17th Rule: Major, Minor

3.4K 333 22
                                    

ulasan tentang tv series membawaku ke pembahasan ini. Kalo dipikir2 ato kamu perhatikan baik-baik dalam tv series selalu ada yg namanya konflik besar dan konflik kecil. Konflik utama adalah apa yang menjadi cerita utamanya sementara konflik kecilnya adalah apa yang dibahas di episode itu. dari konflik kecil sedikit2 dibangun ke konflik yang lebih gede,  menjadi alur utamanya.

Contohnya dalam Hannibal.Kalo di season 1 konflik majornya menurutku dimana Will mencoba mencari tahu siapa si Chesapeake Reaper itu (yang sebenernya adalah Hanni)  tapi Hannibal dengan pinternya bisa memanipulatif Will sedemikian rupa sehingga wah jatohnya ngeselin aja. Lalu di tiap episode selalu ada kasus2 yg harus dipecahkan yang membawanya ke sana secara pelan2 (minor). kebayang kan ya?
atau kita coba ambil contoh lagi dari serial tv yg bisa menyatukan segala umat di seluruh dunia: GoT. majornya ya ini struggle orang2 untuk menjadi king of westeros selanjutnya.  minornya adalah proses pencapaiannya itu, si ini mati,  betrayal, si anu apa,  si itu mati dll.  karena dia punya karakter banyak banget jadi bikin cerita jadi jauh lebih kompleks gitu loh dan estetika kompleksnya tuh wakacaw banget.

terus gmn caranya menerapkan ini ke dalam tulisan? ya intinya sih gini: kamu mau bawa cerita kamu ke mana? kalo kamu ga punya tujuan utama dalam cerita ya kayanya sih ceritamu ga bakal beres2. muter2 aja terus ngeliatin kehidupan sehari2nya si anu terus bosan karena ga jelas terus akhirnya diabaikan.

Kalo kamu udah punya tujuan,  kayanya sih bikin konflik2 minornya jauh lebih gampang. kamu tinggal memainkan karakter2 dalam ceritamu. Contohnya apa ya contohnya...haha aku bingung mau ngasih contoh apa, sedang kering ide. Yah, meskipun inti cerita kamu benar-benar umum yang mana misalnya ada cewek anu ngeceng cowok ini dan nantinya hidup bahagia, dengan sederhana kamu bisa membuat konflik yang seru hanya dengan bermain dengan seputar tokohnya saja.

Meskipun aku bukan mahasiswa psikologi, tapi aku tahu manusia itu makhluk yang kompleks. Mereka makhluk sosial, mereka mempunyai sifat-sifat yang meskipun bisa ditebak tapi tetap saja memberikan kejutan di luar ekspektasi. mereka berinteraksi dan berhubungan. adanya ketidakcocokan ideologilah yang bikin orang-orang 'selek' satu sama lain dan menciptakan konflik. Mereka punya rasa, mereka punya akal pikiran mereka tahu apa yang mereka sukai dan benci dan ketika tidak sevisi maka mereka akan merasa  benci atau dengki atau iri. Sesederhana itu.

Namanya juga cerita, pasti tokoh dalam fiksimu minimal ada dua lah ya. Tapi buat contoh, dua orang pun masih kebanyakan. Coba kita iseng jabarin bisa sekompleks apa hidup seseorang dan bagaimana hubungannya dengan lingkungan sosialisasinya.

Sebut saja dia anu (lagi). Yah dari segi penampilan anggaplah dia cewek yang biasa-biasa saja...dengan tinggi sedikit di atas rata-rata. kita beralih ke lingkungan keluarganya. Apa keluarganya baik-baik aja? Dia tinggal sama siapa? ayah, ibu, kakak-adek, kakek dan nenek? komplitkah? Ayah ibunya sering berantem apa ngga? kalo iya dampak ke si anu gimana? Dia sama sodaranya akrab ga, apa bodo amat, akrabnya kaya gimana sih? Seintim itukah? Neneknya gimana, sehat? apa di rumah sakit? Kalo di rumah sakit keluargnya bisa ngebiayaiin ga? Apa anu juga musti ikutan kerja? Apa ibunya pengangguran? Pemabuk? ato jangan-angan dia hanya jualan tempe (kenapa tempe aku pun ga paham). Anu sendiri kalo di rumah gimana sih, ngurung diri di kamar apa pecicilan di dapur ato ga bisa diem apapun yang terjadi bagaikan seseorang yang mempunya bisul di pantat? Dia anak pungut apa ngga, punya penyakit khusus apa ngga.

terus kita berlanjut ke lingkungan sekolahnya. Dia termasuk anak yang bagaimana, pinter, bego, anak cheers ato geek, ato anak yang biasa-biasa aja hobi main sama anak2 cowo? Kalo main sama anak2 cowo temen2nya gimana, jeles ga? Dia pergi naik angkot apa bawa motor ato dianter tiap hari?temen cowoknya ada yang ngeceng ga, apa si anu kaga peduli. Sekolahnya lancar? kalo ngga kenapa, apa ada hubungan sama keluarganya? sama pekerjaannya? sama temen-temennya? Anu sama temen cewek gimana, dia suka ikutan belanja ga? jaket favoritnya ada yang suka pinjem ato apa ga? hapenya, hape butut apa bukan? Sosmed dijabanin semua apa ngga? Sepatunya sepatu mahal bukan? kalo iya temen2 ceweknya gimana, ato temen cowoknya ato apa gimana gitu? Ekskulnya apa, suka ngga, temen-temennya yang di sana gimana? etc etc etc.

Mungkin pertanyaan di atas sederhana, tetapi akan menjadi kompleks ketika kamu sudah menjawabnya dan menghubungkan satu sama lainnya. Yah kita coba tarik contoh dari penjabaran ke atas konflik utamanya adalah bagaimana upaya si anu untuk dapet duit gede biayain sekolah dan ternyata si anu di sekolahan itu anak cuek yang nilanya jeblok terus. Hal ini ternyata disebabkan oleh orang tuanya yang mau cerai, misalnya. Kenapa mau cerai? ternyata emaknya pemabuk dan babehnya  ke tutang gede. loh emang emaknya kenapa bisa mabok-mabokan? babehnya ngutang ke mana? wew, terus si anu tau kondisi mereka gimana, curhat ke temennya kah atau gimana gitu terus gimana. terus ternyata dimulailah pekerjaan anu sebagai penjual tempe underground (apa ini). terus di kehidupan underground teh ngapain aja ya. apa dia aman? cowok  yang dia keceng gimana, apakah dengan bekerja nilainya juga naik? orang tuanya gimana? pas neneknya meninggal si anu gimana etc etc etc. komplesk ga sih ni, mungkin kurang sih ya, tapi kalo beneran niat mah bisa-bisa aja sih. tinggal disambung-sambungin sambil berpikir liar.

pahamkah? semoga paham, maafkan lagi hantu.


where are you gonna take your story?

Conflict(s) come from human interaction and their behavior + ideology.

Expand your chara details.

Make chains, think wild.

Writing Ideas And StuffWhere stories live. Discover now