Tiga Aturan Pacaran

30 16 0
                                    

Hadirmu menepis sunyi. Derai tawamu tak kunjung berhenti. Hingga tanpa sadar, kamu masuk ke relungku yang tersembunyi.

Jadi pacar Rasi mengharuskan Bintang menoleransi keinginan cewek itu yang membuat tiga aturan selama mereka pacaran. Awalnya Bintang menolak. Mengapa juga harus ada aturan dalam pacaran? Tapi Rasi tak peduli mau Bintang setuju atau tidak. Karena simpel saja, mau pacaran, ya nurut. Kalau nggak, nggak ada yang maksa. Mencubit ulu hati Bintang. Kejamnya.

Bintang pun mau tak mau menuruti aturan Rasi yang mereka bahas tadi malam lewat aplikasi WhatsApp.

Isi poin yang benar-benar menyesakkan.

Three Point of Rules

1. Dilarang saling sapa saat jam sekolah!

2. Diizinkan berbincang setelah 30 menit dari bel pulang sekolah berbunyi.

3. Dilarang skinship dalam bentuk apapun!!!

Note: Apabila melanggar, PUTUS saat itu juga!

Mau sekeras apapun Bintang mencoba, ia tetap meringis menelan paksa deretan aturan yang terasa menyangkut itu. Terlalu sadis cara Rasi.

Merelakan kesepakatan daripada Bintang putus beneran, Bintang pun menjemput Rasi pada pukul 14.33 WIB. Di parkiran sekolah yang mulai sepi ini, Bintang bersama dengan Rasi.

Jaket navy bercorak bintang warna putih yang menyebar di ujung lengan melekat di tubuh Bintang. Hanya karena akan bertemu Rasi makanya dia bawa jaket andalan. Padahal biasanya, pakai baju lusuh pun Bintang tak acuh. Biar tambah ganteng katanya. Masa malu-maluin di depan pacar. Pacar, ya! Ingat, PACAR!

Bintang melirik sekilas pergelangan tangan Rasi. Sesuatu melilit di sana, membuat kening Bintang mengernyit samar. Sejak kapan Rasi suka pakai gelang?

"Gelang baru?" Bintang suarakan pikirannya.

Alis Rasi terangkat. Matanya pun bergerak mengikuti arah pandangan Bintang. Ah, gelang warna pink cerah di pergelangan kirinya. "Dari Seril," balasnya.

Bibir Bintang membulat sebagai tanggapan.

"Lo ... naik itu?"

Giliran Rasi yang bertanya. Dia menunjuk sepeda ontel yang begitu kontras dengan motor-motor yang memenuhi parkiran. Kalaupun ada sepeda, sepeda gunung, bukan ontel.

Bintang mengangguk mantap. "Emangnya kenapa?" Sekian detik, matanya pun mengerling. "Lo baru tau?!" pekiknya heboh.

Melihat Rasi mengangguk, Bintang mengusap rambut frustrasi.

"Dari kelas satu gue pake ontel, Ras. Segitu nggak pedulinya lo sama gue," desahnya dibuat-buat.

"Lebay, lo!" kesal cewek itu bikin Bintang memeletkan lidahnya pura-pura kesal pada Rasi yang memalingkan wajah.

"Ayo, pulang. Ontel ini lebih cepet daripada angkot yang biasa lo pake."

Bintang tepuk dua kali kursi penumpang yang sudah ia ikat bantal putih di sana. Biar empuk. "Buruan naik!" seru Bintang.

"Harus banget ya orang pacaran antar-jemput kayak gini?" keluh Rasi malah menanggapi hal lain.

Bintang terperangah. "Oh lo mau dianter juga? Oke, besok gue jemput lo jam 6 pagi," cengirnya. Kegirangan.

"Ih, bukan gitu, Bintang! Gue bisa ke sekolah sendiri!" sentak Rasi serius akan ucapannya.

Bintang menghela napas dan mengangguk tak puas. Ia pun menduduki jok sepeda dan mengeluarkannya dari tempat parkir. Lalu berhenti di samping gadis itu.

Swimmer RollsWhere stories live. Discover now