorak gembira. Bukan hanya karena penampilan keren yang ditampilkan parade akhir pekan ini, tapi karena dia tidak menontonnya sendiri kali ini. Ada Rasi, di sampingnya. Tidak pergi ke mana-mana.

Rasi yang tadi tampak tak minat, kini cengiran manisnya malah terlihat. Raut emosi yang sempat Bintang tangkap benar-benar telah lenyap. Kembang api seperti meledak di dada Bintang. Hangat menjalar di sana dan perasaan lega menyebar setelahnya. Rasanya luar biasa melihat orang yang disayang kembali tersenyum karena kita.

Swimmer RollsWhere stories live. Discover now