6th Rule: Human is Visual Creature

7.6K 1K 60
                                    

Pernah tidak, kamu melihat sebuah presentasi tapi isinya hanya tulisan? Bosan kan, bosan. Tapi bagaimana kalau presentasi itu didampingi dengan gambar atau grafis bagus, dengan warna-warna yang memanjakan mata dan hal-hal serupa lainnya? Saya yakin isinya akan lebih masuk ke kepala daripada yang isinya hanya tulisan saja.

Jika kita lihat dari sejarahnya pun, sebelum adanya tulisan orang menggunakan gambar dalam bercerita dan berkomunikasi. Lihat saja manusia purba. Mereka meninggalkan artefak berupa gambar, bukannya tulisan.

Lantas apa hubungannya gambar dengan kepenulisan? Kita kan ngga bikin komik. Kita menulis cerita di sini. Terus maksudnya apa?

Nah itu tugasnya. Menciptakan visual di kepala pembaca dari kata-kata yang kita rangkai. Bagaimakah? Deskripsi! Ya, kalimat deskripsi. Kalimat deskripsi itu penting, tapi kalau terlalu banyak juga tidak baik. Saya sendiri suka gemes kalo ngebaca cerita tapi isinya hanya dialog saja serta beberapa sound effect yang agak berlebihan. Bro, ini bukan komik. Komik ada gambarnya jadi jelas mereka ngapain, di mana dsb. Dan menurut aku paragraf deskripsi itu penting supaya tidak memberikan kesan flat di sebuah cerita. Ngga perlu banyak, secukupnya aja, sesuai selera kalian. Bagaikan menambahkan garam ke masakan, kalo kebanyakan kan bakal keasinan.

Saya sendiri bingung kalau harus memberikan contoh, jadi saranku untuk mencoba membuat paragraf deskripsi ya latihan. Tapi mari kita coba aja ya. Misal lagi nih, misal. Dalam cerita yang kamu bikin akan ada sebuah tempat bersetting rumah bordil (maafkan dengan contoh yang tidak senonoh ini, kemarin lagi iseng nyari itu sih).

contoh 1:

David masuk ke dalam rumah bordil itu. Ia disambut dengan tiga orang perempuan berparas cantik dan bertubuh seksi. Salah satu diantaranya bertanya,  "kamu mau bagaimana?"

ahaha apa dah. hambar ga sih. Setelah baca itu komentar yang keluar paling cuma "oh". cantiknya tuh kaya apa ya. pas masuk tuh gimana ya.  tiga orang perempuan tuh sama semua gitu atau gimana ya?  baiklah coba kita bandingkan dengan contoh 2.

contoh 2:

seluruh ruangan berwarna merah temaram. Bordiran berbentuk mawar terpatri di dinding yang warnanya sama dengan nuansa ruangan itu. Mulut David menganga, ini kali pertamanya masuk ke sana. Disambut dengan tiga orang wanita jelita yang mendadak menghampirinya dan menggandeng tangannya membuat jantung pemuda berusia delapan belas tahun itu berdetak lebih kencang....

baiklah kalo dipanjangin nanti bisa kebablasan.  sekali lagi itu misal lho dan sekali lagi maafkan dengan contoh yang agak kurang senonoh itu hahah.

Terus bagaimana cara mendeskripsikannya? aku kan ga pernah ke saritem. ingat lagi,  manusia itu makhluk visual. ingat lagi,  reset. ingat lagi sekarang apapun sudah dipermudah dengan namanya Internet. kamu buka google kamu pasang keyword nya di google image lalu keluar gambar kan? nah dari sana kamu coba deskripiskan.  simpel lho. sesederhana itu malah. (tapi ada baiknya kalo kamu terjun ke lapangan, karena pengalaman itu lebih baik daripada liat gambar aja,  tp kalo belom cukup umur jangan ke saritem ya ahaha)

Selain itu ada juga cara mudah membuat kalimat deskripsi, dengan mempertanyakan 'apa'. Sederhananya ini; kita manusia mempunyai lima indra. Tanyakan 'apa' pada kelima indra itu : apa yang ia lihat, apa yang ia cium, apa yang ia rasa, apa yang ia dengar, apa yang ia raba.

Untuk memperdalam suatu desripsi, bisa juga setelah kamu menanyakan 'apa' kamu lanjutkan dengan kata tanya 'bagaimana'.Bagaimana bentuk benda yang ia lihat, bagaimana lagu yang ia dengar dll., dll..

Sederhana kan? Sederhana dong.

ciptakan visual dengan kalimat deskripsi

paragraf deskripsi = practice makes perfect

what —> how —> what —> how

Writing Ideas And StuffWhere stories live. Discover now