5th Rule : Do Research

8.2K 1.1K 45
                                    

Hem, mungkin ini sedikit curhat dulu. Sejak tingkat pertama kuliah dan melakukan kegiatan himpunan di dalamnya lalu dimarah-marahin oleh senior (sebenernya ke banyak orang sih) selalu omelannya sama : "MAKANYA RISET!" dengan suara bagaikan petir menggelegar. ha-ha miris.

Ya. Kenapa ya riset? Buat apa sih riset ? Meskipun sebenernya orang-orang ngga peduli apa yang udah kamu riset , tapi tetap saja riset itu penting. Untuk dirimu sendiri. Setidaknya dengan riset , cerita kamu akan lebih berkesinambungan satu sama lain. Setidaknya dengan riset ceritamu lebih berisi dan keren (kali).

Sebenernya apa sih yang musti di riset , ceritanya? Kan cerita dari otak bukan dari anu anu anu. Whoa, ingat kan apa yang ada di sebuah cerita 5W + 1H? Nah, ITU!

Misalnya nih, kamu udah berniat bikin sebuah cerita drama berlatar belakang Inggris. Misalnya inti ceritanya adalah si cewek anu bertemu si cowok ini lalu begini dan begitu, happily ever after. Si Inggris ini jangan cuma jadi latar tempat thok, coba diolah lagi. Kalo kamu taunya di Inggris cuma ada London's Eye, Buckingham Palace sama Big Ben doang itu sih kurang. Apalagi (misalnya) kamu belom pernah sama sekali ke UK. Setelah kamu baca-baca ato cari apalah ternyata di UK ada sebuah komunitas underground pemain skate (misalnya lho ya, ini misal, aku sendiri ngga tahu). Terus lakon utama kamu adalah seorang turis Indo yang nyasar, mungkin. Anak backpack pisan nih, segala hajar terus ke mana-mana. Ketemu cowok punk pemain skate. Terus kalo orang Inggris tuh manner-nya kaya apa ya, kemudian karena beda kultur etc etc akhirnya ini anu lalalala. Terus ternyata si cowo rebel ini adalah anak seorang perdana mentri, wew. Terus ternyata a, b, c, d.

Dari sana kamu bisa lihat ada berapa keyword yang setidaknya bisa kamu perdalam lagi. Anak perdana mentri misalnya, ya mau ga mau pasti ada aja kan bau-bau politik meskipun sedikit.

Riset itu ngga harus: "Buset, riset , aku harus baca bacaan berat dong?"

Ngga ko, ga seribet itu. Dengan kamu nonton film pun bisa jadi riset . Asal catet aja. Makanya perlu notebook, ehe. Cari film-film referensi yang aneh-aneh yang bahkan temen kamu sendiri ga tau ada film kaya gitu. Atau mungkin kamu lagi iseng coba cari-cari tentang salah satu mitologi Hindu, Shiva misalnya. kamu buka wikipedia, pasti kan banyak banget tautan-tautannya, kamu buka tuh satu persatu. Ya, pasti yang kamu cari bakalan luas banget, tapi ngga apa. toh untungnya buat kamu juga. Kamu juga bisa terus mempertanyakan kenapa dalam tulisan atau aspek-aspek yang kamu tulis. Dengan bertanya kenapa akan semakin dalam hal yang kamu cari.

Menurut aku, meskipun kamu menulis fiksi ngga ada salahnya kamu menyandingkan tulisan kamu dengan apa yang ada di realita. Buat perbandingan aja. even kamu buat cerita high-fantasy sekalipun. itu juga (saya sarankan) untuk riset lebih dalam lagi baik itu tentang simbol-simbol atau hal-hal semacamnya, biar cerita kamu lebih hidup dan lebih berbobot.

hm baiklah. maafkan jika ini muter-muter tapi riset itu penting. Pembaca ga perlu tau apa yang kamu reset, tapi kamu harus tahu apa yang kamu tulis dengan reset sehingga ada sesuatu yang lebih dalam dari cerita kamu sehingga para pembaca gemas dan ingin terus membaca cerita kamu. Pusing ya? aku juga pusing..

Research for your own sake.

Keep asking why

Know the keywords in your story

Writing Ideas And StuffWhere stories live. Discover now